Dari 20 ke 3

79K 6.1K 815
                                    

Selepas NCT tampil di panggung MAMA dengan durasi waktu 22 menit lebih, mereka turun backstage dan staff memberi mereka minum untuk masing-masing anggota. MAMA tahun ini tidak menyediakan waiting room untuk para idol, membuat mereka menunggu di parkiran, di dalam mobil masing-masing.

"Tahu begini tadi kita pakai bis, tidak pakai mobil!" gerutu manager NCT 127, udara semakin dingin dan dia khawatir pada kesehatan anak-anak asuhnya.

"Hyung, aku belum dapat minum" ujar Jaemin pada managernya, membuat managernya mencari staff acara untuk meminta satu botol lagi.

"Minum punya hyung dulu, Jaeminnie" ujar Taeyong sembari memberikan botol air pada Jaemin.

"Ah tidak usah hyung, kau lebih butuh." Jaemin pergi dari kerumunan member menemui managernya.

"Hyung, aku ingin ke toilet" ujar Jaemin, manager Dream segera membawanya ke toilet.

"Jaemin mana?" tanya manager 127 yang tadi mencarikan Jaemin minum.

"Ke toilet dengan manager Dream" jawab Lucas.

"Itu untuk Jaemin?" tanya Jeno yang diangguki managernya.

"Biar nanti aku berikan hyung" ujar Jeno, manager pun memberikan minuman itu pada Jeno. Tapi entah mengapa Jeno merasakan firasat buruk saat melihat minuman yang ada di tangannya.

"Jeno, apa itu untukku?" tanya Jaemin saat ia kembali dari toilet.

"Ne, untukmu" Jeno memberikannya pada Jaemin yang sepertinya sudah kehausan, karena sebotol tanggung itu langsung ludes.

Semua member sudah melepaskan semua mic yang mereka pakai, dengan memakai mantel, mereka semua keluar menuju basement, tempat parkir.

Saat perjalanan ke basement, semua nampak baik-baik saja awalnya, mereka saling melempar candaan, bahkan mereka bercanda dengan staff NCT juga manager. Tapi itu tak bertahan lama saat mereka mendengar erangan kesakitan Jaemin.

"Jaemin? Hey, kau kenapa?!" Renjun yang paling dekat dengan Jaemin segera mendekati sahabat selinenya.

"Jaemin, kau kenapa?" tanya Taeil panik saat adiknya hanya menjawab dengan rintihan.

"Jaemin? Hey!" namun Jaemin tetap tak dengar, dia merintih, tubuhnya terasa panas, rasanya juga sesak. Tubuhnya ambruk ke bawah, membuat Renjun makin panik.

"Jaemin!" semua member balik badan dan mendekati Jaemin, Jeno segera mengambil posisi di sebelah Jaemin.

"Jaemin, hey! Kau dengar aku? Kau kenapa?!" tanya Jeno dengan nada sedikit naik, agar di dengar sahabatnya.

"Sakitt... ukh... sessaakkk... panasshh hiks ini sakittt tolonghh ukhh" Jaemin meremat jemari Jeno yang menggenggamnya.

"A... air..." lirih Jaemin.

"Air! Beri aku air!" teriak Yuta pada staff NCT yang langsung berlari mencari air. Jaemin masih mengerang kesakitan.

"Kita harus cari ruangan, kita tak mungkin membiarkan Jaemin kesakitan di sini" ujar Johnny.

"Ada ruangan kosong di sebelah sini" seorang staff NCT lainnya menemukan ruang kosong dan Jeno dibantu Jungwoo membawa Jaemin masuk ke dalam ruang kosong tersebut, member lain ikut masuk, terakhir adalah Yuta yang menunggu air.

"Ini airnya" setelah mendapatkannya, Yuta dan staff NCT tadi segera masuk ke dalam ruang kosong, manager WayV mengunci pintu ruangan.

"Jaemin, ini airnya." Jaemin melepaskan genggamannya pada Jeno dan melepas mantel, jas, hanya menyisakan kaos hitam yang ia kenakan tadi. Dia buka tutup botolnya dan menuangkan semua airnya ke badannya. Tapi rasa panasnya tidak hilang.

"Masih panas" lirih Jaemin, semua member, manager, dan staff bingung harus melakukan apa.

Haechan dan Ten mengipasi Jaemin dengan kertas yang mereka temukan di sana.

"Kau kenapa sebenarnya?" tanya Taeyong khawatir. Mark ikutan mengipasi Jaemin yang masih merintih kesakitan. Mereka tak bisa pulang jika keadaan Jaemin seperti ini.

"Kau butuh berapa banyak air, ayo katakan biar hyung bawakan" Yuta bertanya dengan nada cemas.

"Banyak" lirihnya. 

"Akan aku carikan banyak air" ujar salah seorang staff.

"Tidak perlu hyung!" cegah Jisung.

"Di pojok ruangan ada toilet, airnya ada, bisa digunakan." Jaemin yang mendengar itu segera lari ke toilet yang ada di pojok. 

Ada bak berisi air penuh, Jaemin dengan tenaga seadanya menyeret bak air itu, menjauh dari kran, setelah cukup jauh, dia menyalakan kran airnya dan duduk di bawahnya. 

"Hahhh~" panas di tubuhnya mulai terasa perlahan hilang.

"Astaga Jaemin!" kaget Jaehyun. Jaemin terkekeh.

"Tenang hyung, panasnya sudah mulai hilang" ujar Jaemin.

"Bawakan handuk!" teriak Jaehyun, staff noona segera pergi mencari handuk.

"Mau sampai kapan?" tanya Kun yang ada di balik tubuh Jaehyun.

"Tidak tahu" Jaemin menutup matanya, menikmati guyuran air. Dia memang suka kehangatan, tapi tidak untuk tadi. Tadi itu panas yang menyiksanya, membuat kulitnya seperti terbakar.

"Jaem, sudah, ayo bangun dari sana, dan kemari!" titah Jaehyun sembari membawa handuk besar untuk melingkupi tubuh Jaemin. Jaemin menurut, dia bangun dari sana dan mendekati Jaehyun, sesegera mungkin si pemuda Jung itu melingkupi tubuh ramping Jaemin dengan handuk besar.

"Sudah Jaeminnie?" tanya manager Dream yang masih memasang wajah cemas.

"Sudah lebih baik hyung" jawab Jaemin.

"Ayo keluar dan segera pulang supaya kau tidak sakit" Jeno mengambil alih posisi Jaehyun memegang handuk Jaemin, karena dia yang akan semobil dengan Jaemin. Mereka keluar setelah memastikan tidak ada idol atau staff lain.

"Ayo!" 

.

.

Di dorm, malam harinya Jaemin dan member Dream kecuali Mark dan Haechan, segera masuk kamar masing-masing dan memilih untuk langsung tidur. Chenle menginap di kamar Jeno.

Dini hari pukul dua pagi, Jaemin terbangun karena merasa haus. Saat hendak turun, ia merasa aneh, karena kakinya tidak menapak di lantai. Jaemin menunduk dan melihat jemarinya yang berubah mungil. Matanya mengerjap kaget, dia segera turun dan melangkah mendekati cermin, dan di sana dia merasa jantungnya berhenti.

"NNOOOOOOOOO!!!!"

GUBRAK

Renjun, Jisung, Chenle, dan Jeno terlonjak dari tidur mereka dan terburu keluar saat mendengar suara menggelegar dari kamar Jaemin, bahkan suara itu adalah suara anak kecil.

"JAEMIN!" Jeno membuka kasar pintu kamar Jaemin, dan mata keempat member NCT itu terkejut.

"YAK! NEO NUGUYA?!"

.

.

.

-tbc-

[NCT/BROMANCE] Our Baby NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang