Lalisa hanyalah salah seorang calon perwira kepolisian Seoul beruntung yang terpilih untuk menjadi salah satu bagian dari F.O.K, lembaga elite yang bertugas untuk melindungi negara dalam bayangan. dia tidak pernah mengira jika, ketika ia menginjakka...
Lisa memelankan langkahnya saat mendengar sapaan ramah Taehyung, pria itu baru saja keluar kamarnya yang berada di depan kamar Lisa. Gadis itu tersenyum sembari menaikan resleting jaketnya, dia sudah bersiap dengan leging panjang, sepatu lari juga airpods di tangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jogging?"
Gadis itu baru saja akan mengatakan yang sebenarnya kalau Jungkook memintanya untuk datang ke pinggiran hutan, namun, lelaki bermarga Kim itu nampak senang dan kembali bicara.
"Aku juga sudah lama tidak lari pagi, sekitar sini boleh juga. Bagaimana kalau kita lari bersama?"
"Anu i-itu-"
BAM
Jungkook muncul dibalik pintunya yang berada dua pintu di sebelah kamar Taehyung, ia mengenakan kaus tanpa lengan berwarna putih, celana panjang hitam dan sepatu lari seperti Lisa. Yang membedakan, ia membawa gulungan tali seling yang cukup panjang dengan jangkar pada salah satu ujungnya.
"Tidak bisa," Jungkook menyela. "Si payah ini, akan pergi denganku!" Tunjuknya pada Lisa yang terkesiap. Lelaki itu berjalan lebih dulu, meninggalkan Lisa dan Taehyung yang terlihat canggung.
"U-uh maaf agen Lion, mungkin lain kali." Cicitnya.
Taehyung menggaruk kepalanya yang tak gatal, "baiklah, hati-hati Lisa."
Gadis itu membungkuk saat berpamitan, ia bergegas menyusul Jungkook yang sudah pergi lebih dulu. Langkah pria itu sangat cepat, sehingga saat Lisa berusaha menyusulnya, Lisa tidak dapat menemukan Jungkook.
Dia mendengkus, dan melirik waktu dari ponselnya. Pukul 05.55, waktu janjiannya sekitar lima menit lagi. Dan dia baru sampai dipertengahan hutan pinus yang nampak terang karena baru saja memasuki musim gugur. Jadi, Lisa kemudian berlari agar bisa sampai tepat waktu.
Lisa tersenyum ketika kakinya tidak mengecewakan dirinya. Dia berusaha mengatur napasnya saat sampai di bibir tebing, melihat pandangan asri di pagi hari, menghirup udaranya dalam-dalam lalu duduk pada sebuah batang kayu yang sudah tumbang sejak lama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.