22. Ultah, Dek?

849 197 49
                                    

"Pagi sayangnya kakak.."

Pagi-pagi buta Changbin sudah berulah. Pemuda ganteng itu sudah nangkring di atas ranjang Felix sambil cium-cium muka adik sepupunya hingga basah. Felix awalnya mau cuek tapi makin dibiarkan kakaknya makin menyebalkan, apalagi ketika kakaknya makin menindih tubuhnya hingga hampir gepeng.

"Kakak minggir aku masih ngantuk," ucap Felix sambil mendorong Changbin dengan mata yang masih tertutup penutup mata bergambar karakter kakaotalk favoritnya.

"Bangun agak pagian lah, biar waktu kita hari ini lebih banyak."

"Nggak mau, nanti di sekolah ngantuk."

"Dek.."

"Kakak berisik!"

Felix menekuk lututnya dengan tiba-tiba membuat Changbin memekik sakit ketika aset berharganya diserang oleh lawan. Bukannya apa, tapi kalau sampai kenapa-kenapa kan masa depannya terancam. Penghasil benih calon presiden harus diselamatkan!

"Aduh anjing," umpat Changbin dengan refleks sembari meringkuk di samping Felix dengan tangan yang memegang asetnya.

Seketika Felix membuka penutup matanya kemudian dengan tega anak manis itu menendang pantat Changbin hingga terdorong dan jatuh dari ranjang.

"Dek, kamu kenapa sih?"

"Kakak udah ganggu tidurku dan kakak juga udah ngomong kasar ke aku! Pergi sana aku marah sama kakak!" Ucap Felix yang kemudian turun dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi dengan membanting pintunya. Mules dia.

Changbin melongo, pagi-pagi begini adiknya sudah mengamuk begitu. Tidak biasanya, padahal kan dia hanya mencium sayang adiknya. Masa iya memberi kasih sayang saja salah?

Changbin bangun kemudian pemuda ganteng itu keluar dari kamar Felix untuk bersantai di ruang tengah rumahnya. Ini hari ulang tahun Felix dan seperti biasa dia tidak pernah melupakannya barang sedetik saja. Sebenarnya tepat tengah malam tadi dia sudah mengucapkan selamat ke Felix tapi anak manis itu sudah tidur nyenyak jadi Changbin hanya bisa mencium sayang kening adik sepupunya sebagai ucapan selamat.

Changbin memutuskan untuk olah raga pagi agar tubuhnya sehat. Pemuda ganteng itu mulai mencari posisi enak di ruang tengah sebelum kemudian mulai melakukan push up untuk mempertahankan otot lengannya yang sudah keren paripurna.

"Satu.. Dua.. Tiga.."

Changbin menghitung setiap push up yang dia lakukan hingga tiba-tiba ada beban berat di atas punggungnya. Rasanya seperti ketempelan setan, tapi yang ini setan imut alias tuyul kesayangannya. Felix dengan santainya telungkup di atas tubuhnya dan memeluk lehernya dengan erat. Kaki kecil Felix dengan santainya melingkar di pinggang Changbin bak bayi koala menempel pada induknya. Changbin mau protes tapi karena ini hari ulang tahun Felix pemuda itu memutuskan untuk membiarkan Felix melakukan apapun yang anak manis itu mau.

"Lanjutin kak biar olah raganya lebih efektif," ucap Felix dengan tanpa dosa.

"Sembilan.. Sepuluh.."

Changbin makin sengsara tapi Felix malah makin betah di atas punggungnya. Felix ringan kok tapi kalau harus mengangkat ketika push up begini Changbin merasa seperti ditimpa dosa besar.

"Dek."

"Hm."

"Dosa kamu seberapa banyak sih? Berat banget kayak jadi korban friendzone," ucap Changbin sambil menepuk kaki Felix yang melingkar di pinggangnya.

"Hari ini aku ultah tau kak," ucap Felix dengan tiba-tiba namun tetap masih enggan turun dari punggung kakaknya.

"Kakak udah ngucapin ke kamu loh ya."

Renjana [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang