song: Taeyon - four season
ENJOY READING
WARNING TYPO
Untuk beberapa waktu desir angin menyapu rambut Taehyung. Surai hitamnya kini berganti merah sungguh pria itu tengah berkutat dengan pikirannya sendiri. Kenapa Jiyoon seperti itu dan kenapa Yeri selalu saja muncul. Yeri terdiam sambil mengigit kukunya ia menatap Seokjin yang sedari tadi bersikap manis padanya ditambah nyonya Kim juga menyukainya. Ini nilai plus untuknya bukan. Tapi untuk waktu yang singkat senyum Yeri sirna saat tatap dingin itu mengitari wajahnya.
Tegasnya Taehyung memang membuat semua orang disana terdiam, namun tidak menyurutkan niat Yeri untuk tetap memilik lelaki ini.
Taehyung memejamkan matanya sebentar sambil mengirup udara dimalam hari, bertepatan dengan ia Yeri menatap wajah sempurna itu dari samping. Pria yang pernah ia jambak dan salahkan ini kini menempati seisi hatinya.
Apakah perlakuannya kepada calon istri Taehyung itu keterlaluan tapi demi cinta, jalan apapun menjadi lebih mudah.
Dengan santai ia menyatakan pada Jiyoon tentang dirinya dan Taehyung saat diAmerika walaupun kenyataannya itu tidak pernah terjadi. Yeri juga menambahkan hal – hal yang membuat Jiyoon semakin jijik dengan kekasihnya itu atau lebih tepatnya kecewa.
Jiyoon dengan tangannya yang bergetar ingin menampar Yeri namun sayang lengah ringkihnya itu terlebih dahulu di tepis Seokjin dan malah balik menampar wanita surai coklat itu. Beberapa kali Jiyoon diperlakukan seperti itu. Disaat itu bagai pahlawan Jimin dan membantu Jiyoon. Jiyoon sebenarnya membutuhkan peran Taehyung namun lelaki itu sudah tak menghubungi lagi dan Jiyoon merasa apa yang Yeri katakan benar.
Yeri semakin mendekat kearah Taehyung yang masih memejamkan matanya. Ia mencoba untuk lebih dekat dengan pria ini namun sepertinya Taehyung mempunyai sensor tersendiri sebelum Yeri sampai dia sudah menatap gadis itu dengan tatapan dinginnya
" pergi sebelum aku menyeretmu ..." Yeri hanya terdiam sambil memilin ujung bajunya
" Taehyung aku minta maaf.. aku---" Taehyung kembali menatapnya dengan tatap malas
" cukup Yeri, aku malas untuk beradu denganmu. Tinggalkan aku sendiri.." Yeri masih Yeri ia tetap berusaha untuk mengenal Taehyung lebih dalam
" Taehyung apa kau marah..? pria Kim itu menghela nafas
" apa sebenarnya yang ingin kau katakan Yeri.." Taehyung menatap Yeri sambil memasukan kedua tangannya ke saku celana bahan yang ia kenakan
" aku uemm..." Yeri mengigit bibir bawahnya
" bisakah kau tinggalkan Jiyoon.. dia tidak baik untukmu.." oh lihat bahkan Yeri sudah berani mengungkapkan apa yang sebenarnya ia inginkan.
" atas dasar apa..?" tatap tajam penuh permintaan kejelasan itu tepat menohok bola mata Yeri yang sedang menari mencari alasan.
Taehyung berjalan mendekat, menekan bahu gadis itu.
" dengar, semenjak kau datang kehidupan yang sudah hancur semakin hancur. Kau tau kenapa..?" Yeri menatap mata itu
" karna kau semuanya terasa buruk. Apapun itu jangan pernah mengatakan hal tentang kekasihku" Taehyung keluar kamar ia hendak menekan kenop pintu sebelum suara kecil Yeri terdengar
" kekasihmu selingkuh bukan dengan temanmu.." ekpresi Taehyung semakin keruh ah ini yang ia pikirkan sejak tadi.
Taehyung hanya memejamkan matanya lalu keluar kamar.
Posisi seperti ini membuatnya semakin terjepit, sisi yang kurang menyenangkan kembali terkuang. Taehyung tak suka suasana seperti ini. Ia memacu kendaraannya laju menuju seseorang yang ia rindukan saat ini.
Taehyung sampai dibasement keluar dari mobilnya dan mendapati seseorang tengah menampar Jiyoon, lagi ibunya mendatangi kekasihnya itu.
" tinggalkan putraku.. " kesekian kalinya entah yang keberapa.
Gadis itu hanya terdiam saja, terlihat oleh Taehyung ia memengangi pipinya yang terlihat memerah dan mengelurkan darah akibat tergores cincin ibunya mungkin. Dari kejauhan Taehyung memperhatikan gadisnya jongkok sambil menatap kosong jemari tangannya yang Taehyung sematkan cincin satu tahun lalu.
Kenapa cinta mereka seperti ini..? apakah Taehyung harus mundur..? setidaknya jika ia meninggalkan Jiyoon, gadis itu tak akan mengalami itu lagi. Kakinya enggan untuk bergerak sedangkan rasanya sudah ingin memeluk gadis itu.
Saat ia akan melangkah seseorang terlebih dahulu menghampiri Jiyoon, mendekapnya erat sekali dan membiarkan ia menagis didadanya sambil mengelus punggung gadis itu berusaha untuk menenangkannya.
Untuk kesekian kalinya Taehyung tertekun. Pilihan hanya ada satu tingalkan Jiyoon dan turuti kemaun sang ibu.
Mata mereka bertemu, seolah tatapan itu menjadi penetu jika hubungan mereka sudah tak bisa lagi untuk dilanjutkan. Jiyoon tau Taehyung pasti sudah lama berdiri disana. Pertama kalinya ia memalingkan wajahnya, sakit terlampau sakit untuk dikatakan.
Taehyung memilih untuk masuk kedalam mobilnya dan pergi. Didalam perjalananya ia menatap foto yang tergantung dispion depan mobil, foto tahun pertama mereka memadu kasih dengan seragam sekolah.
Bukan, untuk siapa dia pergi tapi untuk kisaran gelombang rasa itu ia memilih menepi dari pada tengelam.
TBC or NAH
sorry ya, ku lagi sibuk kuliah. thank you, love you tomat.
KAMU SEDANG MEMBACA
(TaeRi) Purple Light
FanfictionCambridge, MA. sebuah kota bagian di Amerika Serikat. Tempat dimana salah satu universitas terbaik Dunia yakni Harvard University disana kedua manusia yang saling benci itu bertemu, sebuah hal yang klasik memang. Kebencian itu berbuah permintaan m...