19 Desember 2020
Note ; mohon maaf jika ada typo yang bertebaran
.
Setelah Marlene pulang ke kediaman Jung. Wanita itu segera mencecar Jaehyun dengan banyak pertanyaan. Padahal saat itu Jaehyun baru saja pulang dan mendapatkan sedikit moment menyenangkan bersama Minhyung. Namun sekarang suasana tenang yang dirasakannya berubah menjadi amarah ketika Marlene mencecarnya.
Sang istri bertanya mengapa dirinya menemui Chloe dan lain sebagainya. Bahkan hingga keluhan, seperti Chloe yang mempermalukan dirinya di tempat umum dan lainnya.
"Aku tak bisa menyalahkan Chloe. Ia berhak melakukan itu karena kau telah membuat putra kami terluka!" Jaehyun membela Chloe. Ia memiliki kesamaan pendapat dengan Chloe dan sungguh tak percaya bahwa Marlene juga menjadi dalang utama mengapa Irina sampai nekat membawa pergi putranya.
"Putra kami? Huhㅡ kau bahkan mengabaikan putramu! Kalian berdua? Putra kami? Ahahaha, omong kosong macam apa ini?" Marlene bertanya dengan sarkas. Sementara Jaehyun membungkam mulutnya, tidak ada kalimat untuk mengelak. Karena kalimat Marlene juga benar adanya.
Marlene berkacak pinggang, menatap Jaehyun dengan pandangan tak percaya. Bahkan berkali-kali ia memberikan gerakan mulut yang seolah menyindiri dirinya. "Putra kami?" Marlene menggelengkan kepalanya. Wanita itu tertawa sarkas.
"Kau! Apa kau berniat kembali bersama Chloe, setelah kabar wanita itu akan menikah?" Wanita itu melemparkan tatapan terluka dan kecewa yang teramat sangat menyakitinya. Walau begitu, Jaehyun juga melemparkan tatapan yang tak jauh berbeda. Ia juga merasa terluka dan kecewa.
Ia begitu percaya dan bahkan memberikan hatinya terhadap Marlene. Ia pernah berpikir bahwa setidaknya, meski Marlene tidak mempedulikan keberadaan putranya. Wanita itu tak akan pernah menyentuh putranya sama sekali barang seinchi pun tubuh Mark. Namun sangat disayangkan, justru Marlene lah yang menyebabkan keputusan bulat Irina untuk benar-benar membawa pergi Mark dari hidupnya.
"Aku lelah! Berhentilah mengeluh!" Jaehyun meninggalkan Marlene seorang diri. Sementara wanita itu tertawa sinis, dirinya tak percaya jika Jaehyun akan memperlakukannya seperti itu.
***
Siang itu, nyonya Jung pergi ke sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa item, sekaligus untuk merefresh pikirannya yang berkecamuk akhir-akhir ini. Pikiran mengenai putranya yang memiliki rumah tangga keduaㅡ yang sama kacaunya dengan yang pertama, membuatnya ingin pasrah saja. Bahkan kali ini, ia memiliki keinginan untuk menyarankan putranya agar segera bercerai dengan wanita bermarga Bowie tersebut. Meski dirinya mengetahui bahwa perceraian yang kedua kalinya akan semakin membuat nama keluarganya malu. Tapi mereka tak memiliki harapan mengenai keberadaan Marlene.
Wanita itu tak ada niatan untuk membantu mereka. Bahkan ketika ditanya, ada alasan yang begitu banyak yang ia lontarkan sebagai tanda bahwa dirinya enggan untuk berpartisipasi dalam pencarian Mark.
Dalam lamunannya, nyonya Jung tak sengaja melewati sebuah tempat makan, dimana ia menemukan Taeyong dan seorang putra angkatnya sedang memesan menu. Ia kepikiran untuk memesan makanan juga dan duduk sembari berbincang dengan anak sahabatnya itu. Sesekali ia ingin melepaskan beban pikirannya.
"Boleh aku bergabung?" Nyonya Jung lantas bertanya, membuat kedua orang itu berbalik dengan Taeyong yang tersenyum tipis dan mengangguk. Sementara Mark kebingungan menatap nyonya Jung, tapi kemudian berbalik lagi menatap kasir sembari menunggu Taeyong membayar pesanannya.
Setelah Taeyong berinisiatif memesankan menu dan membayar tagihan milik nyonya Jung dengan sedikit paksaan. Ketiganya memilih sebuah tempat duduk yang berada dekat dengan aquarium mini. Tak ada yang membuka suara karena terfokus pada menu makanan di hadapan mereka, tapi seketika nyonya Jung menyinggung soal Minhyung yang terlihat familiar dan mengingatkannya akan Markㅡ cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Ones | Jaeyong
Fanfiction"Putramu, adalah putraku juga." - Jaeyong. (Sinetron vibe edition) Start : 15 Des 2020 Jaeyong area Hurt-comfort + Family (Romance)