press play
⏮▶⏭"Ck anjing lah!"
Abiyu menslide tombol berwarna hijau yang tiba-tiba muncul di layar ini dari kiri ke kanan.
"Apa sih?!" Kesal Abiyu setelah mengangkat teleponnya.
Aerlyn terdengar merinding sedikit saat mendengar teriakan Abiyu yang cukup memekakkan kuping, "Abi, lagi dimana?"
Abiyu memutar bola matanya malas, "Lagi dirumah Vernon"
"Boleh jemput gua ga? Gua di—"
"Ck! Lu nyusahin banget sih, pesen grab aja. Gua mau lanjut ngegame, jangan ganggu."
"Tapi Bi, gua—"
Pip.
Abiyu langsung memutuskan telepon mereka sebelah pihak lalu berdecak. Kemudian kembali membuka aplikasi game di handphone nya.
"Siapa tuh?" Tanya Bima sambil fokus bermain game di hpnya.
"Biasa" Jawab Abiyu enteng.
"Lo terlalu kasar sama pacar sendiri Bi" Tegur Wiwit sambil melirik Abiyu.
Abiyu menggedikan bahunya, "Gua juga ga anggap dia pacar. Lagian siapa suruh dia tiba-tiba nelpon gua minta jemput, kan dia bisa pulang sendiri naik Grab. Ngapain minta jemput segala, manja banget"
"Ya itu tugas lo sebagai—"
"Gua pacar, bukan ojek." Jawab Abiyu tegas.
Wiwit yang omongannya baru dipotong itu hanya bisa menghela nafas dan lanjut bermain game.
"Tadi katanya ga dianggap pacar" gumam Bima.
"Jagain pacar lu yang bener, selagi dia masih milik lu" Kata Vernon sambil menepuk bahu Abiyu kemudian dia bangkit dari tempat duduknya.
Abiyu berdehem lalu mendongak, "Mau kemana?"
"Nyebat, bentar." Jawab Vernon sambil nyengir.
Abiyu mengangguk lalu kembali mabar dengan teman-temannya. Dia sama sekali gak peduli sama teguran dan omongan teman-temannya, intinya dia ga peduli sama Aerlyn.
Sementara disisi lain, Aerlyn lagi berdiri didekat gerbang sekolah untuk mencari tumpangan. Aerlyn baru selesai lab jadi pulangnya lebih sore dari biasanya.
Tadinya Aerlyn emang mau mesen Grab, tapi keinget dia lupa bawa dompet dan saldo ovo juga udah habis. Terpaksa Aerlyn minta tolong dijemput sama Abiyu, bukannya dijemput tapi malah dibentak.
Udah biasa juga Aerlyn dibentak sama Abiyu.
"Mau pulang Lyn?"
Aerlyn menoleh dan mendapatkan Radith yang entah sejak kapan berdiri di sebelahnya sambil melipatkan tangan di dada.
Aerlyn mengangguk pelan sambil cengengesan, "Iya"
"Pulang sama siapa?"
Aerlyn menggeleng, "Ga tau, gua belum dapet tumpangan"
"Sama gua aja yu?" Tawar Radith sambil tersenyum manis.
Aerlyn langsung mengangguk pelan. Efek dari salting karena senyuman manis dari bibir Radith.
Aerlyn terlonjak kaget saat Radith tiba-tiba mengambil beberapa map yang sedang dia pegang.
"Gua aja yang ambilin buku lo, gua tau berat"
"Engga ko ga berat" Bohong Aerlyn sambil menggeleng cepat dan berusaha mengambil bukunya dari Radith.
Radith berdesis lalu menunjuk lengan Aerlyn, "Liat tuh tangan lo merah"
Aerlyn langsung melihat bagian lengan yang ditunjuk oleh Radith lalu dia langsung menggaruk tengkuk nya karena ketahuan bohong, tangan nya memang sedikit merak karna mengangkat buku-buku yang lumayan berat ini.
Lebih tepatnya, buku Abiyu.
"Yuk."
Aerlyn mengikuti Radith berjalan menuju parkiran dan sesekali mengusap tangannya yang masih ada bercak merah.
"Sakit?"
Aerlyn mendongak dan mendapatkan Radith yang sedang menatapnya, "Engga ko"
Radith menoyor kepala Aerlyn pelan, "Bohong banget sih!"
Mereka berdua masuk ke dalam mobil Radith. Aerlyn langsung memasang seatbelt setelah dia duduk di kursi penumpang mobil Radith.
"Abiyu?"
Aerlyn menoleh ke Radith dan mendapatkan Radith sedang melihat cover map transparan milik Abiyu.
Aerlyn lupa, map Abiyu ini transparan jadi pantas saja Radith bisa membaca nama yang tertulis dicover buku.
Aerlyn langsung merebut map itu dari tangan Radith yang membuat Radith menatapnya dengan heran.
"Kok lo bawain buku Abiyu?"
"T-tadi gua pinjem buku dia" Jawab Aerlyn dengan ragu sambil menelan ludahnya karena gugup.
Aerlyn terpaksa berbohong, karena dia ingat Abiyu pernah bilang kalau gak mau hubungan mereka berdua diketahui orang lain.
Lagian juga dia sadar dia bego karena mau ngerjain PR Abiyu, tapi kalo udah yang namanya sayang yaudah susah.
"Ooh."
Aerlyn cengengesan dan kemudian mengucap syukur dalam hati karena Radith percaya dengan omongannya dan gak merasa curiga.
"Lo gimana sama pacar lo? Udah better hubungannya atau masih toxic?"
Aerlyn menghela nafas dan tersenyum miris, "Ga ada perkembangan, yang ada makin parah"
Tangan lembut Radith tiba-tiba mengusap rambut Aerlyn, "Inget omongan gua kan?"
"Inget kok, lu nyuruh gua keluar dari zona ketoksikan ini"
Radith menarik tangan nya kembali dan mulai melajukan mobilnya keluar dari parkiran, "Yes, lo terlalu berharga untuk dilukai"
Line!
Varchielabiy
|Jgn lp kerjain pr guaAerlyn tersenyum tipis dan menatap keluar jendela setelah membaca pesan dari Abiyu. Aerlyn tiba-tiba teringat dengan omongan Keisya kemarin sehingga dia langsung menatap Radith.
Radith yang lagi nyetir langsung salting gara-gara ditatap sama Aerlyn, "K-kenapa Lyn?"
Aerlyn menggeleng dan kembali melihat ke perjalanan.
Apa udah saatnya gua lepas dari Abiyu?
»»——⍟——««
𝙏𝙤 𝘽𝙚 𝘾𝙤𝙣𝙩𝙞𝙣𝙪𝙚𝙙®bab00n