Selamat Ulang Tahun

571 53 8
                                    

Semarang, 21 Februari 1963

Pukul 06.00 rumah Mas Pierre sudah terdengar suara Mama, Ayah dan Kakak Beradik yang sedang sibuk mengurus rumah. Mendengar itu, aku terhenyak dan bangun dari tempat tidurku.

"Waduh, jam segini aku baru bangun" eluhku

Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar dan terlihat disitu Mbak Mitzi membawa nampan berisi roti dan susu.

"Dek, ini sarapan untuk adek. Dimakan ya" katanya sambil tersenyum ramah.

"Aduh mbak maaf ya aku merepotkan" jawabku

"Tidak apa-apa dek. Tamu itu harus di jamu sebaik mungkin apalagi nanti kamu bakal jadi bagian dari keluarga Tendean" katanya lagi

Aku tersenyum.

"Terimakasih ya Mbak Mitzi dan keluarga. Aku jadi malu" kataku

Mbak Mitzi tertawa keci

"Sama-sama dek. Tidak usah malu" katanya.

Mbak Mitzi pun tiba-tiba terdiam dan seperti mengingat sesuatu.

"Dek, hari ini tanggal berapa ?" Tanyanya padaku

"Hmmm.. 21 Mbak" kataku lagi

"Astaga! Pierre hari ini ulang tahun loh dek" kata Mbak Mitzi.

"Oh iya Mbak?" tanyaku kaget.

Ternyata, Kekasihku hari ini ulang tahun.

Ku bergegas keluar kamar dan melihat Mas Pierre duduk di meja makan sambil menyeruput kopinya.

"Mas" panggilku

Mas Pierre melihat ke arahku dan tersenyum.

"Sudah bangun rupanya" katanya.

Seseorang tiba-toba menarik tanganku dan ternyata itu Mbak Mitzi yang menarikku kembali ke dalam kamar.

"Dek, kamu jangan bahas soal ulamg tahun ya. Ayah,mama, aku dan Roos merencanakan surprise ulang tahun untuk Pierre" kata Mbak Mitzi.

"Baik mba" jawabku sambil tertawa kecil.

Aku pun kembali ke ruang makan dan melihat Mas Pierre kali ini sedang menyantap rotinya. Aku beranjak dan duduk tepat di sebelahnya. Mas Pierre menoleh ke arahku dengan tatapan yang manis sekali.

"Mas, kapan kita kembali ke Jakarta ?" Tanyaku

"Kayaknya lusa ya" jawabnya.

Mas Pierre mengoleskan 1 lembar roti panggang dengan selai coklat. Parfumnya sangat khas dan aku sangat menyukainya. Mas Pierre adalah pria yang paling wangi menurutku xixixi.

"Makanlah" katanya sambil menaruh roti itu di piring kosong di hadapanku.

"Terimakasih Mas Pierre-ku" jawabku dengan manja.

Mas Pierre tertawa gemas.

"Ayah, Ibu dan yang lain kemana ?" Tanyaku sambil melihat ke sekitar rumah yang sepi.

"Mama ke pasar, Ayah sudah pergi ke klinik, Roos sekolah. Mbak Mitzi di kamar" jawab Mas Pierre.

Aku mengangguk pelan sambil menyantap roti yang dibuat Mas Pierre.

"Putri, aku mau ajak kamu ke satu tempat yang indah sekali" kata Mas Pierre tiba tiba.

Aku menghentikan kunyahanku dan melirik ke arahnya.

"Kamu mau kan ?" Tanya Mas Pierre.

Aku tersenyum dan mengangguk.

"Aku tentu mau selama itu dengan Mas Pierre" jawabku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lelaki itu..PierreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang