Fact, Fake

3 2 0
                                    

"But you'll never know unless you walk in my shoes. Cause everybody sees what they wanna see. It's easier to judge me than to believe."

Blackpink – You Never Know

-o-

Pernah gak lo kehilangan arah dan berharap seseorang membuat lo bertahan? Ya, gue berharap Kak Jevan mampu bikin gue bertahan buat ngejar dia meskipun anggota MonDae lainnya sekarang ngacangin gue. Sekarang keadaannya berubah, gue yang biasanya selalu di-waro mereka sekarang malah kayak dikacangin. Gue masih berpikir positif kalau mereka sibuk, meskipun hati gue berkata lain.

Cekcok antara gue dan Manda juga seakan gak berujung. Pola pikir gue dan Manda dari awal berbeda. Manda memang lebih tua dari gue satu tahun, tapi gue merasa dia manipulatif banget anaknya. Dia tipe orang yang kalau lo curhat ke dia bakal dibandingin dengan masalahnya dia seakan dia manusia paling tersakiti di dunia ini, no debat. Ada hal yang bikin gue hilang respect ke Kak Juna sebagai leader dan Manda.

Kak Juna buat ig story QnA, gue iseng nanya dessert kesukaannya apa, namun pertanyaan gue gak dijawab sama dia. Gue lihat dia jawab pertanyaan lainnya, awalnya biasa-biasa saja... tapi makin ke akhir ada yang mengganjal ketika gue baca pertanyaan dan jawabannya.

'Kak, apa pendapat Kak Juna tentang fans fanatik gimana?'

'Kak, pernah gak ada fans yang tahu privacy member MonDae?'

Banyak pertanyaan yang terlintas dalam benak gue.

Kenapa banyak pertanyaan kayak gini dan kenapa... Kenapa dijawab?

Menurut gue pertanyaan kayak gitu gak perlu dijawab di publik, kalau memang mau dijawab cukup jawab di DM. Karena ketika lo menjadi seorang artis, lo gak seharusnya menjawab pertanyaan kayak gitu. Pertanyaan kayak gitu krusial banget. Please, kalau mau senior-senioran sebagai fangirl gue sudah ada sepuluh tahun jadi fangirl.

Gue akhirnya memilih cerita ke Dera dulu soal ini karena menurut gue Dera cukup mengerti cara kerja industri hiburan.

"Gak profesional."

Dua kata yang terlontar dari mulut Dera di seberang sana.

"Dia udah jadi seorang idola, seorang idola juga punya attitude ke fansnya. Dia gak seharusnya jawab pertanyaan kayak gitu. Itu sembarangan banget, kalau di sini berani bahas soal itu... gue gak tahu lagi deh."

"Gue bingung kenapa dia lebih memilih jawab pertanyaan kayak gitu dibandingkan pertanyaan gue..."

"Keluar aja lo dari sana,"

"Hah?"

"Berhenti. Berhenti ngejar Jevan."

"Tapi kenapa? Tapi Kak Jevan gak ngomong apa-apa..."

Benar juga, Kak Jevan gak ngomong apa pun. Bahkan gue rasa dia juga gak tahu— atau mungkin gak peduli— soal ini. 

Di tengah kebingungan gue, gue buka whatsapp dan lihat status yang dibuat Manda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah kebingungan gue, gue buka whatsapp dan lihat status yang dibuat Manda. Ternyata tadi dia nanya sesuatu ke Kak Juna, tapi Kak Juna memilih untuk jawab pertanyaan itu secara personal lewat DM. Sayangnya, malah disebar oleh Manda. Statusnya berisi tangkapan layar isi chat mereka berdua, beserta caption yang sangat panjang.

Ini sih, nyindir gue... gak salah lagi.

'Kak, menurut kakak kalau ada orang yang misuh-misuh chat-nya di-read doang gimana?'

Makin ke bawah gue gak sadar air mata mulai turun membasahi pipi gue.

'Mungkin dia gak tahu atau gak pernah ngerasain kalau ada chat yang memang gak harus dijawab.'

Lo berdua gak pernah, ya chat-nya di-read doang sama gebetan?

Iya, gue akui gue sempat misuh di status whatsapp, tapi gue lupa buat hide dari SunDae. Status yang isinya gue sebal karena cuma di-read doang sama Kak Jevan, sedangkan yang gue harapkan cuma kata terima kasih dari dia.

Salah, ya...

Gue beralih dari gambar ke caption panjang yang ditulis Manda.

'Lo harusnya sadar diri kalau lo cuma fans...'

Tapi gue bukan fans, lo membicarakan diri lo sendiri?

'Lo gak punya hak untuk marah karena chat lo di-read doang. Baru fans aja udah protes.'

Gue rasa lo juga gak punya hak untuk cemburu kalau Kak Saka main bareng Steff... Lo juga punya perasaan yang sama ke Kak Saka seperti gue ke Kak Jevan, tapi lo selalu bantah itu.

Gue menutup status Manda, kembali ke chat Dera.

'Gue salah, ya kalau kesel karena chat gue di-read doang sama gebetan gue?'

Dera cuma tanya kenapa dan gue ceritain lagi ke dia apa yang barusan gue baca.

'Udah toxic, Ji. SunDae udah gak bener, dari awal lo cerita tentang masalah yang ada di antara SunDae gue mau nyuruh lo berhenti... tapi gue tahan.'

Tangan gue gemetar, tapi tetap gue balas pesannya meskipun agak blur karena mata gue dipenuhi air mata.

'Kenapa lo nahan gue?'

Gak lama Dera balas lagi pesan gue.

'Karena gue melihat lo senang ketemu Jevan, karena gue melihat lo semangat banget dekatin Jevan.'

'Karena ini pertamakalinya lo jatuh cinta.'

-o-

Dari situ gue memutuskan kontak MonDae dan SunDae. Gue hapus akun fansite gue, gue block SunDae khususnya Manda. Gue block-unblock anggota MonDae kecuali Kak Jevan. Bilang gue kekanak-kanakan, gue gak peduli. Semakin dewasa semakin sadar, kadang kita juga butuh memblokir seseorang dari kehidupan kita.

Gue memutuskan untuk pergi, bahkan dari kehidupan Kak Jevan.

                Untuk apa gue bertahan kalau dia baik-baik saja tanpa gue? Oh, iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk apa gue bertahan kalau dia baik-baik saja tanpa gue? Oh, iya... memang gue siapa?

The Story of Us: You Were BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang