Felix itu galak tapi juga cengeng. Dibentak sedikit ngambek, dicuekin sedikit juga ngambek, dan yang paling parah adalah ketika anak itu menonton drama yang endingnya sedih, maka dipastikan Felix akan menangis tersedu-sedu dengan ingus kemana-mana. Seperti sekarang, anak itu tiba-tiba masuk ke kamar Changbin dan memeluk kakaknya sambil menangis karena drama yang baru saja ditontonnya."Jangan ngelap ingus ke baju kakak atau kakak marah sama kamu," kata Changbin dengan cepat sebelum Felix menempelkan wajah ke dadanya.
Felix cemberut kemudian mengambil tisu yang ada di dekat Changbin dan segera mengelap ingusnya dengan masih sesenggukan. Changbin mengusap sayang kepala Felix kemudian kembali menarik anak itu ke dalam pelukannya karena tidak tega melihat wajah Felix.
"Udah gede gini masih aja cengeng, nanti kalau jauh dari kakak kamu mau meluk siapa?" Tanya Changbin sambil membantu mengelap ingus Felix.
"Kenapa juga aku harus jauh-jauh dari kakak?"
"Emang kamu nggak pengen pulang ke tempat mama?"
Felix terdiam kemudian anak itu menduselkan wajahnya ke pelukan kakaknya. Changbin dengan senang hati mengeratkan pelukannya dengan tangan yang mengusap pelan punggung Felix memberikan kenyamanan pada anak itu.
"Mau disini aja sama kakak."
"Kenapa? Bukannya baru semalem kamu bilang kangen mama?"
Felix cemberut lagi membuat Changbin buru-buru mengalihkan pembicaraan karena tidak ingin adiknya semakin sedih.
"Mau keluar?"
"Kemana?"
"Kemana aja deh terserah kamu, kakak ikut."
Felix melepas pelukannya dan Changbin bisa melihat dengan jelas ekspresi semangat di wajah anak itu. Changbin lega karena Felix sudah kembali pada Felix yang biasanya.
"Ke cafe kucing yuk kak."
"Siluman kucing pengen ketemu temen-temen?"
Felix melirik malas mendengar candaan garing kakaknya kemudian anak itu menarik tangan Changbin agar pemuda itu berdiri dari duduknya.
"Ayo pergi sekarang kak."
"Sebentar dong sayang, kakak ganti baju dulu. Apa kamu mau bantuin kakak ganti baju? Boleh, sini bantu lepas celana kakak."
"Kakak mirip om-om mesum!"
Changbin tertawa puas melihat Felix yang kabur dari kamarnya dengan berlari cepat. Pemuda itu lantas segera mengganti bajunya dengan baju yang keren agar terlihat tampan paripurna dan mempesona.
Felix menatap Changbin dari bawah ke atas dan begitu terus beberapa kali. Tampilan kakaknya terasa terlalu boyfriend material untuk ukuran pergi ke cafe kucing dengannya. Changbin itu jarang dandan, lebih suka pakai celana jeans dan kaos biasa ditambah sandal jepit ala mas-mas kos pada umumnya. Tapi sekarang pemuda itu berdandan sangat beda dari biasanya dengan aroma parfum yang menguar kemana-mana sudah mirip kembang kuburan yang harumnya semerbak.
"Kakak nggak salah pakai baju?"
"Enggak, kenapa? Kakak ganteng kan?"
Felix refleks mengangguk dengan jujur kemudian anak itu beralih menatap tampilannya sendiri yang hanya mengenakan celana pendek dan kaos biasa ditambah sepatu putih polos.
"Ganteng sih, tapi nanti aku keliatan kayak gembel kalau jalan sama kakak."
"Gembel apanya? Manis gini kok. Lucu banget kamu pengen kakak unyel-unyel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana [ChangLix]
FanfictionKeseharian sepasang sepupu beda perawakan yang tinggal bersama. Yang lebih tua sangat iseng, dan adik sepupunya yang berwajah manis tapi sangat galak. Rusuh! "Dek." "Apaan?" "Tebak kakak pake sempak warna apa." ⚠️BxB AREA⚠️ Local au Romance/comedy