Prolog

27 2 0
                                    


Kau yang berada dibelataran sunyi...
Beraninya mengusik kesunyian yang sudah lama dibangun
Beritan rasa yang kembali, akankan menari mengikuti alunan ataukah terjatuh....

_Maryam Nursohibah

***
"Cukup pa, ma. Maya tidak ingin selalu diatur terus, dari mulai cita-cita hingga sekarang urusan memilih pasangan hidup pun juga harus di atur-atur".
"Dek ini untuk kebaikanmu lo. orang tua mana si yang gak ingin anaknya hidup bahagia nak." ucap sang ibu

"Yah Mey tau ma, Mey tau itu. makanya beri keluasan kepada Mey buat keputusan sendiri, dari dulu Mey udah nurut sama papa sama mama coba kali ini mengertilah
Mey hanya ingin sedikit menghirup udara segar pa. pokonya Mey tidak mau dijodohkan ma, pa tidak. Mey udah punya pilihan sendiri". Berlinag air mata dan dengan tegasnya menolak menah-mentah untuk perjodohan konyol menurutnya. Pertama kali seorang Maya alias Maryam Nursohibah membantah kedua orang tuanya karan tidak mau di jodohkan oleh orangtuanya.

"Bagus udah berani sekarang, bantah sama papa". Sambil menganggat tangan untuk menampar anakanya itu tapi secepat kilat ia urungkan.

"kanapa, tampar pa tampar... ayo pa tampar Maya paaa. Dengan suara bergetar dan volume suaranya sedikit keras dan ada nada membentak disana. Sedari tadi hanya menagis dan menagis yang menjadi pilihan satu satunya karan menerima kenyataan pahit yang pertama kalinya dari papa mama menurutnya.

"Sayang papa minta maaf... papa khilaf.. Papa kepancing maa..."

"Gak nyangka". Menggeleng kepala berulang kali dan berjalan mundur. Sambil mengelak pembicaraan sang papa yang belum selesai

Dan berlari menuju kamarnya yang di lantai dua, sambil membuka pintu kamar dan kembali menutupnya dengan begitu keras.

Brrrugg.....

Dan jangan tanyakan lagi apa yang dilakukan Maryam di dalam kamar, yang pastinya menagis dan menangis menjadi salah satu pilihan.

Constancy That Never EndsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang