Pulang kerja Yuta langsung masuk dalam rumah dan mandi karena kalo nggak mandi Winwin bakalan ngamuk.
Selesai mandi dia samperin Winwin yang lagi duduk di atas tempat tidur. "Hehe... udah wangi aku."
Winwin natap Yuta terus tutup laptop karena dari tadi dia nonton. "Kenapa?"
"Lea sama Asahi gimana hari ini?" Yuta duduk di pinggir kasur, ngajak ngobrol.
"Kayak biasa, berantem, lempar-lemparan, yah gitu deh."
"Terus nih ABC ngerepotin lagi nggak?" Yuta senyum terus dia elus-elus perutnya Winwin.
"Nggak kok, mereka hari ini aman-aman aja." Winwin jawab sambil senyum juga.
"Mau sapa dong."
Winwin ngangguk terus dia duduk duduk dan ngebiarin Yuta berlutut depan dia.
"Hai... sehat-sehat di dalam yah... ntar kalo udah keluar papa ajarin gimana boxing biar ntar nggak kayak kakak-kakak kalian." Yuta cium perutnya Winwin.
"Apa sih... " Winwin ketawa terus dia elus kepalanya Yuta. "Ntar tiga-tiganya yang ada pukul-pukulan terus kayak gitu."
"Loh... bagus dong, biar aku bisa liat adegan boxing secara langsung."
Winwin manyun terus dia mukul pelan pipinya Yuta. "Aneh-aneh kamu."
Yuta ketawa dia berdiri nyuri satu kecupan di bibir terus duduk di samping Winwin. "Aku udah siapin nama-nama buat mereka."
Winwin sandaran di bahu suaminya. "Buat aja, aku serahin semuanya ke kamu."
"Mau tamu nama mereka?"
"Apa emang?"
"Samsul, ipon, opo."
Denger omongan Yuta ngebuat Winwin ngakak kenceng. "Apa sih Yuta!" Winwin geleng-geleng kepala. "Malah dikasih nama-nama merek hp."
"Biar nanti kalo manggil langsung KONTER."
"Yuta ah!" Winwin mukul pelan bahunya Yuta. "Nggak mauuuu!" dia ketawa-ketawa.
"Becanda sayang, yakali aku kasih nama kayak gitu." Yuta nyubit pelan hidung Winwin.
"Mama papa!" Lea tiba-tiba masuk terus dia langsung naik dan sembunyi di belakang dua orang tuanya.
"Weh! Apa nih?" Yuta ngernyit bingung.
Nggak lama Asahi masuk udah bawa-bawa tongkat baseball. "SINI KAMUUU!"
Yuta garuk kepalanya. "Yaelah adam hawa berantem mulu perasaan."
Asahi micingin mata. "Dia yang mulai!"
Winwin senyum. "Sini sayang... " dia panggil si bungsu buat deketan.
Asahi jalan samperin Winwin, kalo sama emak lembut dia mah. "Maaaaa... kak Leaaaa!"
Winwin kekeh terus dia cium kepalanya Asahi. "Udah ah, berantem mulu perasaan."
"Tsundere emang ini dua anak." Yuta narik Lea terus biarin itu anak duduk di pangkuannya. "Salaman coba, damai."
"Nggak mau!" dua-duanya jawab bareng.
"Loh kok nggak mau?" Winwin nanya.
"Ujung-ujungnya tetep bakalan berantem lagi ma." Lea jawab sambil senyum lebar.
Asahi ngangguk setuju. "Jadi nggak usah damai-damai."
"Yeeee... dasar beban keluarga!"
"PAPA!" Lea sama Asahi teriak bareng dan Yuta malah ngakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Keluarga Kita [END]
HumorSequel dari NCT: Cerita Kita Cerita dimana hari-hari mereka dilalui bersama anak-anak yang hebat (read: dikit bobrok) pintar, dan juga sangat aktif. Sekali lagi dalam kehidupan manusia setiap keluarga memiliki tantangannya masing-masing. Namun, mau...