3 \ triangel

313 54 11
                                    


"Itu ruang guru dan arah kesitu adalah perpustakaan. Terus yang itu-" Yuna menghentikan kalimatnya saat ia menoleh pada Huening Kai. Lelaki ini mendengar penjelasannya, bukan? Kenapa Yuna mendapati ia hanya melihat padanya tanpa peduli apa yang gadis itu bilang.



"Kamu dengar ucapanku, kan?" Tanya Yuna hanya ingin memastikan.


"Eh? I-iya aku dengar."


Yuna memutar bola matanya. "Kalau begitu fokus, jangan cuma melihatku."


Lelaki itu mengangguk cepat lalu mengikuti Yuna yang mulai kembali berjalan mereka menuju kantin. Gadis itu kemudian duduk dikursi kantin, terlihat cukup lelah setelah berputar sekolah. "Kenapa ngga ikut duduk? Sini." Yuna menggeser bangku sebelahnya, menyambut Huening Kai.



Dia duduk lalu bertanya. "B-bukannya ini belum jam istirahat? Kenapa kita sudah duduk disini?"



Yuna melihat arloji-nya. "Sebentar lagi bel bunyi, kurasa tidak apa - apa kita duduk disini."



Yuna menoleh dan mendapati Huening Kai menatapnya lagi, laki - laki itu gelagapan karna ketahuan.



Yuna mendengus kesal. "Sudah aku bilangkan, berhenti menatapku begitu."



"Habis, sayang banget kalo ngga liat wajah kamu..." Ucapnya agak malu - malu.



Gadis marga Shin itu mengerenyitkan dahi. "Maksudnya?"



"Yah... Kamu cantik, makannya jangan kaget kalau ada yang lihat kamu sepertiku tadi."


Yuna tak berniat menjawab 'Terima Kasih' atau menunduk malu karna kalimat itu. Karna ia sudah sangat sering mendengarnya sampai rasanya mulai muak.



Ting ting tinggg!!!


Suara familiar dari bel sekolah bergema. Yuna juga baru ingat dia bawa bekal hari ini, tapi karna sudah terlanjur kekantin dia memutuskan untuk makan disini. Mana tahan dia dengan wangi ramyeon yang menggoda hidungnya.




"Oh, iya. Untuk menunjukkan rasa terima kasihku padamu karna hari ini sudah bersedia memperkenalkan sekolah padaku, bolehkan, aku traktir kamu?"



Yuna awalnya berpikir akan menolak tawaran itu, tapi setelah dipikir - pikir tidak ada salahnya dia menerima traktiran Huening Kai. Yuna menganggukan kepalanya.



Huening Kai tersenyum lalu beranjak pergi untuk membeli makanan, menepati janji traktirannya. Dan Yuna hanya dapat menunggu dengan membosankan, ia tak bisa bermain handphone karna tadi ia kumpulkan dikelas.



Jadi Yuna hanya duduk diam sambil mengetuk - ngetukkan kukunya pada meja kantin.



Haruto baru saja keluar kelas, pemuda itu merangkul kedua temannya Jeongwoo dan Junghwan untuk pergi kekantin. Mereka bertiga nampak sedang menikmati obrolan yang tak tahu topiknya apa, apalagi Jeongwoo yang paling semangat saat bicara.



Tetapi saat baru menginjakkan kaki dikantin, Haruto melihat seseorang yang beberapa hari lalu selalu ia cari saat kekantin, akhirnya gadis itu tidak membawa bekal, batinnya. Segera Haruto membuang rangkulanannya lalu berjalan mendekati Yuna.



"Ya! Ruto. Kau mau kemana? Kenapa ngga duduk ditempat biasanya?"



Sayangnya, pemuda yang namanya dipanggil itu tampak tak peduli akan ucapan Jeongwoo.



Haruto menarik bangku disebelah Yuna dan langsung mendaratkan bokongnya. Yuna menoleh karena merasa ada seseorang yang mengeser bangku disebelahnya dan betapa hal yang ia lihat itu membuat moodnya turun drastis.



S E Q U O I A ; Haruto ft. YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang