"Hah ... Dira sayang, panggil semua petugas suruh ke kantorku, Kalian berdua juga!" ucap Hikari yang dijawab dengan anggukan oleh Adira, ia segera pergi begitu saja.
Ohok ohok ...
"Aduh ... makannya pelan-pelan kalau minum, jadi tersedak kan!"
"Ah ... iya iya, aku ke kamar mandi dulu, kau duluan saja!" ucap Aito, matanya sampai memerah karena batuk.
"Aku tunggu deh, buruan!" ucap adira agak khawatir sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Di kantor Hikari_
"Sorry prof. Hikari, tadi kami hanya menemani Mr. Aito untuk mencari penyusup- nya, tapi ternyata mereka ada di sana, kami tidak tahu seharusnya kami berbagi tugas, maaf." ucap petugas itu menjelaskan dan meminta maaf sambil membungkukkan sedikit badannya.
Keadaan menjadi hening, Hikari yang bingung memijat pelipisnya, petugas yang lain hanya bisa diam tak berani bicara lagi. Lalu pintu perlahan dibuka, terlihat dua pemuda yang berjalan agak tergesa-gesa sambil memperbincangkan sesuatu.
"Maaf kami terlambat." ucap Aito segera masuk.
"Tadi Kak Aito ke kamar mandi dulu!" celetuk Adira berkata jujur.
"Kok bilang sih!" bisik Aito merasa dia disalahkan.
"Kan jujur!" bisik Adira merasa ia memang benar.
"Engga gitu juga, Ira!" bisik Aito balik, merasa tidak terima dia disalahkan.
"Ih ... tapi aku jujur, apa salahnya sih?" bisik Adira kembali, ia tak mau kalah.
Sudahlah, memang notabenenya perempuan selalu benar 👍🙂
Sementara Hikari hanya bisa bengong melihat kelakuan keponakannya itu.
Adira menatap Hikari. "Jadi bagaimana Paman? Apa yang harus kita lakukan?"
"Entahlah ... aku juga bingung. Sebenarnya mesin itu belum siap, siapapun yang masuk tidak bisa kembali dan aku tidak habis pikir bagaimana bisa mereka mengetahui sandi mesin itu!" Hikari sangat kesal sampai memukul meja, membuat semuanya terkejut.
Aito maju kedepan Hikari. "Apa Paman tidak bisa segera menyelesaikannya?" tanya Aito.
"Itu butuh waktu lumayan lama Ai!" ucap Hikari dengan nada tinggi tersulut emosi.
Aito terkejut dan mundur beberapa langkah mendengar jawaban dari Hikari.
Sejenak ruangan itu kembali hening, tidak ada yang berani bicara lagi.
Aito menarik napas panjang, bibirnya agak komat-kamit ingin mengucapkan sesuatu. "Em ... maafkan aku Paman, aku ... Ini salahku, aku salah mengajak mereka semua tadi, sampai tidak ada yang menjaga mesinnya, seharusnya aku tidak melakukan itu. Jadi sebagai gantinya, aku akan pergi kesana untuk menangkap para penyusup itu. Jika memang tidak bisa kembali ... biarkan saja aku lenyap."
Hikari mendongak, ia melihat wajah Aito yang murung. "Hei, jangan begitu, itu tidak sepenuhnya salahmu. Aku akan mencoba untuk menyelesaikan mesin itu segera, tapi tidak bisa secepatnya. Dan soal kalian menyusul kesana ... itu berbahaya dan tidak pernah di coba sebelumnya karna belum siap, takutnya kalian tidak selamat, lalu orang tua kalian? Pasti yang dituju paman!"
"Jika paman Dani marah, ada Ayahku!" sahut Adira.
"Maksudmu Kei? Hah ... aku tidak yakin itu! Mereka kan sering bertengkar!"
"Ayolah Paman! Ini harus di lakukan, jika kami tidak segera menangkap mereka dan membawa kembali, bisa-bisa akan menyebabkan masalah disana!" ucap Adira mencoba meyakinkan.
"Tunggu dulu, aku tidak mau melibatkan mu sekarang, Ira. Kalau Paman Kei tahu, aku bisa kena marah nantinya, ini juga soal taruhan nyawa! Bagaimana jika Paman Hikari tidak berhasil menyelesaikan mesinnya?" ucap Aito khawatir.
"Hei kau meragukan ku?!" sahut Hikari dengan wajah datar.
"Tadinya Paman sendiri ragu dengan kemampuan Paman kan?" ucap Aito. Membuat Hikari terdiam.
"Tidak ... kau tahu, ini kasus milik kita berdua, sebagai mitra yang baik, aku akan selalu ada bersamamu!"
"Adira ... baiklah, tapi kau selalu bersamaku oke?!" ucap Aito yang dibalas anggukan oleh Adira.
"Paman, tolong ya ...."
"Baiklah ... tapi hati-hati, dan ... coba pakai ini." Hikari memberikan sebuah alat komunikasi. "Kemungkinan kita bisa berkomunikasi lewat itu, tapi kalian harus berjanji untuk bertahan sebaik mungkin, aku juga akan berusaha semaksimalnya agar kalian bisa kembali." lanjutnya
"Baik Paman, kami janji."
Singkatnya mereka memasuki portal itu, terlihat begitu jelas kekhawatiran di wajah Hikari, ia khawatir jika saja ke-dua keponakannya tidak selamat nantinya.
___________________________________
[Revisi]
Bersambung ....
Yo, Apakah Aito dan Adira nantinya bisa kembali?
Jan lupa vote and komen nya
Terima kasih ....
By by😄
Salam_ Keisha Adira.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adventure Of Parallel World [Case] ✔
FantasiKisah ini berawal dari kejar-kejaran antara detektif dan penjahat, membawa mereka masuk ke sebuah laboratorium milik seorang ilmuan di ujung hutan. Dengan sengaja para penjahat menyalakan mesin yang mengeluarkan sebuah portal menuju dunia paralel...