America

20.1K 683 61
                                    

Your Favorite Soldier

.

.

.


Seperti biasa, pagi yang cerah mengganggu kenyamanan tidur pria berambut hitam gelap tersebut. Cahaya menyelusup masuk bak pencuri tanpa aba aba, membuat mata sang pemilik mau tak mau terbuka paksa membiarkan cahaya nakal itu memenangkan pertandingan. Sudah seperti sebuah ketakdiran bahwa Jeffrey atau yang kerap dipanggil Jeje kalah.

Namun hal tersebut tak mematahkan semangatnya, senyuman cacat khas miliknya terbentuk begitu saja menyapa musuh pagi harinya. Ah tidak.. sebenarnya senyuman itu bukanlah untuk menyambut kedatangan pagi hari, tetapi keindahan tersebut tercipta karena ia melihat sosok laki laki yang tertidur telanjang dada di sampingnya.

Mendengar dengkuran pelan yang konstan dan naik turunnya dada bidang tersebut cukup untuk membuat harinya penuh kebahagiaan. Tertawaan kecil keluar dari bibirnya, Oh.. ternyata pria bernama Johnny Stanley yang seringkali menjadi dambaan orang tidak terlalu sempurna. Tampan memang sangat bahkan, tetapi ada beberapa bercak bercak yang hampir tak terlihat saat ia melihatnya begitu dekat. Bulu matanya pun tak selebat miliknya, jadi sebenarnya apa yang membuat Jeje bisa begitu mencintai pria ini ? Bahkan sampai berani mengikat janji dengannya.

Waktu pun berjalan hanya dengan Jeje memperhatikan suaminya, setelah dirasa cukup mengisi semangatnya ia pun segera mengenakan robe favoritenya. Jangan lupakan kecupan singkat yang ia berikan dibibir John setiap harinya kemudian turun menuju ke dapur. Hari ini Johnny harus masuk kerja setelah mengambil cuti pindahan selama seminggu. Jadi Jeje mau tak mau harus bangun pagi untuk menyiapkan kopi dan sarapan bagi sang suami.

Pagi pertamanya di kota New York ini tidaklah buruk, kicauan burung burung menyambutnya hangat bahkan kemarin beberapa tetangga datang hanya untuk sekedar memberikan kue atau makanan kecil lainnya sebagai ucapan selamat datang. Sepertinya hari ini hari yang baik untuk dia dan Mark alias anak mereka berjalanan jalan ataupun bermain di sekitar rumah demi kebaikan Mark.

Di kota mereka yang lama, Jeje tidak akan membiarkan putra kecil mereka melangkahkan kaki keluar rumah walau hanya beberapa centi karena kota itu sangatlah berbahaya. Mau bagaimana lagi ? Johnny adalah seorang jendral kesayangan Amerika yang banyak diburu oleh orang orang tak tahu diri. Jadi keselamatan ia dan keluarganya sangatlah tipis. Namun sekarang di kota yang damai ini, ia berusaha untuk mengisi 4 tahun Mark yang penuh kesepian itu.

Kopi Americano panas dengan scrambled eggs with bacon merupakan sarapan dan kopi favorite Johnny. Entah apa yang membuat ia begitu tergila gila dengan rasa pahit dari kopi itu, Jeje sih lebih suka latte karena pahitnya sang dominan kopi tertutup dengan manisnya susu. Bagaimana pun dan apapun yang Johnnynya sukai pasti dengan senang hati akan Jeje lakukan tanpa mengeluh sedikit pun, begitu pula Johnny.

Deeply in love. Tiga kata yang bisa menggambarkan mereka berdua.

Harum kopi favoritenya membuat Johnny terbangun dari lelapnya tidur, setiap harinya ia tidak terbangun oleh jam beker mereka melainkan terbangun karena harum pahit kopi yang menusuk hidungnya. Sudah seperti tertanam dalam alam bawah sadarnya. Sebelum turun ia membersihkan diri dahulu dan mengenakan pakaian formal kerjanya.

Jeje yang masih sibuk dengan sarapan terganggu ketika ada seseorang yang menarik narik ujung robenya. " Papa.. "

Untuk kedua kalinya Jeffrey tersenyum hangat, melihat buah hatinya menggosok gosok matanya dengan lucu. Jari jemarinya begitu kecil membuat Jeje gemas melihatnya, sepertinya gen dirinya dan Johnny menyatu dengan baik hingga bisa menciptakan putra semenggemaskan ini. Uh.. Jeje rasa ia tidak mau Mark untuk beranjak dewasa.

I M M A C U L A T E ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang