BAB 4

1.5K 348 67
                                    

Pagi hari yang mendung. Lisa terbangun saat jam menunjukan pukul lima pagi. Ia tak langsung bangkit untuk pergi ke kamar mandi seperti biasanya. Lisa masih betah bergulung dalam selimut hangatnya sambil memandang langit-langit kamar. Ia mendesah pelan, saat mengingat kejadian semalam.

Perhatiannya teralih pada kedua telapak tangannya yang kini ia angkat tinggi, kedua plester yang tertempel di sana adalah bukti bahwa ia sedang tidak bermimpi semalam. Bahwa benar agen senior Eagle yang kasar juga kejam itu, mengobatinya semalam.

Walau, pria itu dalam kondisi yang benar-benar mabuk.

Kemarin, setelah Taehyung selesai dengan kedua tangannya, kapten Nam memberi Lisa waktu sehari untuk benar-benar beristirahat dari lukanya. Sebelum kedatangan Jungkook, Lisa bersumpah bahwa ia takkan meninggalkan kamarnya meski itu untuk makan sekalipun. Ia akan mengisi hari liburnya dengan agenda tidur yang sangat ia butuhkan.

Namun, pikirannya kini berubah saat Jungkook datang sendiri ke kamarnya lalu meminta maaf. Apa yang dikatakan pria itu, begitu menyentuh hati Lisa. Dan dia, tak ingin mengecewakan mentornya itu dengan tidak datang ke tempat latihan pagi ini. Jadi, dengan semangat baru Lisa beranjak dari ranjangnya dan bergegas untuk bersiap.

.

.

.

Seperti biasa, sebelum pergi ke arena, Lisa akan turun untuk sarapan bersama dengan rekan-rekannya. Dan seperti biasa pula, suasana yang ia dapati tak pernah berubah dengan kapten Nam yang sudah terlihat rapi tengah meneguk kopi panasnya sembari membaca buku, Jennie yang masih terlihat sangat berantakan dengan piyama juga wajah yang terkantuk-kantuk, juga Jimin yang sibuk mengurusi penggorengan, karena pria itu mengharamkan siapapun menyentuh dapurnya, atau Taehyung yang tidak terlihat di mana pun?

Langkah Lisa memelan saat ia sampai pada kursi dan menariknya untuk duduk. Dia duduk di sebelah Jennie yang masih ingin tidur. Kalau Jungkook, tidak usah ditanya. Pria itu tidak suka bergabung dengan mereka, biasanya pria itu akan turun ke dapur untuk melihat persediaan makanan yang ada di sana lalu mengambilnya, dan akan menyantapnya di arena.

"Di mana Ta-"

KRIET.

Suara kursi lain yang ditarik, sukses merebut perhatian seluruh orang yang ada di sana, termasuk Jimin yang kini mulai membiarkan bacon-nya hangus. Jungkook yang menjadi pelakunya, pria itu duduk dengan santai sambil membuka kulit pisang yang ia ambil dari kulkas.

Pria itu nampak tak risih sama sekali, meski semua orang memandangnya aneh. Lisa sendiri melongo, saat menyadari kalau pria itu hanya mengenakan kaus lusuh, boxer dan sandal jepit. Tak seperti biasanya, meski penampilan Jungkook yang biasa pun nyaris tidak bisa dibilang rapi.

Jika di hari biasa, dari pada seorang agen Jungkook nampak seperti preman jalanan. Dan hari ini, Jungkook malah terlihat seperti gelandangan yang kelaparan. Lisa tak dapat menghentikan senyum yang mulai nampak pada wajahnya. Menurut Lisa, Jungkook sangat lucu.

"Apa?"

"Kau harus beli baju baru, Jung." Jennie menatapnya prihatin.

Jungkook berdecak, "aku bukan bertanya padamu, aku bertanya pada kucing itu!" Jungkook menunjuk Lisa dengan dagunya. "Kenapa kau senyum-senyum melihatku?"

Ah.. manisnya..

Jungkook yang berpenampilan seperti ini, tidak terlihat berbahaya sama sekali. Lisa pun hanya menggeleng, kemudian mengucapkan terimakasih saat Jimin meletakan sepiring telur dadar dengan roti juga susu hangat di depannya.

"Hei, serealku mana?!" Jungkook menuntut pada Jimin yang cukup terkejut saat Jungkook meminta sesuatu. Karena seperti yang sudah Lisa katakan, pria itu hampir tidak pernah bergabung dengan mereka, saat sarapan, makan siang, ataupun makan malam.

[Republish]BLACK SPARROW [LIZKOOK][Full Chap PDF]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang