#Untaian puisi untuk pejuang dan penguasa.
Ini bukan kali pertama
Kupikir juga bukan akhir
Selama ada banyak komposisi pikir
Dunia dengan segala problematikanya tidak akan berakhir.Tak biasa sekat sengaja kutampilkan
Kali ini, dari balik jendela aku memilih menjadi penonton
Bahkan enggan menjadi komentator.
Segala media sosial
Aku senyapkan dari bunyi bibirku.Apatis,
Karena aku masih buram
Mataku lelah memberikan doktrin tegas pada pikir
Suatu ketika,
Semua panca indera bertanya "ini tuak atau madu?"
Masih ada tanya bagaimana mau mengambil sikap.Setiap dari kita
Bisa menipu dan tertipu
Setiap dari kita
Tak dapat memastikan
Adakah madu di dalam tuak? Atau
Adakah tuak di dalam madu?Satu dua kali aku melihat
Polanya sama, akhirnya sama
Meski esensinya berbeda
Lalu, aku terdiam dalam tanya
Sampai kapan perjuangan akan menajamkan bagian atas dan bawah pisau?
Dari sekian gerakan, banyak nafas yang menaruh harapan.
Aku hanya tak sanggup melihat wajah lesu mereka berakhir dengan kekecewaan.Kubiarkan Tuhan menyelesaikan dengan cara-Nya sendiri.
Sedang para sahabat, terima kasih kalian sudah teguh dengan pilihan berjuang.
Semoga hanya ada satu yang sepertiku.
Sehingga manusia yg lain tetap berharap.
Bukankah selain cinta, ada harapan yang bisa membuat kita hidup?
Dan kehidupan yang memanusiakan manusia, sejauh ini masih menjadi "harapan."
Bantu kami mewujudkannya wahai kalian yang memiliki kuasa.SB, Catatan Refleksi
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Refleksi
Non-FictionSeseorang selalu menuntut kebaikan dari luar dirinya, tapi dia lupa untuk menuntut kebaikan dari dirinya sendiri. Manusia yang aktif adalah dia yang berusaha menciptakan kebaikan dan memberikan kebaikan untuk dirinya, orang lain dan sesuatu di luar...