Ku lihat perlahan lahan dari sepatunya hingga wajahnya.
Tidak mungkin! INI TIDAK MUNGKIN!!
PIERRE!
DIA NYATA!
******
Wajahnya yang tampan itu mengukir senyum.
"Sudah sore hari nona. Baiknya anda masuk ke dalam" Kata lelaki itu. Maksudku Pierre
"Kamu..." kataku pelan sambil terheran
Lelaki itu memasang wajah aneh ke arahku.
"Saya permisi ya" katanya sambil masuk ke rumah Pak Haris.
Itu Pierre. Aku tidak mungkin lupa aku masih ingat wajahnya. Itu Pierre.
Akhirnya aku masuk ke dalam untuk menemui mbok mirah. Ku temui mbok mirah di dapur yang sedang sibuk meracik kopi sepertinya untuk Pak Haris.
"Mbok. Saya mau tanya" kataku pelan
"Nggeh, opo to mbak?" tanyanya heran dengan aksen jawanya yang kental.
"Mbok kenal dengan prajurit yang badannya tinggi wajahnya tampan putih?" tanyaku
Mbok mirah terlihat seperti berfikir.
"Sopo to mbak? Disini banyak yang ganteng" kata Mbok Mirah sambil tertawa kecil.
"Itu lho mbok, yang tadi keluar dari mobil bersama Bapak" kataku lagi.
"Oohh itu ajudannya Bapak Mbak. Ajudan Bapak yang ganteng pol ya Mas Pierre mbak" jawaban Mbok Mirah membuat jantungku seolah terhenti.
"Misi yo mbak. Kopi sudah ditunggu Bapak" kata Mbok mirah sambil pergi.
Aku mengangguk.
Benar! Itu Pierre.
Aku masih terpaku di dapur. Kepalaku berputar. Ada apa ini? Kenapa aku bisa bertemu Pierre secara nyata?Aku berjalan menuju taman belakang rumah Pak Haris. Tamannya sangat luas disana ada ayunan dan perosotan sepertinya untuk anak anak Pak Haris.
Terdengar suara tertawaan anak kecil perempuan..
"Hahahaha Om Pierre. Berhenti dulu Ade capek" seru anak itu.
Aku melihat seorang anak kecil sepertinya berusia 5 tahun dan bersama lelaki yang sedang bermain.
Anak kecil itu melihatku dan menghampiriku."Halo. Kakak siapa?" tanya anak itu.
Aku tersenyum dan membungkukan badanku.
"Halo, nama kakak Rachel. Nama adik siapa?" tanyaku balik.
"Nama aku Ade Irma kak, Anak bungsu Papa Nas" Jawabnya dengan ceria.
Oh dia adalah anak bungsu Pak Haris. Pak Haris juga akrab disapa Pak Nas oleh Ajudan Ajudannya dan rekan kerjanya.a
"Ade, lebih baik kamu masuk ya langit sudah gelap" ucap lelaki yang berada di hadapanku.
Aku mengembalikan posisi badanku tegap. Ku pandang wajah lelaki itu dalam-dalam.
Pierre di depanku sekarang.
"Baik Om Pierre." jawab Ade.
Ade pergi memasuki rumahnya. Sedangkan aku dan Pierre sekarang saling berhadapan di taman belakang rumah.
"Ha..Halo" sapaku.
"Hai" jawabnya singkat.
"Namamu Pierre?" tanyaku.
"Iya, bagaimana kamu tahu?" jawabnya
"Aku tahu dari Mbok Mirah" jawabku terbata bata.
Pierre tersenyum kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki itu..Pierre
Historical FictionSeorang gadis yang gemar melukis bernama Rachel. Belakangan ini, Ia sering melukis seorang lelaki yang diketahui bernama Pierre Andries Tendean. Siapa Pierre? Entah. Wajahnya selalu terbayang dalam pikirannya selalu datang dalam mimpinya. Berminggu...