6. Fakta

1.1K 139 2
                                    

"Hyung."

Seokjin yang tengah menonton film di kamar langsung menutup laptopnya dan beralih menatap Taehyung yang duduk di hadapannya.

"Kenapa?"tanya Seokjin.

"Jimin cerita apa?"tanya Taehyung langsung tanpa basa-basi.

"Cerita?"

"Jangan di sembunyikan, kemarin aku melihat Jimin menangis bersamamu. Dia cerita sesuatu kan?"

"Kau kan sahabatnya, masa tidak tau apa yang bisa membuatnya menangis seperti itu?"tanya Seokjin memancing kekesalan Taehyung.

"Hyung, jangan mengalihkan pembicaraan."

Seokjin membuang nafasnya pelan, lalu menatap Taehyung lekat. Mata adiknya itu terisi banyak perasaan, sedih, marah dan banyak lagi.

"Jungkook pulang?"tanya Seokjin sambil mengarahkan pandangannya ke pintu.

"Sudah tadi siang, aku langsung ingin ke kedaimu. Tapi aku lihat Jimin tengah menangis, jadi aku urungkan niatku."

"Jimin cerita tentang aku, kan?"tebak Taehyung.

"Iya. Kau beda, katanya,"jawab Seokjin langsung tanpa basa-basi.

"Dari mananya sih, hyung?!"sahut Taehyung kesal. "Aku tidak berubah!"

"Dia tidak bilang bahwa kau berubah, dia hanya bilang kalau kau menjauh."

"Bohong!"teriak Taehyung. Seokjin terkejut, lalu menatap bingung Taehyung.

"Apanya yang bohong Tae?"tanya Seokjin lembut.

"Aku bahkan tidak menjauhinya, dia bohong!"jawab Taehyung marah.

"Itu yang kau rasa, berbeda dengan Jimin."

"Kenapa Jimin sangat cemburuan sih Hyung? Aku tidak suka jika dia melarangku untuk bersahabat dengan Jungkook,"tutur Taehyung lemas.

"Aku rindu dia yang dulu, yang bisa mengerti diriku. Sekarang bahkan Jimin berubah.."

"Dia berubah karena merasa kau sudah tidak membutuhkannya lagi, Taehyung."

"BAGAIMANA BISA?! Jika aku bersahabat dengan Jungkook, bukan berarti aku tidak membutuhkan sosok Jimin dalam hidupku."

Taehyung menghapus air matanya dengan kasar. "Ceritakan semua yang Jimin ceritakan padamu, aku mohon."

Seokjin langsung bercerita dengan jujur pada Taehyung, pemuda itu mendengarkan dengan hati yang begitu hancur.

"Dan, Jimin bertanya padaku Tae."

"Apa?"

"Dia itu sahabatmu atau bukan?"

Taehyung merasa begitu hancur, merasa bodoh ketika mendengar pertanyaan itu.  Mata teduh dan air mata yang jatuh dari sana tidak bisa membohongi Seokjin bahwa adiknya itu sangat amat sedih.

"Kenapa Jimin beranggapan bahwa dia bukan sahabatku.."lirih Taehyung sesak.

Taehyung menatap kasur Seokjin dengan air mata yang terus jatuh membasahi kasur.

"Seperti apa yang sudah aku katakan Tae, Jimin merasa bahwa kau melupakannya ketika bersama Jungkook."

Seokjin mengenggam tangan dingin Taehyung, "Tae, jika aku di posisi Jimin aku juga akan cemburu."

"Jimin tidak melarangmu untuk bersahabat dengan Jungkook, dia hanya tidak ingin kau mengasingkan dirinya saat kau bersama Jungkook."

Mata Taehyung masih terpaku pada kasur, enggan menatap Seokjin dengan matanya yang basah, juga memerah.

Harimu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang