The Truth: Jevan

9 3 0
                                    

"If this is real take me back to the start then.

What I want but I know it can't happen.

Baby, I know it's already over."

Day6 -You Were Beautiful

-o-

Banyak hal yang dia gak tahu, termasuk perasaan gua. Sejak awal dia chat gua secara personal, gua pengen jawab, tapi gengsi. Ketika Renji mulai join discord, gua juga suka jahilin dia. Soalnya responnya lucu. Respon SunDae juga lucu, bikin penasaran gara-gara Hazel terus Renji jadi panik.

Kalau ketemu Renji, gua pengen juga ngajak ngobrol, tapi bingung mau ngobrolin apa. Berakhir dia terus yang cairin suasana. Gua bahkan membiarkan kami berdua ketiduran di discord. Kalau diingat lucu, rasanya mau diulang terus.

Sampai ketika Bang Reza mengadakan acaara jalan-jalan bareng SunDae, gue dengar dari MonDae Renji nekat ikut ke Bandung. Bahkan Renji bermalam di McD. Ini anak gak tahu bahaya atau gimana, sih? Nanti kalau kenapa-kenapa gimana... untungnya ada Brian yang jagain Renji diam-diam dan itu rencana MonDae.

Gua berusaha buat gak peduli sama kehadiran Renji hari ini. Aneh, gak kayak event sebelumnya. Gua diam-diam curi pandang ke Renji tanpa dia sadar.

Apalagi pas gua tanya ke SunDae mau kemana, tiba-tiba dia nyaut ke pelaminan terus salting sendiri. Lucu banget kenapa, sih?

Cuma gua rada kesel pas dia nyuruh gua makan di sebelahnya, gua sengaja ngasih jarak karena Bang Reza wanti-wanti gua buat jaga jarak. Padahal Dione dekat banget duduknya sama Renji. Gua sadar, Renji nyindir gua gara-gara gak on, tapi tetap update story lagi marathon netflix.

Karena itu satu-satunya cara gua ngabarin Renji. Gua harap dia senang hari itu seharian sama gua meskipun kami gak terlalu sering interaksi. Gua juga senang karena satu kelompok sama Renji pas games, tapi kayaknya dia menghindari dekat gua.

-o-

Selesai perform di Braga, Mbak Ellen ikut MonDae untuk makan malam bareng. Renji sama Manda sudah balik duluan ke guest house. Sayang banget, padahal mereka bisa saja ikutan.

"Unboxing kado dulu, guys!" seru Saka sembari memamerkan beberapa bingkisan yang dia terima. "Gak deng, gue mau unboxing bareng emak gue. Hehehe."

"Gue unboxing ah," seru Juna yang baru menerima titipan bingkisan dari Reza.

"Anjay, dari siapa tuh?" tanya Brian.

"Ghina kalo gak salah," jawab Juna.

"Bang, Bang Jev. Pasti lo dapat kado dari Renji. Buka dong," ujar Dione.

"Iya nih buka."

Gua mulai membuka bingkisan berwarna biru langit. Dia tahu banget gua, ya? Gua buka hati-hati.

"Pelan banget, buset dah. Disayang-sayang itu sampai bungkusnya," ejek Saka.

"Bacot."

"IH, BONEKA AYAM!" seru Brian melihat isi bingkisan yang gua pegang.

"Lucu banget," gumam gua pelan.

"Ada suratnya tuh," tunjuk Juna.

Boneka ayam yang gua pegang malah dirampas oleh Brian. Brian berusaha membuka baju ayam tersebut.

The Story of Us: You Were BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang