#3🦋✨

137 37 1
                                    

Happy Reading 🦋❤️

Saat ini Salsa sedang berada di balkon kamarnya. Ia menatap hamparan bintang diatas langit. Ia berfikir mengapa cintanya merumitkan? Dan mengapa keluarganya harus hancur?. Dia teringat kejadian sore tadi dimana ayahnya berbicara tentang ia harus memilih bunda atau ayahnya

Flashback

"Ayah?"lirih Salsa.

"Kamu mau ikut ayah atau bunda?"tanya Atmajaya.

"Aku pikirin dulu deh yah, aku capek mau istirahat." Salsa bangkit dan berjalan menuju kamarnya, namun ucapan ayahnya membuat ia menghentikan langkahnya.

"Gak di ajarin sopan santun rupanya kamu!"ucap Atmajaya dengan penuh penekanan.

"Hahaha." Salsa tertawa hambar lalu dalam sedetik ia merubah ekspresi wajahnya menjadi datar."Kalo memang tidak punya kau mau apa!?" Lanjutnya dengan menatap sinis ayahnya, membuat Atmajaya tersulut emosi.

"ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG KAMU!"

PLAK

Salsa tersungkur karena tidak siap menerima tamparan dari ayahnya. Ia mendongak menatap ayahnya dengan sorot kecewa.

"Ayah tidak-"

"APA TIDAK SENGAJA IYA!?"potong Salsa dengan mata yang sudah mulai berjatuhan air matanya. "Ayah yang selama ini aku anggap pahlawanku sudah punah! Aku kecewa! Setelah menyakiti bunda, ayah menyakiti aku?"

"Bukan begitu mak-"

"Gak usah beralasan saya muak!" Setelah mengucapkan kalimat itu, Salsa berlari menuju kamarnya dan menutupnya dengan kasar.

Brak

"Maafin ayah sayang, ayah salah." Lirih Atmajaya, ia menyesal telah menampar anak semata wayangannya."Kamu tidak tau kejadian sebenarnya nak, yang salah bukan ayah tapi bunda mu, suatu saat kau pasti mengerti." Ucap Atmajaya dengan menatap nanar tanganya.

Di lain tempat dengan waktu yang sama. Seorang gadis menangis terisak dibalik pintu kamarnya. Sambil menundukkan kepalanya diatas lipatan tangannya.

"Ayah jahat hiks...hiks."Gumamnya sambil terisak, disaat seperti ini ia ingat satu nama. Yaitu Gavin!

Ia merogoh isi tasnya, mencari ponselnya yang ia masukkan kedalam tasnya."Ketemu!" Jari-jarinya mulai lincah bermain di layar handphonenya.

Tut tut tut

"Plise jangan sekarang Gav aku mohon." Lirih Salsa.

"Halo!"

Gotcha! Salsa tersenyum mendengar suara Gavin, ia senang karena lelaki itu menjawab panggilannya. Ia berharap lelaki itu bisa menjadi sandarannya saat ini.

"Halo! Sal kamu kenapa?"

"Gav."

"Kamu kenapa jangan buat aku khawatir Sal!"terdengar nada khawatir di sebrang sana, membuat hatinya menghangat seketika.

"Hiks...Hiks.."

"Sal kamu dimana? Aku keso-" Terdengar oleh Salsa ada suara perempuan memanggil kekasihnya, ia sangat yakin bahwa itu adalah Jihan, Jihan sedang mengajak Gavin ke supermarket karena disuruh oleh mamahnya Gavin.

"Sal sory-"

"Iya aku gapapa."jawab Salsa dengan tertawa miris. Mengapa ini terjadi padanya. Disaat ia membutuhkan lelaki itu, tapi mengapa lelakinya lebih memilih wanita itu yang berstatus sahabatnya.

"Sor-"

"Iya gapapa" lalu sambungan di potong sepihak olehnya.

"Asal kamu tau Gav! Aku lebih membutuhkan kamu!" Batin Salsa.

Flashback off

Ia tertawa miris mengingat kejadian sore ini. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Ia mencari buku diarynya yang selalu menemaninya disaat ia rapuh.

Dear diary

Mengapa hatiku terasa pilu disaat aku membutuhkannya. Ia lebih memilih sahabatnya. Aku selalu berusaha mengerti dirinya, tapi apa aku salah jika aku juga ingin di mengerti?

Sering kali aku memaafkan kesalahannya aku lelah!
Ya! Aku sangat lelah, hati ini sakit Gav!

Aku selalu berdoa suatu hari kamu lebih memilih aku di banding Jihan:)

_SlshabllaPtri❤️

Ia menutup diarynya, air matanya mulai mengalir deras hingga ia merasakan matanya membengkak akibat terlalu lama menangis, ia pun melirik jam dinding di kamarnya ternyata sudah pukul tujuh malam. Ia segera beranjak dari duduknya berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia merasa hari ini adalah hari yang berat dan ia berdoa semoga hari esok adalah hari bahagianya.

Lima belas menit kemudian ia keluar dengan piyamanya dan wajahnya terlihat lebih fresh. Ia lebih memilih untuk beristirahat karena hari ini begitu melelahkan, dan tubuhnya sudah lelah menerima semua ini ia pun menuju kasur kingsize nya dan mulai memejamkan matanya.

Belum sempat ia memejamkan matanya ia mendengar pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok ayahnya yang berjalan mendekat, ia mendengar ayahnya menghela nafas berat.

"Putri ayah sudah tidur. " ucapnya sambil menaikkan selimut Salsa sebatas dada. "Ayah takut kalo ayah jujur kamu membenci bunda mu." Kata Atmajaya setelah selesai membenarkan selimut anak semata wayangnya itu.

"Asal kamu tau ayah sayang kamu, good night putri ayah" lanjut Atmajaya, lalu mencium kening Salsa dan berlalu dari kamar putrinya itu.

Tak terasa air mata Salsa pun menetes mendengarkan kalimat yang ayahnya lontarkan itu. Batinnya berperang.

Apa maksudnya?

Benci bunda?

Ayah takut kalo ayah jujur?

Salsa merasa ada yang di sembunyikan oleh ayahnya, ia tidak ingin terlalu menuntut jawaban itu dari ayahnya biarkan ia mencarinya sendiri nanti, atau menunggu semuanya terungkap?

Ntahlah Salsa menjadi gelisah memikirkan itu semua sampai tak terasa matanya mulai memberat dan nafasnya pun mulai teratur, ia telah masuk ke alam mimpinya.

Jgn lupa vote and coment 🙌❤️

Ig:elsa.wlndri08

Betwen Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang