14. Jawaban

10 4 0
                                    

Lanjut lagi

Setelah sekian lama... waktu belakangan pejuang gap year ini mengalami kegalauan parah. Pilihan terbaik adalah mengikuti arah yang Tuhan berikan.

Dukung terus yaa 😀

️☀️☀️☀️

Kendaraan melaju di jalur jalan bebas hambatan. Pikirannya berkecamuk karena operator yang memberi jawaban. Ia memukul stir mobil itu dan melajukan dengan cepat mobil yang ditumpanginya itu. Begitu keluar dari gerbang tol ia dihadapi dengan makanan sehari-hari kota Jakarta, yaitu kemacetan. Hal ini menambah kekalutan yang dihadapinya saat ini. Ia lantas menghubungi temannya.

"Rio, lu bisa cek rumahnya Zea ga?"
"Yah, lu Zel. Masih aja ngurus pacar orang"
"Itu bukan hal yang penting. Pokoknya lu harus cek rumahnya Zea, SEKARANG!"
"Iya, iya. Lu kirim alamatnya"

Hazel menutup panggilan telepon sepihak

Tidak lama setelah panggilan itu berakhir, ponselnya berdering kembali dan memunculkan nama adik wanitanya. Akan tetapi kendaraan yang lain mulai melaju sehingga ia memutuskan untuk menunda mengangkat telepon dari Abian karena berbahaya.
Benar saja dugaannya, Zea tidak berada di rumahnya. Bahkan adiknya pun tidak mengetahui keberadaan Zea. Hazel kalang kabut dan lantas menghubungi pihak berwajib. Ia terus mencoba menghubungi Zea tetapi tidak ada tanda akan ada jawaban. Peluhnya bercucuran dan terdapat kecemasan di perangai tampannya

 Peluhnya bercucuran dan terdapat kecemasan di perangai tampannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zel, Zea ga ada dirumahnya"
"Beneran?"
"Eh yaelah. Bener!"

Menutup sambungan telepon itu sepihak

Pikiran dan hatinya berkecamuk. Zea wanita yang dicintainya sedang berada dalam bahaya. Kasus pita merah senantiasa melingkupi pikirannya.

"Kamu dimana Ze?" Bermonolog

Entah berapa lama ia terkurung disini. Ruangan menakutkan yang terbesit dibenaknya. Ingatan terakhirnya tentang siksaan yang diberikan pria yang dipacarinya. Wajahnya memucat ketika mengingat kejadian yang telah ia alami. Ia mencoba untuk turun dari ranjang bernuansa merah itu, tangannya bergetar ketika mencoba meraih telepon yang ada di sebelahnya. Ia lantas memanggil sembarang nomor yang ada di kontaknya.

"Tolong saya.." lirihnya

Panggilannya masih berdering

"Tolong saya..."

Panggilan itu terputus untuk ketiga kalinya. Tubuhnya bergetar ketakutan ketika ada sebuah suara mendekat ke arahnya. Zea sangat ketakutan dan ia langsung saja berpura- pura tertidur diranjang itu.

Pintu itu terbuka dan menampilkan seseorang disana. Orang itu menyuntikan sesuatu di lengan Zea. Zea menahan rasa sakit dari sesuatu yang menjalar di nadinya. Ia mencoba membuka mata tetapi pandangannya kabur dan hanya bisa melihat siluet hitam.

"Sudah, Pak"

"Bagus, pergi kamu!" Melemparkan pisau kecil yang ada di hadapannya ke arah pria berpakaian hitam

Pria yang melemparkan pisau itu lantas mengambil pisau yang lain. Mengamati pisau kecil itu dan langsung menusukkan ke arah lengan atasnya. Ia tertawa ketika ia menancapkan pisau itu pada dirinya.

Cleb

"Dasar tak berguna!!" Cairan kental berwarna pekat mengalir di lengannya

Teringin ia mengutuk dirinya. Bagaimana bisa ia mengacuhkan panggilan yang selama ini ia nantikan. Wanitanya menghubunginya tiga kali. Ia sungguh tidak sadar karena terus saja memikirkan dimana keberadaan Zea. Ia sadar ketika Abian datang ke Apartemennya dan memberitahukan kabar ini. Menurut polisi setempat, Zea ditemukan tergeletak tidak sadarkan diri oleh seorang warga di jalanan sepi.
Polisi daerah itu sebelumnya telah menerima laporan hilangnya seorang wanita yang memiliki ciri fisik yang sama dengan wanita yang ditemukan oleh warga.

"Siapa yang melaporkan hilangnya wanita ini?"

"Bapa Arion Putra Adhitama"

Rahangnya mengeras dan tangannya mengepal kuat. Bagaimana bisa orang yang mengaku seorang kekasih tidak bisa melindungi orang yang dicintainya. Pikir Hazel. Terakhir kali Zea pergi bersama dengan pria itu.

Bugg

Hazel memberikan bogeman mentah kepada pria yang terlihat akan memasuki ruangan rawat Zea.

"Sini lo!" Mengambil kerah leher pria itu dan memukulinya membabi buta

Bugg

Bugg

Bugg

Teriak seorang perawat rumah sakit dan mencoba menghentikan perkelahian kedua pria itu. Akan tetapi, kekuatan seorang perawat itu tidak bisa mennghentikan perkelahian ganas itu.

"Dasar payah!! Lo anggap Zea wanita lo?" Ejek Hazel

Arion membalas bogeman Hazel tepat di pelipis Hazel.

"Lu tau apa, Hah! Jangan sok ikut campur" ucap Arion

Bugg

Bugg

Dua satpam datang berlarian. Mereka mencoba menghentikan perkelahian. Mereka memisahkan kedua pria itu yang saling menyulutkan amarah.

"Kalian tau ini rumah sakit?!" Arion dan Hazel terdiam dan mulai mengatur nafas yang tidak beraturan.

"Membuat keributan lagi. Kalian berdua dilarang masuk ke area rumah sakit" sembari membawanya ke luar rumah sakit

Tangannya masih saja setia disana, tidak bergerak sedikitpun. Wajah cantiknya memucat dan tubuhnya terbaring lemah diatas ranjang putih berselimut biru langit. Raga itu terbaring tiga hari lamanya dan belum ada tanda bahwa wanita itu akan tersadar dari tidurnya.
Pria itu senantiasa berada disana menemaninya dan mencoba mengalirkan kehangatan di buku jemari tangan yang terbaring.

"Kaka, bangun. Maafin Abian, ka"

"Kamu istirahat Bi, biar kaka yang jaga sekarang"

"Tapi apakah tidak merepotkan ka?"

"Tentu saja tidak"

"Baiklah, terimakasih ka Arion"

Mengangguk kecil "Kamu tenang saja kakakmu pasti akan sadar" tersenyum pada Abian

Hazel hanya bisa terdiam disana. Tidak bisa berbuat apa-apa, Zea sudah dimiliki oleh pria lain. Tetapi ia masih bersikeras bahwa janin yang di kandung Zea adalah darah dagingnya.

'Tenanglah nak, Papa akan mencuri hati ibumu' batinnya

"Kalau begitu Bian pulang ka" ucapnya pada Arion

"Ayo ka Adel"ajaknya pada Hazel yang sedari tadi berdiri seperti patung

'kamu akan jadi milikku, Ze' batin Hazel sembari melangkahkan kakinya mengikuti Abian

"Zea"

"Zea"

"Zea"

Memunculkan smirk yang menakutkan

.
.
.

Gimana nih? Aku udah lama ga Up nih Fanfic. Kira kira masih ada yang baca ga ya?

Tenang aku bakalan nulis ampe finish 😁

Didukung yaa...

#menulismembuathatitenang







Okie Dokie, Artichokie! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang