fragmen 5 - puas

856 190 12
                                    

Pernahkah kau merasa puas melihat seseorang menderita?

Mungkin aku sudah gila saat tertawa dengan kencang melihat ekspresi kekalahan Byun Hyosang. Padahal sebelum bertemu dengannya, aku mengutuk siapa pun orang yang bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.

Apa setelah ini aku juga akan dikutuk olehnya?

Andai jawabannya adalah iya, maka aku tidak akan pernah menyesal. Karena dia layak mendapatkannya.

Upayaku untuk menemui Byun Hyosang selama beberapa hari ini akhirnya membuahkan hasil. Dia memang terus menghindar. Dan itu sangat aneh. Bahkan ketika aku mengancamnya dengan rekaman hipnoterapi Baekhyun, dia masih saja mengelak. Katanya semua tuduhan kami tidak benar dan kuasa hukumnya akan segera menuntut kami atas pencemaran nama baik.

Aku mulai mencium sesuatu yang aneh.

Jawabannya didapat dari ekspresi Byun Hyosang saat ini.

"Di mana dia?" tanya tua bangka Byun yang kini mulai berkeringat dingin.

"Di tempat paling aman yang tidak bisa kau jangkau."

"Tunjukkan aku di mana tempatnya. Aku ingin bertemu dengan anak itu."

Aku berdecih. Pikirnya hal itu mudah untuk dilakukan. "Kenapa kau sangat percaya diri sekali memerintahku seperti itu? Di sini, akulah yang memegang kendali dan memiliki hak untuk memerintahmu, Tuan Byun."

"Beri tahu aku, dari mana kau mendapatkan semua informasi ini?"

Aku tergelak dengan kedua tangan terangkat, menyerah menghadapi kekeraskepalaan orang ini. "Informasi? Kau masih belum percaya bahwa ini adalah suara Baekhyun? Apa yang para mafia itu katakan padamu hingga kau lebih mempercayai mereka ketimbang bukti yang kubawa?"

"Dengar, anak muda! Jika kau berharap dengan membawa rekaman ini rahasiaku akan terbongkar, maka kau sudah berhasil. Tapi hanya sampai sini kau mempermainkanku. Karena putraku ada di tempat yang aman. Dan mereka tidak pernah menyakitinya."

"Seyakin itu?" Tawaku semakin kencang. "Tipu muslihat apa yang mereka gunakan? Laporan secara lisan? Bukti nyata melalui sebuah foto? Video mungkin? Atau rekaman suara, sama seperti yang kubawa?"

"Bukankah di sini kau yang terlalu yakin?"

Aku mulai melihat keraguan di matanya. "Tentu saja yakin karena aku sendiri yang menemukan Baekhyun di ruang bawah tanah. Tempat itu dijaga cukup ketat, rekanku sampai harus bertarung habis-habisan demi membuatku bisa masuk ke sana. Dan ternyata usaha yang kami kerahkan tidak berakhir sia-sia."

Sayangnya Byun Hyosang berpaling dan memilih untuk menyangkal prasangka di hatinya. Dia masih tidak ingin percaya bahwa Baekhyun sungguh-sungguh berada di tangan kami.

"Berikan aku sehelai rambutmu, Tuan Byun. Aku akan membawa hasil tes DNA-nya padamu sesegera mungkin. Sebagai gantinya, kau juga bisa melakukan hal yang sama pada bocah yang kau anggap sebagai anakmu itu. Kita akan bertemu lagi saat hasil tesnya sudah keluar."

Dia menghentikan langkahnya, lalu menatapku dengan penuh kebencian. "Sinting!" umpatnya seraya meninggalkan ruang pertemuan.

Aku tidak berniat untuk menyerah. Jika harus menjambak rambutnya dengan kedua tanganku sendiri, maka akan kulakukan. Meski kepalaku menjadi taruhannya.

Tapi selalu ada jalan.

Kami adalah agen terlatih, tak sulit untuk mendapatkan rambut seorang mantan presiden agar dapat melakukan tes DNA. Di hari ia memangkas rambutnya ke barber shop langganan di daerah Itaewon, kami pun mendapatkan rambutnya secara cuma-cuma.

A N O M A L I (chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang