Puisi 1949

27 1 0
                                    

Puisi 1949

Lonceng kematian Imperialisme Belanda berdentang sudah

Dihadapinya dua  kesulitan negeri sekaligus sekarang

Yang satu kondisi negeri mereka setelah perang besarnya

Masih belumlah selesai malahan membikin masalah yang baru

Hendak mencengkramkan kukunya kuat-kuat kedua kalinya

Maka jadilah ini kesulitan negeri mereka yang kedua

Perolehannya hanyalah gigihnya semangat juang tiada henti

Perang gerilya semesta dari balik tandunya Jenderal Besar

Serta ditutupnya dompet daripada pendapatan negeri Belanda

Kini didesaknya angkatan perang Belanda itu

Sampai-sampai berada ke dalam ambang kehancuran

Pertimbangan dunia tidak lagi memandang sekutu

Memandang desakan Asia yang kini mengutuk Belanda

Boikot dijatuhkan Asia kepada Belanda, mendesak fikir

Bendungan yang dibuat Belanda untuk menghambat gerak

Telah jebol karena tekanan yang besar, dan pantang menyerah

Gigih telah menjadikan perjuangan amatlah gagah

Mentalitas yang dijaga oleh pejuang kita

Jangan biarkan dunia berpandangan dan berkata

Kemerdekaan Indonesia dihadiahkan dari seorang diplomat

Lebih-lebih karena belas kasihannya, tidak sama sekali tidak

Indonesia harus bertahan dan berjuang, jutaan jiwa harus gugur

Untuk mendapatkan nama dan haknya dimata dunia.

Puisi Untuk IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang