Way To You

3 2 1
                                    

"Suddenly, all of my direction on my path is you

Like this, end of my path is you"

Hyuk(VIXX) – Way To You

-o-

"Na, lo tanggal 21 sama tanggal 22 masih ada di Nangor gak?" tanya gue di telepon. Gue sama Nala jarang banget teleponan karena gue dan dia kurang suka telepon, lebih suka chat.

"Gue nggak di Nangor tanggal segitu, gue udah pulang ke Bekasi."

"Hmm... iya, sih. Soalnya mepet natal juga. Gue jadi ragu ke Bandung."

"Lo serius mau ke Bandung?"

"Ya, sebelum gue pergi...."

"Lo mau pergi ke mana? Kok lo gak ngomong?" suara Nala di seberang sana meninggi.

"Nanti gue ceritain, dah ya. Bye."

Akhirnya gue memutuskan untuk tetap pergi ke Bandung. Ya, gue nekat. Dengan uang seadanya dan tanpa izin. Bahkan gue bohong untuk pergi ke IKEA bareng Farel ke bunda, gue buat kesepakatan bahwa gue pulang hari Senin. Gue benar-benar gak tahu lagi kapan bisa bertemu lagi dengan Kak Jevan.

-o-

Gue sibuk UAS dan mengurusi banyak dokumen. Kebetulan Manda jadi ikut ke Bandung. Tanggal 20 Desember 2019 gue berangkat ke Bandung selesai UAS hari terakhir. Gue belum tidur sejak semalam, gue memutuskan untuk tidur di mobil travel. Lama banget perjalanan, gue bangun baru sampai Bekasi. Rasanya mau pulang ke rumah deh gue.

Acara MonDae setelah jalan-jalan keesokannya MonDae ada perform di salah satu event di Braga. Gue sering banget ke Bandung karena banyak keluarga gue di sini, tapi gue gak pernah ke mal di Bandung karena setiap gue ajak ayah atau bunda, mereka bakal bilang, "Ngapain jauh-jauh ke Bandung ujungnya ke mal." gak salah, sih.

Gue melihat buntalan di dalam totebag gue. Gue sempat beli boneka ayam di salah satu bazar kampus sebelum UAS. Boneka ayam ini couple. Ayamnya bukan kayak yang lo bayangin ada di mangkuk mi ayam. Ayamnya tuh lucu gitu, warna kuning. Gemas lah, pokoknya.

Perkiraan gue sampai di Bandung pukul delapan malam, paling telat jam sembilan. Tujuan gue saat ini ke McD Dago, alasannya karena McD buka 24 jam. Gue gak ada tujuan mau ke mana, gue gak ada hotel atau guest house. Gue senekat itu. Dione chat gue dan dia bilang hati-hati, sedangkan Kak Jevan gue gak tahu kabarnya. Haha. Kalau dia gak ke Bandung gue nyesek, sih... tapi gue sudah konfirmasi ke manajer MonDae, Bang Reza kalau Kak Jevan ikut.

-o-

Gue akhirnya sampai di McD Dago, gue pesan makanan dan makanannya gue irit-irit supaya gue gak gabut-gabut amat. Gue memilih tempat di lantai dua dan ada charger. Gue... sebenarnya gue takut, ini pertamakalinya gue keluar sendirian dan jauh. Sesering-seringnya gue ke Bandung, Bandung tetap saja asing untuk gue. Gue harus bertahan terjaga satu malam lagi sebelum gue ketemu Manda.

Untuk guest house, gue kebetulan dapat tawaran dari Mbak Ellen Shu bersama dengan Manda. Kalau lo tanya siapa Mbak Ellen Shu, dia adalah seseorang yang suka datang ke event dan kadang memberi kritik terhadap event yang beliau datangi. Gue gak ada masalah sama Mbak Ellen sebenernya, kenal saja enggak. Chat gue sama Nala itu berhubungan dengan inside jokes anak panitia event.

Karena Mbak Ellen itu suka dateng ke event-event yang mengundang band, baik event sekolah, kampus, maupun event umum. Nah, Mbak Ellen itu juga suka ngasih masukan untuk event yang dia kunjungi. Berhubung dulu gue sama Nala panitia event di sekolah, kita semua panitia selalu was-was sama Mbak Ellen takut kena kritik. Kritiknya Mbak Ellen tuh lumayan pedas.

Selain suka mendatangi event, Mbak Ellen tuh koneksinya luas banget sama member dan beberapa manajemen artis atau band lainnya termasuk MonDae.

Gue cerita ke Nala, dia malah ketawa. Karena ketika kami jadi panitia, was-was banget melakukan jobdesk supaya gak kena eval dari kakak kelas dan kritik Mbak Ellen Shu. Jadi kesannya gue dan Mbak Ellen Shu ini pada awalnya adalah musuh bebuyutan yang akhirnya menjadi soulmate.

Gue menyibukkan diri dengan laptop gue untuk menghabiskan malam. Pelanggan datang dan pergi, dari ramai banget sampai tersisa gue seorang atau mungkin dua orang. Karena gue melihat ada orang lain di lantai dua. Kalau lo mau tahu, gue sekarang seperti anak kecil yang kabur dari rumah. Karena gue pakai jaket Pikachu berwarna kuning menyala dan tas gue bergambar Ice Bear dari kartun We Bare Bear, sungguh tidak mencerminkan anak kuliahan.

Akhirnya, pagi pun datang. Udara Bandung dingin banget, matahari mulai terbit gue baru berani untuk keluar dari McD untuk mencari masjid. Gue cari masjid terdekat lewat handphone gue. Lumayan jauh ternyata, tapi gak apa-apa sih. Gue cari masjid untuk gue mandi, Manda nyusul gue ke masjid dan kami jalan bareng ke guest house yang ditawarkan Mbak Ellen.

-o-

Gue sama Manda sudah sampai di depan Meonk Cat Cafe. Di sana ada Mbak Ellen yang menunggu kami. "Halo, Mbak," sapa gue ramah.

"Ayo masuk dulu sini, taruh barang, cuci muka, make up, rapi-rapi sebelum ketemu Jevan," katanya sambil mendahului kami masuk ke dalam gang.

DIA TAHU GUE BUCIN JEVAN? HOW

"Gue tau lo dari Laras, Ji. Katanya Renji bucin banget sama Jevan. Hahaha." Ujarnya seakan membaca pikiran gue.

"O-oh..." gue ber-oh-ria karena merasa canggung banget.

-o-

"Ayo, udah siap belum? MonDae udah di sana," Mbak Ellen tiba-tiba udah muncul di ambang pintu kamar gue sama Manda.

Dandanan gue udah siap, tapi hati gue belum.

The Story of Us: You Were BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang