___________________
🐱 Radiant
Shadow 🐈
___________________Warn!!
'Mark POV'
"maaf Mark, untuk lagumu ini belum bisa kami terima. Genre musiknya benar2 tidak sesuai dengan group mu."
"iya, saya mengerti. Saya akan coba membuatnya lagi."aku menghela napas, membuang segala resah yang mengganjal di hatiku. Rasanya benar2 muak, semua lagu yang kuajukan di tolak perusahaan. Sekalinya di terima, aku harus rela memberikan lagu itu untuk juniorku yang debutnya tertunda akibat kecelakaan beberapa waktu yang lalu.
Ini semua benar2 menjengkelkan, bahkan berita dengan isu gila itu masih saja ramai di perbincangkan. Meski kerap kali fans ku yang beradu argumen lewat media sosial. Itu benar2 membuatku sedih, mereka mencoba melindungiku sebisa mungkin, namun aku hanya berdiam diri seperi orang bodoh tak berguna.
Aku ingin membuat mereka yang mendukungku bangga akan karya ku kembali. Tapi nyatanya sudah 3 bulan. Aku gagal.
Gumprang
Aku melonjak dari sofa saat mendengar suara dari dalam kamarku.
"Bi?" panggilku beranjak dari sofa, ya ulah siapa lagi kalau bukan kucing gembul yang manis itu.
Aku membuka pintu kamarku lebih lebar, dan mendapati barangku yang sudah kacau balau. Bajuku yang berserakan dari dalam lemari, beberapa buku dan pernak pernik kamar ini berserakan di lantai.
Astaga!
"Bi, kau sedang apㅡ"
Tubuhku terpental ketempat tidur saat seseorang menubruk dan kini menindihiku.
"Meeeoow,"
Aku hanya bisa terbelalak tak percaya melihatnya. "B-Bi?" panggilku ragu.
Apa dia benar2 Bi?
Bi ku...
Kalungnya, ia tetep mengenakanya.Ia memejamkan matanya bahkan meremas kaosku, telihat benar2 ketakutan.
Apa aku benar2 gila saat ini?
"Meeow." ucapnya lagi. Aku mencoba menelan silvaku, melihat tubuhnya ㅡ tak mengenakan apapun, membuat jantungku tak karauan. Aneh, mengapa perasaan aneh ini muncul.
"Meoooww," ia mengaratkan pelukan saat seekor serangga terbang melewati kami.
"Keㅡkecoa, kau takut kecowa, Bi?" aku memejamkan mataku, mencoba menepis bayangan dari apa yang kulihat saat ini. Ini mungkin hanya khayalanku, fantasiku saja. Mungkin aku harus ke psikolog?
"Nanti aku buang Bi, tak usah takuㅡ oh shit, Bi! don't lick it." napasku seperti terjegal saat lidah lembutnya menjilati leherku.
Aku gila, aku benar2 bisa gila.
"Stop it, Bi!" Aku membuka mataku dan membentaknya, namun lagi2 yang kudapati hanya sosok kucing biasa.
"Meeow."
Aku terkekeh, menertawakan diriku sendiri.
"Apa segila itu aku membayangimu menjadi manusia Bi?" ujarku mengusak wajah kucing abu itu dan menciuminya.
Ia bener2 mengemaskan bukan? Bahkan dalam khayalanku pun, bila dalam wujud manusia. Sangat menggemaskan. Aku ingin sekali mencium bibirnya.
Fuck!
Apa yang kupikirkan? Gairahku naik hanya karena membayangkan seekor kucing.
"Hey man! Apa kau tak bisa menahan situasi. Kenapa harus bangun." aku mendengus kesal, menurunkan Bi dari atas tubuhku dan pergi kekamar mandi.
*
'author pov'
Bi hanya duduk termenung diatas tempat tidur. Wajahnya menyeringit bingung menatap kearah kamar mandi milik Mark.
"ada apa dengan dirinya? Kenapa marah2 lalu menciumiku dan kembali marah lagi. Padahal aku hanya ketakutan. Serangga terbang itu menyeramkan."
Bi mencebikkan bibirnya, matanya berkeliling kesegala arah memasang ancang2 untuk lari bila saja serangga itu kembali muncul.
Dan benar saja, kecoa itu kembali terbang. Bi, melompat dari tempat tidur dan lari menuju kamar mandi.
"aaaghhhh fuck!" Mark sedikit terkejut saat Bi menubruk dan memeluknya dari belakang.
"Meoow."
"BㅡBi, Jangan begini." tubuh Mark dibuat semakin menegang saat Bi memeluknya semakin erat. Tangannya yang melingkari pinggang Mark begitu tampak jelas. Membuat jantung Mark berpacu dengan cepat dan perlahan meraihnya. Mengarahkan satu tangan putih ini kemiliknya yang mengeras sempurnya.
"aghhh," Mark menggerang, memejamkan matanya merasakan tangan lembut itu yang tertuntun memijit miliknya.
"Hmmpㅡaghhh." ia semakin merancau, lenguhan terus menggema dikamar mandi Mark, tak perduli dengan apapun bahkan ia memacukannya lebih cepat hingga cairanya melebur begitu banyak.
Mark menghela napas dan membuka matanya. Melihat cairanya yang banyak bercecer di lantai kamar mandi dan tangannya yang kini kosong.
Mark menoleh kebelakang, melihat Bi, kucingnya, yang sibuk menjilati tangannya sendiri.
Usai membersihkan diri Mark membawa Bi keruang tamu dan menaruhnya di atas sofa. Ia menatap kucingnya dengan begitu tajam, namun Bi hanya meringkukan tubuh lalu memejamkan mata.
"Berubah! Ayo berubah lagi." bentak Mark menggoyang2kan tubuh Bi.
"Meeeow." Bi menggerang malas.
"apa kau benar2 ingin membuatku gila Bi?"
"Iya kau gila, memberikan cairan aneh dan lengket itu di tanganku. Menjijikan!"
"oh god, kenapa aku selalu membayangi sosok pria itu pada kucingku." Mark menghela napas kasar, kepalanya terasa cukup sakit.
Ia menjatuhkan dirinya duduk disofa, menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata sambil memijit kepalanya yang terasa pening.
Namun, ia kembali merasakan seseorang naik kepangkuannya. Mengendus dan meciumi lehernya lalu tertidur dalam pangkuanya.
"aku harus segera borbat." gumannya yang tak ingin membuka mata.
Tbc
Gaje hahahhaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Radiant Shadow [MarkJin]
Fanfiction[18+] [Complete] "Jaeㅡkau memelihara kucing bukan? apakah mungkin seekor kucing bisa berubah menjadi seorang manusia?" "Apa masalah agency membuatmu menjadi gila, Mark?" "Entah, mungkin aku salah liat." ------------- bxb yaoi mature Nb ; Cerita...