Ulah Dity

11 6 0
                                    

2⃣

"Lo nyuruh gue minta maaf?" Dity terkekeh sinis. "Sampai Indonesia turun salju pun, gue enggak akan minta maaf sama benalu itu."

"Yaudah kalo lo enggak mau."

Dity mencegat tangan Kerin. "Lo mau kemana?"

"Gue tanya sama lo, ngapain lo bawa gue kesini?"

"Ya gue mau nunjukin ini ke elo."

"Kenapa sampai nyasar ke wilayah anak mipa? Lo ga lupa kan kelas kita ada dimana?"

"Udah, mending lo tutup mulut lo dan ikut gue."

"Ogah, mending gue ke perpus."

"Kerin!"

"Apa?"

"Jadi udah sejauh ini ya si benalu itu ngehasut lo sampai lo berani nolak gue kayak gini?"

"Kenapa jadi bawa Edo lagi si. Lo bener-bener keterlaluan."

"Lo yang keterlaluan, Rin! Gak biasanya lo nolak gue. Lo selalu ikut semua perintah gue, tapi sekarang lo berani ngebantah gue. Itu semua karena benalu itu!"

"Gue bukan anak buah lo yang bisa lo atur. Gue bukan Kerin dulu yang bisa lo bodoh-bodohin. Dan stop bawa-bawa nama Edo. Dia enggak salah apa-apa!"

"Lo ngomong apaan si, Rin? Dity menghela nafas lelah. "Lo itu udah gue anggap kayak saudara gue sendiri. Mana mungkin sih gue mau jahatin elo. Gue minta sama lo jangan denger apa kata benalu itu. Lo ikut gue sekarang juga."

"Kalo lo cuma mau minta gue nemenin lo ketemu sama geng lo itu, gue ga mau. Gue masih ada kerjaan yang jauh lebih penting dari ini."

Dity berdecak. "Ini ga ada sangkut pautnya sama gue ataupun geng gue. Ini tentang lo. Sekarang kita ga punya banyak waktu lagi kalo lo ga mau dihukum bu Siska, lo ikut gue."

"Lo tau gue paling males ketemu anak mipa."

"Tenang aja gue jamin lo pasti bakal suka."

Kerin pasrah dan mengikuti Dity menuju ke suatu tempat.

"Awas lo aneh-aneh."

"Iya bawel."

🎭🎭🎭

"Sekarang lo naik tangga terus belok kanan. Pokoknya, berhenti di depan kelas mipa 1. Jangan sampe salah kelas."

"Eh tunggu!" Kerin mencekal tangan Dity. "Lo mau kemana? Kok gue ditingalin?"

"Tugas gue sampai disini. Selanjutnya adalah tugas lo. Lo tinggal masuk aja ke dalam dan terima kejutannya. Gue cabut dulu. Bye!"

"Dity kurang ajar lo ya!"

Kerin meneriaki temannya yang telah berlari jauh.

Kerin telah sampai di depan kelas mipa1. Ia bingung setengah mati dan tak tahu harus berbuat apa. Beberapa pasang anak yang berlalu lalang, menatap Kerin tak suka.

"Salah kelas lo?" tanya dengan sinis salah satu siswi yang tak Kerin ketahui namanya itu.

"Ini pasti ulah Dity mau ngerjain gue. Gue harus ngapain sekarang? Apa gue balik aja ya?"

Kring!

Lonceng sekolah telah berbunyi, pertanda pergantian jam pelajaran telah dimulai.

"Bodo! Gue cabut aja."

Aw!

"Kalo mau lewat bilang dong jangan main nabrak anak orang aja!" Kerin meringis sambil memegang bokongnya yang sakit.

"Lo ngomong sama gue?" tanya cowok itu dengan cuek.

Kerin menatap cowok di depannya ini tak percaya, cowok tebar pesona yang ia lihat tadi pagi dengan Edo di gazebo sekolah.

"Udah tau salah bukannya minta maaf malah sewot."

"Gue gak punya waktu buat cewek lemah kayak lo."

"Sok banget lo jadi cowok!"

Cowok itu memandang Kerin cukup lama. Ia memasukkan tangannya ke dalam kantong celana dan berjalan melewatinya begitu aja.

"Gue belum selesai ngomong!"

Kerin menatap punggung cowok itu dengan kesal. Ia berdiri dan segera pergi dari sana.

Dity
Jgn ke kelas
Terserah mau kemana
Bu siska lg badmood

Kerin merutuki nama Dity dalam hati setelah membaca pesan whatsapp darinya. Ia akan menemui Dity pulang sekolah dan memakinya habis-habisan.

"Tunggu aja lo, Dity!"

Bayangan Ba§tard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang