AKU dibangunkan oleh Millie yang telah membawa senampan sarapan untukku. Aku susah berjalan. Kakiku sakit sekali.
TOK! TOK! TOK!"
"Masuk saja!" sahut Millie. Pintu terbuka dan Louis masuk.
"Hai, Louis," sapaku. "Ada apa?"
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu," jawab Louis. Dia melihat nampan ku, "Tapi sebaiknya kau sarapan dulu."
"Baik," kataku, mengambil nampan ku dan melahap sarapanku.
Setelah sarapan, Louis berbicara kepadaku.
"Sebenarnya, aku sudah memutuskan dari kemarin, kita akan pulang," kata Louis. Aku terkejut.
"P-pulang?!" tanyaku. Louis mengangguk.
"Kenapa?" tanyaku.
"Karena kau hampir saja kehilangan kakimu. Aku tak mau salah satu dari kalian kecelakaan," ujar Louis, menatapku dengan tatapan meyakinkan.
"Tapi, aku selamat, kan?" tanyaku, menunjuk kakiku.
"Karena Lucy meneteskan cairan itu," jawab Louis.
"Bisakah kita lebih lama lagi disini?" tanyaku, memelas.
"Tidak. Setelah kau sembuh, kita akan pulang," kata Louis. Aku menunduk. Mataku berkaca-kaca.
"Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?" tanyaku, mendongak. Louis menatapku.
"Karena menurutku, lebih baik jika kau tahu hari ini," jawab Louis. Aku melihat Millie.
"Millie, aku ingin disini lebih lama lagi," kataku. Millie menatapku dengan tatapan kasihan.
"Tidak, [Name]. Aku dan Louis lebih tua dari kalian dan kami gagal menjaga kalian," kata Millie. Aku menunduk. Air mataku terjatuh.
Keputusan Louis sudah bulat. Aku tak bisa menentangnya lagi. Louis sudah mengatakannya pada Peter, Susan, Edmund, dan Lucy. Mereka tampak tidak rela kami pulang.
° ° °
Edmund pov.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐏𝐄𝐂𝐈𝐀𝐋 𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄𝐒, 𝖾𝖽𝗆𝗎𝗇𝖽 𝗉𝖾𝗏𝖾𝗇𝗌𝗂𝖾 ✓
Fanfiction[ completed ] ❛ she's a strange girl, who fallin' love with a (cold) king. ❜ - edmund pevensie x fem!reader - fanfiction - berdasarkan cerita The Chronicles of Narnia oleh C.S Lewis ﹙13+﹚ ﹙written in bahasa﹚ ﹙hanya mengambil beberapa peran﹚ © ssatif...