16 Desember 2020
Note ; saya tau hutang saya banyak. Tapi ini sebagai selingan selagi saya mencicil hutang saya.
.
Beberapa hari setelah kepulangannya dari Jepang. Jaehyun tampak jauh lebih pendiam dari yang sebelumnya. Ingatan yang terasa seperti deja vu bermunculan dalam kepalanya. Seorang Lee Minhyung dan Lee Taeyong begitu banyak mendominasi dalam kepalanya. Banyak pertanyaan tentang keduanya. Bahkan ia sampai tak menyadari kehadiran salah seorang yang ditugaskan untuk mencari jejak Irina.
"Tak banyak informasi. Keberadaan Irina dan Tuan muda Mark seolah menghilang bagai ditelan bumi. Setahun kami berpencar di Rusia dan menyusuri setiap kota untuk mencari keberadaan mereka. Namun hasilnya nihil."
Jaehyun menghela napas dengan lelah. Belum selesai perkara rasa penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada putra semata wayangnya. Kini ia harus mendapat beban pikiran lainnya yang sedikit banyak menyita waktunya.
"Bisakah kau caritahu, informasi mengenai putra dari Lee Taeyong?"
"Tuan Lee Taeyong? Setahu saya, beliau belum menikah dan masih berstatus single."
Kening Jaehyun berkerut dalam. Single? Belum menikah?
"Apa kau yakin?" Tanya Jaehyun agak ragu.
"Tentu saja Tuan."
Sekali lagi ada rasa ragu yang muncul, entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang tampak familiar pada sosok Lee Minhyung. Ia mungkin mengingat wajah Irina, tapi tidak dengan Markㅡ yang begitu menyedihkannya adalah putranya sendiri.
"Tolong selidiki asal-usul Lee Minhyung." Setidaknya Jaehyun bisa mencari tahu tentang informasi Lee Minhyung. Terakhir yang ia ketahui bahwa putranya memiliki sedikit bekas luka di wajah yang begitu tampak jelas.
***
Seminggu berlalu tanpa terasa, setelah Taeyong kembali ke Korea dan mengurus berkas pendaftatan sekolah untuk Mark. Nyonya Lee sering sekali berusaha mengambil alih berkas-berkas tersebut dan berusaha mengurusnya sendiri. Namun Taeyong selalu berhasil melarang ibunya.
Sore itu Mark berlari dengan riang, suara teriakan gemas akan tingkah laku Mark menggema. Para pelayan di rumah utama begitu senang dengan kehadiran Mark. Bahkan kebiasaan Mark yang suka memakan semangka, menjadi hiburan tersendiri bagi para pelayan.
Ada kalanya ketika Mark berlari dan terjatuh karena mengejar semangka yang tergeletak di atas meja. Suara tangisannya membuat para pelayan saling berlomba untuk menenangkan sang Tuan muda. Terkadang Mark juga bisa mengusili para pelayan dan membuat mereka tak kuasa menahan diri untuk tak mencubit pipi Mark.
Banyak hal yang Mark lalui dan Taeyong bersyukur bahwa masa-masa sulit Mark telah berlalu. Taeyong selalu berdoa agar anak lelaki kesayangannya itu selalu sehat dan tersenyum hingga seterusnya. Ada banyak orang yang begitu menyayangi Mark. Tingkah polosnya menjadi point penting sebagai hiburan dikala para pelayan sedang kelelahan.
Smoothies semangka dan puding semangka dengan cetakan kepala singa pernah memenuhi lemari pendingin di dapur. Itu semua tak lain adalah buah dari hasil kreasi para pelayan yang senang dengan kebiasaan Mark jika ingin meminta sesuatu, maka anak lelaki itu akan datang ke dapur dan menggunakan wajah polosnya untuk mendapatkan apa yang ia inginkanㅡ Mark bisa menaklukan seisi rumah hanya dalam seminggu.
Sekarang Mark sudah cukup besar dan Taeyong merasa bersyukur meski ia tahu bahwa anak lelaki itu bukanlah darah dagingnya. Ia maupun keluarganya menyayangi Mark dengan tulus, meski mereka semua tahu latar belakang Mark. Sempat mendapat penolakan dari beberapa belah piham. Namun pada akhirnya, mereka menerima Mark dengan setulus hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Ones | Jaeyong
Fanfiction"Putramu, adalah putraku juga." - Jaeyong. (Sinetron vibe edition) Start : 15 Des 2020 Jaeyong area Hurt-comfort + Family (Romance)