fragmen 4 - tertekan

824 180 29
                                    

Pernahkah kau merasa tertekan setelah menyelesaikan suatu pekerjaan?

Alih-alih merasa lega, itulah yang aku rasakan ketika berhasil mengungkap teka-teki dibalik identitas Baekhyun yang sebenarnya melalui sebuah hipnoterapi total.

Sebelum kuceritakan kisah bocah malang itu, aku harus membahas sedikit soal kasus besar yang sedang kutangani saat ini.

Bermula dari banyaknya keluhan di awal masa jabatan Presiden Lee Kwang Gyu. Kami menganggap hal itu lumrah terjadi, toh pemerintahan baru berjalan beberapa bulan. Tapi semua keluhan tersebut sepertinya sedikit mengusik Presiden yang diam-diam menganggapnya sebuah teror. Kami pun mulai menyelidikinya secara perlahan.

Di antara puluhan kasus, dari yang paling besar hingga yang paling kecil, semuanya merujuk pada satu hal. Yakni pengkhianatan. Jika memang hal itu sengaja dilakukan oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan Presiden, maka tersangka utama yang paling kami curigai adalah lawan beliau di dunia politik.

Dan dugaan awal yang kupikir sangat konyol itu berubah menjadi teror sesungguhnya tatkala satu persatu bukti mulai bermunculan lalu merujuk pada satu nama.

Byun Hyosang.

Aku dan beberapa rekanku yang bertugas menyelidikinya tidak bisa bergerak leluasa karena semua kasus besar melibatkan nama-nama orang penting dalam pemerintahan. Tapi karena pengkhianatan semakin terlihat jelas, bahkan sudah melibatkan korupsi besar-besaran hingga bocornya informasi penting ke pihak Utara, Presiden pun tidak bisa tinggal diam. Beliau berusaha melindungi kami semaksimal mungkin saat berusaha menguak rencana si pengkhianat.

Sederhananya, Byun Hyosang kembali mencalonkan diri di periode yang sama dengan Presiden yang sekarang menjabat namun berakhir kalah. Oleh karena itu dia mulai membuat sebuah teror demi menjatuhkan lawannya. Caranya sungguh licik dan tersusun rapi. Kami hampir tidak menaruh curiga sama sekali padanya jika bukan Presiden Lee Kwang Gyu sendiri yang menganggap semua kekacauan yang terjadi di pemerintahan merupakan ulah seseorang.

Dan itu terbukti.

Jadi kami mulai mencari cara untuk menguak rencana busuknya.

Ada satu kelompok mafia yang sempat membuatku terkecoh. Tanpa seorang pun tahu, mereka memiliki hubungan erat dengan Byun Hyosang. Namun karena tidak terlibat dengan kasus mana pun, kami tidak memiliki kuasa untuk menyelidikinya. Untung saja instingku cukup tajam. Kupikir sangat mustahil dengan hubungan seerat itu, mereka tidak memiliki kesepakatan ataupun kerja sama demi melancarkan rencana busuk Byun Hyosang. Jadi meskipun ditentang amat keras oleh Presiden Lee Kwang Gyu, aku tetap menyelidikinya diam-diam.

Tebak apa yang kutemukan?

Perdagangan senjata ilegal, human trafficking, dan gembong narkoba terbesar di Seoul.

Seharusnya aku tidak perlu kaget. Mereka adalah kelompok mafia besar. Tapi kasusnya jadi semakin melebar ke mana-mana. Kami hampir dihadapkan pada jalan buntu seandainya sosok Baekhyun tidak kutemukan di ruang bawah tanah.

Dia adalah sebuah kunci menuju rahasia besar Byun Hyosang, mantan Presiden yang mendalangi beberapa kasus yang berhasil NIS pecahkan.

"Well, sebenarnya aku masih belum percaya. Mengapa Byun Hyosang yang dikenal dengan image baik, bisa menjadi dalang dibalik semua kekacauan ini? Tapi yang terjadi pada Baekhyun...- hipnoterapinya tidak mungkin salah. Karena aku sendiri yang melakukannya."

Minseok yang berujar pertama kali, memecah keheningan di ruangan ini. Sementara aku masih termenung menatap sosok Baekhyun yang terbaring tak sadarkan diri pasca Minseok membuka ingatan bocah itu secara paksa.

Sungguh menyedihkan dan membuat dadaku berdenyut sakit saat mengetahui kebenarannya.

"Jadi bagaimana menurutmu Chanyeol? Kau akan mengungkap rekaman ini dan membuat Byun Hyosang dijerat hukum dengan mudah atau mengancamnya diam-diam sampai ia menyerah?"

Pilihan yang sulit. Mana pun yang kupilih, semuanya akan membahayakan hidup Baekhyun.

Tidak bisakah aku seret manusia keji itu ke balik jeruji besi tanpa mengekspos Baekhyun pada publik?

"Chanyeol?" Minseok kembali memanggil namaku.

"Kau tahu apa yang kupikirkan saat ini?" Dia menggeleng saat aku bertanya demikian. Jadi aku melanjutkan. "Aku ingin membunuh Byun Hyosang agar semua mimpi buruk Baekhyun berakhir dan aku bisa membawanya pulang ke rumah."

"Entah kenapa aku juga menginginkan hal yang sama." Minseok menyeringai, sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya. "Anak ini membuatku ingin melindunginya. Jadi aku paham bagaimana perasaanmu. Tapi Kapten, keputusan harus tetap dibuat. Saranku adalah diskusikan ini dengan timmu dan juga Presiden. Kalian pasti akan menemukan jalan keluarnya."

Itu adalah keputusan yang sulit, karena yang kuinginkan saat ini hanyalah membawa Baekhyun pulang ke tempat yang aman.

Aku tidak bisa mengatakan rumah dinas tempatku tinggal adalah yang paling aman bagi Baekhyun. Tapi setidaknya, berada di bawah pengawasan dan perlindunganku akan membuatnya tetap selamat.

Di usianya yang masih muda, 22 tahun, Baekhyun sudah mengalami banyak hal. Dan aku yakin, tidak akan ada yang menyangka usianya sudah menginjak angka tersebut. Karena tubuhnya sangat mungil, mirip dengan anak SMP. Wajahnya juga terlihat sangat kekanakan. Hingga aku pun mengira usianya masih sekitar 15 sampai 16 tahun. Tapi setelah berhasil membuka ingatannya, kini aku mulai paham.

Baekhyun dikurung di bawah tanah saat usianya baru 13 tahun. Dia diambil secara paksa dari ibunya yang merupakan wanita gelap Byun Hyosang, lalu diserahkan pada kelompok mafia untuk disembunyikan. Keparat itu takut publik menemukan anak haramnya bersama seorang pelayan bar saat mulai gencar melakukan kampanye. Tapi Baekhyun adalah anak yang cerdas. Beberapa kali ia berusaha untuk kabur dari kurungan, tak peduli jika tubuhnya harus terluka dan berakhir dengan penyiksaan.

Hingga saat Byun Hyosang berhasil menjadi Presiden 2 tahun kemudian, keparat itu mulai jengah dengan sikap putranya.

Baekhyun dicuci otaknya.

Mereka membuatnya tidak bisa berpikir selayaknya manusia normal.

Dia didoktrin menjadi dirinya yang sekarang melalui sebuah penyiksaan panjang dan menyakitkan.

Membayangkannya saja aku tak sanggup.

Pertumbuhannya mulai berhenti di sana saat Baekhyun dipaksa hanya mengingat nama dan beberapa kebiasaan, seperti makan dan mandi sehari satu kali, atau melihat matahari dua hari sekali. Sementara untuk pakaian, para mafia bajingan itu memang sengaja melakukannya. Selain untuk menyiksa Baekhyun dengan suhu dingin, hal itu juga mereka lakukan agar bisa menyentuh Baekhyun sesuka hati.

Itulah yang membuat otakku sempat kosong dan tak mampu berpikir dengan jernih.

Baekhyun memang tidak diperkosa ataupun dimanfaatkan tubuhnya untuk memuaskan nafsu mereka. Karena mereka tidak mungkin berani melakukannya saat tahu jika Baekhyun merupakan putra orang berbahaya. Namun kenyataan jika tubuhnya bebas mereka sentuh tanpa perlawanan, membuat nuraniku terusik. Baekhyun tidak bisa melawan mereka karena otaknya telah dicuci. Dia dipaksa menerima semua perlakuan bejat itu meski hati kecilnya menolak.

Dan itu jugalah yang membuatku tertekan saat mengetahui kebenarannya.

Jadi apa yang harus kulakukan?

.

.

.

A/N :

Mulai ada titik terang?

Lcourage
071220

A N O M A L I (chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang