"Aku tersenyum bukan berarti aku baik baik saja, nyatanya aku tersenyum hanya untuk menutupi luka')"
-🎧Mytha'Aku Cuma Punya Hati'
Hujan yang sangat deras, membuat Salsa merapatkan jaket yang ia kenakan. Ia tengah menunggu Gavin yang hendak menjemputnya, sekarang ia sedang berada di halte tempat menunggu bus di sekolahnya, karna bel pulang sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu.
Motor besar Gavin berhenti tepat dihadapan Salsa. Gavin membuka kaca helm full facenya. Lalu tersenyum dan menyodorkan helm ke arah Salsa. Dengan senang hati Salsa menerima helm yang di sodorkan oleh Gavin, lalu naik ke motor dibantu oleh Gavin.
Gavin mengendarai motornya dengan kecepatan ringan. Ia menghentikan kendaraannya ketika sudah sampai didepan rumah Salsa. Salsa turun terlebih dahulu, ia menyodorkan kembali helm dan membiarkan Gavin yang meletakkannya.
Gavin juga melepas helmnya, lalu mengacak rambutnya. Salsa berdecak ketika melihat penampilan Gavin yang jauh dari kata rapih.
"Gav kapan rapihnya sih!?" tanya Salsa, tangannya tak tinggal diam ia pun merapihkan dasi yang tadi hanya di kalungkan asal oleh Gavin. "Nah gini, kan jadi rapih."
"Sengaja, biar di perhatiin kamu." Sambil menatap Salsa.
Salsa tersenyum manis lalu tak lama menginjak kaki Gavin dengan kencang, Gavin meringis lalu menjitak pelan kepala Salsa, dan mereka berdua pun tertawa.
"Sal, ntar malam ada acara?"tanya Gavin setelah menghentikan tawanya.
"Nggak ada kayanya, emang kenapa?"jawab Salsa sambil menatap lekat mata hitam milik Gavin.
"Ntar malam dinner sama aku mau gak?"tanya Gavin sambil mengusap surai hitam milik Salsa, membuat pipi Salsa merona dan ia senang sekali menggoda pacarnya itu.
"Boleh." Sambil tersenyum dan menepis kasar tangan Gavin, ia tak sadar apa, yang ia perbuat membuat Salsa mempunyai penyakit jantung dadakan. Terkesan alay, namun memang nyata adanya.
"Haha... Oke-oke sekarang masuk sana." Sambil mendorong lembut pundak Salsa.
"Iya-iya yaudah kamu hati-hati dijalan." Ucapnya dengan menatap lekat wajah Gavin.
"Yaudah sampai bertemu nanti malam nona." Kata Gavin sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit. Lalu menjalankan motornya meninggalkan rumah Salsa.
"Untung pacar." Gumam Salsa, lalu memasuki rumahnya.
🦋✨
Salsa menghentakkan kakinya seirama dengan musik yang ia dengarkan. Ia sedang menunggu Gavin yang tadi sore mengajaknya dinner.
Sebenarnya Salsa deg-degan karena lelaki itu jarang mengajaknya pergi, walau hanya sekedar menonton. Pasalnya ia selalu menghabiskan waktu dengan sahabat perempuannya itu.
Gavin sudah terlambat tiga puluh menit dan Salsa sangat yakin bahwa Gavin mengetahui Salsa itu tidak suka menunggu. Berkali kali ia memencet tombol call walau hanya berakhir sia-sia.
Salsa menggigit bibir bawahnya, haruskah ia ke rumah Gavin?
Salsa akhirnya memilih berjalan menuju rumah Gavin. Dari tempatnya berdiri tidak terdengar suara ramai. Dengan ragu Salsa pun berjalan kearah pintu dan mengetuknya.
Tok..tok..tok
Terlihat wanita paruh baya yang membuka pintu dan mengijinkannya masuk. Dengan ragu Salsa berjalan masuk,di ruang tamu terlihat kaka Gavin yang bernama Aldebaran Putra Sanjaya, dan Gavin sedang mengobrol sambil tertawa. Mereka pun menyadari ada yang berjalan kearah mereka, Bara menatap Salsa dan Gavin melirik jam di pergelangan tangannya.
Benar, ia melupakan Salsa.
"Aku nunggu kamu." Dengan suara yang terkesan pelan walau masih bisa terdengar oleh Bara.
"Nggak usah terlalu ngekang Gavin lah." ketus Bara.
"Bang" tegur Gavin.
Salsa menunduk, reaksi kaka Gavin berbeda dengan apa yang ia bayangkan."Kenapa telpon gak diangkat Gav?"
Gavin langsung merogoh ponselnya yang berada di kantong celana, ponselnya dalam mode silent ternyata. Ada banyak panggilan masuk dari Salsa. Abi menatap Salsa yang masih menunduk.
"Sa-"
"Aku gak butuh alasan kamu! Kalo emang nggak jadi seenggaknya kabarin, aku capek. Mending tidur di rumah."
Bara melempar tatapan sinis."Buset, jadi cewe gak pengertian banget. Wajarlah dia gak main hp, orang tadi dia sibuk nganterin Jihan pulang abis ngobrol sama abang iparnya."
Salsa menatap Gavin meminta penjelasan.
"Jihan abis main kesini Sa, mau ketemu sama abang." Terang Gavin.
"Udahlah Sal, cabut aja. Kayaknya Gavin masih mau ngobrol sama abangnya."
Salsa menatap Gavin."Ngga jadi kan?Aku pulang ya."
Gavin menahan tangan Salsa, ia merangkul pundak Salsa, membawa Salsa keluar dari rumah.
"Maaf Sal aku tau kamu gak suka nunggu."
"Iya gapapa" jawabnya sambil tersenyum.
Gavin menghela nafas lega. Ia berniat mengajak Salsa dinner malam ini. Salsa masih diam, enggan membuka suara selama di perjalanan.
Tiba di depan restoran Salsa dan Gavin mencari meja, dan memanggil pelayan, setelah itu memesan makanan.
Gavin menatap lekat wajah Salsa, semuanya damai sebelum suara ponsel Gavin berbunyi membuat lamunan Gavin buyar.
Drtt..drtt..drtt
Gavin melirik Salsa dan ponselnya bergantian seakan meminta persetujuan. Salsa tersenyum kecut, saat nama Jihan yang tertera di layar ponsel itu. "Angkat aja gapapa ko." Ucapnya dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.
"Sebentar ya sal." Lalu beranjak dari tempat duduknya tak lama ia kembali, dengan wajah seperti orang bingung.
"Sal maaf banget ya Jihan masuk rumah sakit." Ucap Gavin dengan kepala menunduk.
"Harus banget ya?"
"Ma-"
Mata Salsa terasa panas."Apa mau minta maaf lagi? Iya gapapa."
"Sal-"
"Apa!, mau bilang kalo Jihan udah kaya adik kamu sendiri?, Sahabat kamu saat kamu kecil?, terus aku apa Gav kalo gitu?!"
"Maaf" kepalanya semakin menunduk merasa bersalah.
Salsa menghela nafas gusar, lalu merentangkan tangannya. "Sini."
Dengan cepat Gavin menarik Salsa kedalam pelukannya, mengecup lembut kening Salsa dan mengusap pelan rambutnya."Maaf ya."
Salsa mengangguk. Begitulah seorang Salsa mudah memaafkan. Dengan begitulah hubungan mereka selalu saja Salsa yang mengalah.
Setelah pelukan dilepas, Gavin menatap Salsa. "Anterin aku pulang aja ya."ucap Salsa.
Gavin tersenyum lalu mengangguk.
"Tapi janji jangan kaya gini lagi ya? Kalo emang gak ada waktu yaudah gak usah pergi."
Gavin mengangguk lagi.
'Bulshit banget Gav.'Batin Salsa.
Vote and coment!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Betwen Be Loved
Fiksi Remaja"Lo siapa sih?! ganggu gue terus!"Sarkas Salsa. "Gue pacar lo SAL!" Jawab Gavin yang tersulut emosi. "Gue mohon berusaha inget gue, jangan gara gara tabrakan hari itu lo jadi lupa gue." dengan menatap mata Salsa, Salsa merasakan perubahan ketika mat...