Kisah Cinta Jaja

1.3K 165 10
                                    

*

Lika-liku kisah cinta Jaja terbilang rumit. Hanya bisa memendam perasaannya, dia dan orang yang sangat dia cintai tak akan pernah bersatu. Dimata orang sekitar atau dimata agama.

Cinta yang datang diwaktu yang salah, Dan Jaja sendiri yang pertama kali merasakan perasaannya itu. Dia sadar, sangat sadar bahkan kalau itu salah, sangat salah!

Tapi dia gak bisa menyangkal perasaannya semakin orang itu berada disisinya semakin besar rasa cintanya. Dia awalnya menganggap sekedar rasa 'suka' tapi lambat laun rasa suka berubah menjadi rasa 'cinta. Ada keinginan untuk melindunginya,

Jaja menatap pintu berwarna coklat, perlahan membuka pintunya. Menyedarkan pandangannya kepenjuru kamar, tapi yang dicari tidak ada disana. Dia kembali menutup pintunya. Dia berjalan menuju belakang rumah.

Disana terlihat laki-laki dengan topi hitam bertengger dikepalanya. Duduk membelakangi Jaja. Jaja tersenyum simpul, dia berjalan menghampiri adiknya.

Jeje adik kandung Jaja, umur mereka terpaut 3 tahun. Saat itu Jaja kelas 9 dan Jeje baru kelas 6 sd. Dia menyentuh bahu kecil. Jeje menoleh lalu tersenyum.

"Duduk bang"

Jaja duduk disamping Jeje. Jeje sangat suka senja, entah dengan memandangi semburat orange yang perlahan menggelap membuat dia sadar kala ada waktunya kebahagiaan itu juga akan hilang.

"Bang?"

"Iya, kenapa dek?"

Jeje menghembuskan napas, lalu menatap sang kakak.

"Abang kan tau kalo aku sakit" ucap Jeje pelan dengan menatap mata Jeje.

"Kalo sakit pasti bisa sembuh Je,  tuhan maha penyembuh"

Hati Jaja sakit mendengar suara Jeje yang terdengar pasrah. Jeje sakit leukemia udah di diagnosa beberapa bulan yang lalu. Saat itulah perasaan Jaja ke adiknya berubah. Dia mulai mencintai Jeje. Bagaimana bisa Jaja mempunyai perasaan seperti itu. Jaja juga gak tau alasannya apa.

"Aku takut bang, takut kalo aku gak ada lagi buat mama sama abang"  Jeje menunduk, menahan air matanya yang akan jatuh.

"Jangan ngomong kayak gitu Je!" Teriak Jaja takut. Gak kebayang bagaimana hidupnya tanpa Jeje. Sikecil yang sudah membuat hari-harinya berwarna.

"Gak Jeje harus sembuh, Jeje anaknya kuat kok!" Jaja menahan tangisan. Hatinya sakit sangat sakit. Dia gak mau kehilangan Jeje. Meski mereka tidak akan pernah bersatu dalam suatu 'hubungan'dengan Jeje selalu ada disisinya sudah cukup bagi Jaja.

"Kita gak akan pernah tau seberapa lama kita hidup didunia ini bang," ucap Jeje dengan isakan. Jaja langsung memeluk adik kecilnya sangat erat. Tangisan Jaja pecah.

"Abang sakit dek, denger adek ngomong kayak gitu. Jeje kuat, ayo lawan penyakit Jeje. Jeje pernah bilang kalo gak mau lihat mama atau abang sedih. Kenapa Jeje ngomong seakan Jeje mau pergi jauh dan gak akan kembali"

Jeje melepaskan pelukannya, menangkup pipi Jaja, menghapus air mata Jaja yang terus mengalir. Dia juga gak mau meninggalkan dunia ini, terlebih lagi kedua orang yang dia sayangi. Tapi dia gak bisa ada masanya dia harus pergi meninggalkan kenangannya didunia.

Enemy? But Love || Jaeyong [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang