Bimbang?

1.4K 147 10
                                    

***


Taeyong mendesah pelan, menatap langit sore yang mulai menghitam. Untuk kesekian kalinya dia masih memikirkan keadaan Mamanya. Sudah hampir 5 tahun dia tidak pernah mengetahui kondisi Mamanya. Dan Papanya juga sangat sulit dihubungi. Terakhir dia melakukan komunikasi dengan Papanya mungkin 2 tahun yang lalu, saat hari kelulusannya. Setelah itu nomor Papa tidak aktif lagi.

Disaat-saat dia seharusnya merasa bahagia, tapi dia juga merasa sedih. Orang yang seharusnya mendukungnya tidak akan pernah bisa hadir, di hari yang sangat istimewa dan berharga untuknya. Mengetahui bahwa wanita itu tidak menganggapnya sebagai bagian dari keluarganya lagi. Membuat dia merasa sakit.

Taeyong dilanda perasaan yang membingungkan. Dia hanya ingin melihat Mama dan Papanya menyaksikan anaknya yang akan menjadi milik orang lain. Meski mereka akan pergi lagi, dia tak apa asalkan mereka berdua melihat bagaimana Taeyong yang sekarang.

Sedangkan dalam pikirannya selalu mendapati nama Jaehyun, Jaehyun, dan Jaehyun. Sangat susah baginya untuk melupakannya walau hanya sekedar nama, tapi sangat berat baginya.

Jika seperti ini, siapa yang akan dia salahkan. Dirinya sendiri atau Jaehyun. Meski sekarang sudah ada Jey, tapi nama Jey hanya angan-angan saja baginya. Nama Jaehyun lah yang selalu mengelilingi hati dan pikirannya.

Apakah dia memang tidak pernah mencintai Jey, lalu perasaan sayang, dan khawatir itu apa? Saat Jey tidak ada kabar hatinya merasa kehilangan dan saat Jey memperlakukannya dengan sangat lembut hatinya berdebar. Apa arti semua perasaan itu? Namun nama Jaehyun lah yang mempu merobohkan semua perasaan itu.

Tapi dia tidak mungkin merusak masa depan hanya untuk masa lalunya. Tujuan dia sekarang adalah bisa membuat orang-orang disekitarnya bahagia. Terutama Jey, Jey adalah orang pertama yang bisa membuat dunianya kembali. Setelah dia merasa dunianya menghitam dulu.

Pundaknya disentuh seseorang, membuatnya mendongak. Ternyata Chichi, orang kedua yang bisa membuat dia mengenal arti hidup lagi.

"Melamun apa sih?" tanya Chichi sembari mengistirahatkan kakinya disamping Taeyong.

"Aku tidak melamun, aku hanya sedang berpikir." jawab Taeyong dengan pandangan tak luput dengan danau didepannya.

"Jangan memaksakan otakmu untuk terus berpikir, 13 hari lagi kamu akan membangun sesuatu hal yang akan membuat otakmu berpikir lebih keras!"

Taeyong menoleh, ya memang benar. Tapi yang ada dalam pikirannya sekarang menurutnya sudah sangat memberatkan isi otaknya.

"Aku tau apa yang sedang kamu pikirkan Taeyong." ujar Chichi seraya menatap Taeyong serius.

Taeyong menghela napas, lalu memberikan senyuman tipis kepada Chichi, seolah dirinya mengiyakan perkataan Chichi barusan.

"Aku merasa ragu untuk melanjutkan semua ini Chi. Bayang-bayang dia masih selalu ada. Tapi aku tidak ingin menyakiti Jey yang sudah sangat baik kepadaku" Taeyong menunduk. Chichi mengulurkan tangannya menyentuh pundak Taeyong, bermaksud untuk menenangkannya.

"Tapi dia hanya ditakdirkan untuk singgah. Dia hanya sekedar mampir lalu pergi meninggalkanmu begitu saja Taeyong! Dia hanya bagian dari masa lalu kamu, Jey adalah masa depan kamu!"

Enemy? But Love || Jaeyong [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang