🌱 1

95 15 7
                                    


Setelah azan ashar berkumandang, terdengar suara hantaman benda keras di jalan raya yang sepi. Beberapa orang yang ingin melintasi jalan tersebut terpaksa harus menghentikan kendaraannya. Sebuah motor tergeletak di tengah jalan. Tak terlihat kendaraan lain di lokasi kejadian, selain motor beat berwarna hitam yang bentuknya sudah tidak karuan itu. Tabrakan lari.

Seorang gadis berusia tiga belas tahun terkapar di pinggir jalan. Darah mengalir deras dari kepalanya yang menggantam sebuah batu besar. Tidak ada yang berani mendekati gadis itu. Hingga seorang pria berusia hampir setengah abad turun dari mobil pick up. Ia mendekati gadis itu dan memeriksa urat nadinya. "Dia masih hidup. Tolong bantu saya membawa anak ini ke rumah sakit," ucap pria itu sambil melihat ke arah kerumunan orang yang tak melakukan apa-apa.

Beberapa pria bergegas membantu gadis yang tiba-tiba kejang tersebut. Saat dibawa menggunakan pick up milik pria tadi, gadis itu mulai sadar dan beronta-ronta kesakitan. Kalau saja tidak dipegang oleh lima pria dewasa, gadis itu bisa saja loncat dari mobil. Tidak lama setelahnya, gadis itu kembali pingsan.

***

"Auu," rintih wanita yang sedang membersihkan tanaman. Jari telunjuknya terkena duri dari bunga euphorbia.

"Kenapa, Mah?" tanya seorang pria yang tiba-tiba keluar dari dalam rumah.

"Enggak apa-apa, Pah, tapi perasaan mama enggak enak, ya, Pah. Rara kok belum pulang juga, padahal udah sore banget ini. Biasanya kalau pulang terlambat selalu izin."

"Mama tenang dulu, ya. Biar Papah susul Rara dulu." Pria itu lantas langsung masuk ke dalam rumah dan mengambil kunci motor di dalam lemari.

***

Suara roda brankar yang beradu dengan lantai terdengar jelas di koridor rumah sakit. Seorang dokter ditemani tiga orang suster membawa pasien korban kecelakaan ke dalam ruang Instalasi Gawat Darurat atau lebih sering disebut IGD. Entah apa yang mereka lakukan di dalam sana. Semua pintu dan tirai ditutup dengan rapat. Enam pria dewasa yang tadi membawa pasien itu hanya menunggu dari luar ruangan. Namun, mereka tak bisa benar-benar menunggu. Akhirnya, dengan sedikit terpaksa pria pemilik pick up itu mengantar kembali lima pria yang tadi ikut bersamanya.

"Maaf, Mba, apa ada pasien yang baru masuk IGD sore ini?" tanya seorang pria pada resepsionis. Wajahnya terlihat kusut. Apalagi sebelum tiba di rumah sakit, ia sempat melihat motor anaknya yang sudah tidak berbentuk dibiarkan begitu saja di pinggir jalan. Walaupun, sepanjang jalan ia selalu berdoa, kalau itu bukan motor anaknya, tetapi ciri-ciri yang disebutkan oleh wanita yang sempat ia temui tadi, terlalu persis untuk disebut kebetulan.

"Ada, Pak. Tapi, sekarang masih dalam penangan dokter di IGD," jawab resepsionis ramah.

Pria itu berjalan lemah seperti tak ada lagi tenaga yang mampu menguatkan langkahnya. Kemudian, ia duduk di salah satu kursi tak jauh dari ruang IGD. Pria itu mengacak rambutnya frustrasi. Satu tangannya kini mengurut-ngurut keningnya.

Tiba-tiba ponsel pria itu berbunyi. Setelah mengambil ponsel yang ada di sakunya. Pria itu mulai melihat nama yang tertera di layar pipih itu. Mamah.

"Gimana, Pah? Sudah ketemu Rara?" tanya wanita di seberang telepon.

Pria itu hanya diam.

"Pah? Enggak terjadi apa-apa kan, sama Rara?"

"Mama doain yang terbaik untuk Rara aja, ya," ucap pria itu berusaha tetap tegar di depan wanita yang menjadi belahan jiwanya itu.

"Papah di mana sekarang? Biar Mama ke sana," desak wanita itu, nada bicaranya mulai terdengar khawatir.

***

Seorang wanita tampak sedang menangis dipelukan suaminya. "Papah, anak kita," ucap wanita itu di sela isak tangis. Anak yang dulu sangat dinanti selama sepuluh tahun pernikahan mereka, kini berada dalam keadaan kritis. Dokter yang menangani anaknya tersebut mengatakan bahwa luka di kepalanya cukup parah. Butuh waktu yang lumayan lama untuk memulihkan cedera di kepala.

Beberapa alat medis sudah tersambung ke tubuh anak gadisnya itu. Hati ibu mana yang tidak teriris melihat anaknya harus berjuang untuk hidup. Wanita itu berjalan perlahan mendekati brankar, tempat anaknya sedang tertidur pulas. Ia harap itu hanya tidur sementara. Anaknya pasti akan bangun. Rara pasti akan sembuh.

🌿🌿🌿

.
.
.

💌💌💌

Hai, aku Rahma.
Udah itu aja.

Eh, tunggu sebentar!

Jangan lupa vote-nya ⭐, ya, teman-teman.
Jazakumullahu khair.

See you next story!
Have a nice day, Guys.🌹

Zahra, Al-Qur'an dan AlzheimerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang