-🐯🐥-
"Jimin!"
"Kenapa?"
"Sore ini ayo ikut aku. Aku ingin memotret beberapa bunga yang ada di taman dekat kedai Seokjin hyung."
"Baiklah."
•••••
"Cuaca nya sangat mendukung ya, Jimin."
"Iya, mungkin Tuhan tau kalau hari ini Kim Taehyung ingin berjalan-jalan sambil memotret,"sahut Jimin sambil terkekeh.
"Jimin, berdiri di samping pohon itu,"pinta Taehyung yang langsung dituruti Jimin.
Jimin mengangkat tangannya dan membentuk V dengan dua jarinya.
"Aku tidak menyuruhmu bergaya tau! Turunkan tanganmu dan jangan berekspresi,"perintah Taehyung.
Jimin hanya membuang nafas kesal, sudah biasa hal seperti ini baginya jika menjadi model seorang Photografer Kim Taehyung yang kata Jimin sangat mengesalkan.
"Aku ingin duduk,"kata Jimin.
"Duduklah, aku akan mencari air minum sebentar." Taehyung pergi setelahnya, meninggalkan kamera kesayangannya.
Jimin membuka kamera Taehyung yang berisi foto Jimin, dan beberapa pemandangan alam yang begitu indah. Jimin akui jika Taehyung sangat hebat dalam segala hal, apalagi tentang potret-memotret, Kim Taehyung sangat Jenius.
Berbeda dengan Jimin yang tidak tau apa kemampuannya, yang setiap malam hanya bisa melamun di balkon rumahnya sambil menatap langit dan berharap bahwa kehidupannya menjadi lebih baik besok.
Jimin tidak pernah mengatakan pada Taehyung, bahwa ia sangat beruntung bertemu dengannya. Sebab Taehyung bisa menemani Jimin meskipun dia tau bahwa Jimin sangat pemalas. Jimin enggan menjawab pertanyaan dari Taehyung ketika pemuda itu bertanya apa arti dirinya bagi Park Jimin.
Begitulah, Jimin sangat pandai membungkus perasaannya sendiri.
"Jimin." Jimin menoleh dan melihat Taehyung datang dengan dua es di tangannya.
"Oh ya Jim, Ngomong-ngomong aku ingin jalan-jalan ke laut. Ide bagus?"tanya Taehyung. Jimin menganggukkan kepalanya setuju.
"Tadi selagi mengantre, aku melihat dua sahabat bertengkar,"kata Taehyung bercerita.
"Kenapa?"
"Entahlah. Tapi kayanya hanya karena hal kecil, aneh." Taehyung mengangkat bahunya acuh, enggan melanjutkan ceritanya.
"Tidak baik memutuskan sebuah keputusan ketika tengah marah,"kata Jimin sambil menyesap es nya.
"Iya. Lagi pula, mendapatkan sahabat tidak semudah itu."
"Kau tidak bosan menemaniku memotret hal-hal yang mungkin bagimu tidak penting?"tanya Taehyung yang tengah menatap Jimin.
"Aku suka saat kau memotret segala hal. Bukankah dengan itu kau bisa membuat berbagai kenangan, Tae?"
"Memang Iya, makanya aku banyak memotret dirimu. Tapi aku harus banyak belajar lagi, agar setiap gambar yang aku ambil bisa lebih baik."
"Kau tau?" Jimin menatap bunga yang jatuh dengan sendu. "Setiap kenangan tidak harus sempurna,"kata Jimin.
"Jimin, apa kau sedih?"tanya Taehyung khawatir. Jimin menggeleng.
"Lalu kenapa kau melirih? Kau hanya akan melakukan itu ketika sedih."
"Aku hhanya merasa aneh saja."
"Ada apa?"
"Entah. Tiba-tiba.. Aku berpikir bahwa kau akan pergi?" Tatapan Jimin menyendu, membuat mata Taehyung juga begitu.
"Tidak Jimin, aku tetap di sini. Ada di sisimu."
"Aku percaya padamu. Tapi hatiku tidak tenang saja."
"Suatu hari, jika benar aku pergi. Percayalah Jimin, aku masih ada di dunia yang sama denganmu,"katanya sambil tersenyum.
"YAK! Aku bahkan tidak berpikir bahwa kau akan pergi dari dunia ini. Sudahlah, ayo kita jalan-jalan lagi."
"Haha, ayo."
Published
|5 Desember,2020.SCH Seokjin💜!
Iya tau telat:").
KAMU SEDANG MEMBACA
Harimu✔
Fanfiction"Ketika semuanya melelahkan, datanglah padaku, Taehyung. Aku tidak menjanjikan lelahmu hilang, tapi aku janji bahwa kau akan menemukan tempat pulang." Finish: 19 Desember,2020.