fragmen 6 - terluka

860 177 21
                                    

Pernahkah kau merasa ikut terluka mendengar kisah pilu seseorang?

Aku menyaksikan mantan orang nomor satu di Korea Selatan itu menangis saat membongkar kisah hidupnya yang memilukan.

Berawal dari dirinya yang memasuki dunia politik melalui koneksi sang istri. Itu karena Byun Hyosang merasa muak hidupnya selalu diatur oleh orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga. Bahkan pernikahannya pun adalah hasil perjodohan. Tapi ia butuh koneksi tersebut untuk mencapai puncak, agar bisa memiliki kekuasaan untuk mengontrol mereka. Maka dari itu Hyosang menerima tawaran menggiurkan dari keluarga istrinya.

Tujuannya berhasil dicapai. Namun sayang rencananya memiliki cacat.

"Aku jatuh cinta pada ibu Baekhyun dan tanpa sengaja menghamilinya. Tapi aku tidak menyesal. Aku senang karena akhirnya bisa memiliki keturunan. Kau tahu sendiri bukan, istri sahku tidak bisa mengandung? Tapi sayang, aku harus pergi meninggalkan mereka."

Kenyataan jika Byun Hyosang berhenti menemui ibu Baekhyun demi menjaga keselamatan anaknya membuatku prihatin. Tapi aku menghargai usahanya untuk melindungi mereka. Bagaimanapun juga istri sahnya adalah wanita berbahaya. Dia tidak selugu yang dipikirkan orang-orang.

"Ketika aku berkata padanya bahwa aku tidak bisa merawat anak kami bersama, dia menerimanya dengan lapang dada. Tidak pernah menuntut apa pun, bahkan meminta pertanggungjawaban. Dia hanya ingin hidup tenang bersama putra kami. Dan aku mengabulkannya. Meskipun diam-diam aku menyuruh orang kepercayaanku untuk mengawasi mereka dan memberikan laporan tentang kehidupan mereka." Byun Hyosang berhenti sesaat untuk menatapku yang tengah melipat kedua tangan di dada. "Aku tidak sepenuhnya lepas dari tanggung jawab. Selain uang dan perlindungan, tidak ada hal lain yang bisa kutawarkan. Dan untungnya dia mau menerima bantuanku demi Baekhyun."

Sekarang tinggal teka-teki mengapa Byun Hyosang salah mengira Baekhyun masih ada di tangan para mafia itu.

"Mafia yang menyembunyikan Baekhyun, apa saja yang kau minta dari mereka? Dan apa yang para bedebah itu berikan padamu hingga kau percaya, bahwa Baekhyun masih aman di tangan mereka?"

"Aku hanya minta untuk menyembunyikan Baekhyun dari dunia, agar musuhku tidak mengetahui keberadaannya. Kuakui, aku sempat gelap mata. Karena tujuanku untuk menjadi orang nomor satu di negara ini hampir tercapai. Tapi aku tidak pernah meminta mereka untuk menyiksa Baekhyun." Hyosang meneteskan air matanya dengan kepala tertunduk dalam. "Bagaimana bisa aku melakukan itu pada darah dagingku sendiri?"

"Entahlah, siapa yang tahu? Kau bahkan mampu menyeret Baekhyun ke lubang neraka demi mencapai tujuanmu."

"AKU TERPAKSA!" Hyosang meledakkan amarahnya di depan wajahku. "Kau tidak mengerti hidup di bawah tekanan itu seperti apa, atau ketika dirimu disetir oleh banyak orang tapi masih harus memasang senyum memuakkan. Kau tidak tahu, anak muda."

"Ya, aku memang tidak tahu karena tidak pernah mengalaminya. Tapi setidaknya aku anak muda yang paham, tidak seharusnya membawa darah daging sendiri pada sekelompok bedebah yang melabeli diri mereka sebagai mafia. Itu namanya tidak punya otak."

Kukira pria itu akan meledak lagi seperti sebelumnya. Tapi dia malah tertawa hingga bahunya bergetar.

"Aku menyukai keberanianmu itu, Agen Park."

Aku mengangkat bahu, berusaha menyembunyikan rasa sakit dengan sikap acuhku. "Terima kasih. Tapi akan sangat percuma jika keberanianku yang berisiko ini tidak mampu menyeretmu ke balik jeruji besi."

"Mungkin kau butuh lebih dari sekedar berani."

"Dan apa itu?" tantangku seraya memajukan tubuh pada meja yang menghalangi kami saat ini.

A N O M A L I (chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang