01 : Awal

440 67 2
                                    




Seorang lelaki yang masih mengenakan seragam sekolahnya yang dibalut parka tebal itu sedang terduduk lesu di sebuah food stan yang terletak di pinggir sungai Han-gang. Seporsi tteokbokki pedas dan 3 tusuk odeng hanya dia pandang tak selera. Uap yang sebelumnya mengepul dari kedua makanan tersebut makin lama semakin hilang dikalahkan dinginnya angin musim gugur di pinggir sungai malam itu. 

Entah apa yang sedang ia pikirkan, tapi wajahnya menampakkan bahwa ia seperti sedang memikirkan rencana pembangunan ekonomi negara. Padahal pemerintah saja masih bisa haha hihi sembari menikmati hartanya, sedangkan ia yang masih bocah SMA kelas 3 itu sudah terlihat seperti memikul beban dunia. 

Cukup khusyuk ia melamun hingga ia tak sadar jika bangku dihadapannya ditarik oleh seseorang. Orang yang duduk dihadapannya pun lantas mengikuti hal yang dilakukan oleh lelaki tersebut. Memangku wajah mereka dengan kedua tangan sambil menatap ke depan. Bedanya jika sang lelaki hanya melamun dan menatap kosong dengan wajah tampak lelah, sedangkan orang yang dihadapannya justru menampakkan senyum manisnya sambil menatap cerah ke arah lelaki itu. 

Cukup lama mereka berhadapan tanpa ada interaksi antar keduanya. Lalu dengan pertimbangan cukup matang orang di hadapannya itu lantas membuka percakapan. 




"Apa negara kita sedang terjadi inflasi ekonomi, tuan presiden? Atau kita akan menghadapi invansi dari negara sebelah?" tanyanya iseng. 

Terlihat jika lelaki yang duduk dihadapannya itu terkejut karena entah sejak kapan ada seorang gadis yang duduk dihadapannya dengan jarak antar wajah mereka berdua sangat dekat seperti ini. Karena rasa terkejutnya lelaki itu lantas membulatkan matanya  dan memundurkan badannya untuk menciptakan jarak diantara mereka berdua. 

Melihat reaksi pemuda di hadapannya justru membuat gadis itu tertawa dengan gummy smile-nya yang mempesona. Matanya yang mengecil menjadi bukti bahwa ia tertawa dengan sangat lepas. Untuk sesaat, pemuda itu hanya diam dan menatap kagum gadis di hadapannya itu. Saat tersadar, ia lantas membuang wajahnya dan mendengus kesal. 

"Ck, ada apa nona? Kau nampak sangat tertawa lepas seperti itu? Apa kau sedang butuh hiburan?" ujar pemuda itu kesal. 

Bukannya tersinggung gadis itu justru semakin tertawa lepas yang membuat pemuda itu semakin merasa kesal. "Dasar gadis aneh" gumamnya.

"Hahaha!!! Wajah kesalmu kenapa menggemaskan sekali sih?! Lihatlah pipimu yang semakin bulat itu. Aiguuu rasanya aku ingin membawamu pulang dan memeliharamu" ujar gadis itu sembari mencubit pipi pemuda di hadapannya gemas. 

"Ck, benar - benar tidak waras" gumamnya sekali lagi. Karena kesal pemuda itu ingin beranjak dari duduknya namun sebelum hal itu terjadi tangannya sudah dicekal dulu oleh gadis di depannya. 

"Ya!! Kau ini tidak sopan sekali. Aku ini lebih tua darimu asal kau tau. Kau masih bocah ingusan sudah keluyuran malam - malam, bergalau di pinggir sungai, masih mengenakan seragam dan bahkan berbicara informal kepadaku" dengus wanita itu agak kesal. 

"Dasar! Tua saja bangga, gila hormat pula" gumam sang pemuda namun ia kembali duduk karena tangannya ditarik oleh gadis tersebut. Walaupun pemuda tersebut mengucapkannya dengan bergumam tapi sepertinya ia tidak tau etika yang harus dilakukan ketika sedang membicarakan orang. Pelankan suaramu dan atur raut wajahmu. 

Tentu saja gadis di depannya itu menyadari jika pemuda yang tangannya masih ia pegang itu mendumal tentang dirinya. Bukannya terlalu percaya diri atau bagaimana. Tapi raut pemuda itu sangat kentara ditambah volume suaranya yang tidak terlalu pelan itu. 

"Ya!! Apa katamu? Aku bangga menjadi tua? Aku gila hormat? Wah benar - benar mengajakku bertarung ya?!" sungut gadis itu tak terima. Ia lalu berdiri dari duduknya lalu mendorong kepala pemuda itu dengan jari telunjuknya. Pemuda itu tentu tak terima, tapi tidak bisa berbuat apa - apa. Sehingga yang saat ini dia lakukan adalah hanya mencebikkan bibirnya kesal yang membuat kedua pipinya menjadi mengembang. 

Gadis itu yang kembali melihat wajah menggemaskan milik pemuda di depannya langsung mencubitnya gemas tanpa rasa belas kasihan. Padahal pemuda itu sudah merasa kesakitan namun ia tak mungkin kan merengek kesakitan. 

Saat melihat kedua pipi pemuda itu mulai berwarna merah dengan cap jempolnya, gadis itu lantas melepaskannya dan mengusak rambut sang pemuda gemas. Pemuda itu tidak terima dan akan melayangkan protes. Namun niatnya urung karena tiba - tiba saja gadis tersebut mengulurkan tangannya ke arah pemuda tadi. 

"Jennie. Jennie Kim" ucapnya dengan lembut dan jangan lupakan gummy smile andalannya. 

Pemuda itu tidak langsung menerima uluran tangan sang gadis tapi ia malah membulatkan kedua bola matanya dengan mulutnya yang terbuka sempurna. Tanda bahwa ia terkejut dan tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. 

Yang benar saja, apa gadis tadi menyebut namanya sebagai Jennie Kim?! Benarkah? Apa pemuda itu dulunya menyelamatkan negaranya dari invasi militer Korea Utara hingga malam ini ia bisa bertemu dengan wanita idola sejuta pria? 

Siapa yang tidak mengenal Jennie Kim. Seorang gadis yang bahkan masih menyandang gelar mahasiswa di Seoul National University itu merupakan seorang rapper, musisi, desainer bahkan model yang wajahnya selalu terpampang di setiap sudut Korea. Di saat ia bahkan belum lulus dari studinya, bisnis fashion miliknya sudah sangat melejit hingga seantero Asia Timur. Akun YouTube miliknya yang berisi daily vlog, cover berbagai macam genre lagu musisi lain ataupun lagu ciptaannya sendiri bahkan sudah mencapai 54.6 juta subscriber. Dan apa yang baru saja terjadi? Gadis itu memegang pipinya sebanyak dua kali dan mengusak rambutnya?











BOOMM....












Wajah pemuda itu lantas berubah menjadi kepiting rebus. Merah sempurna seperti diberi blush on secara merata. Masih dengan wajah terkejut miliknya, ia mengabaikan presensi gadis yang ia idolakan dan justru membayangkan image gadis itu yang ia lihat dari sosial media. 

"Hei? Kenapa kau tak membalas jabatan tanganku? Kenapa kau diam saja? Siapa namamu?" tanya Jennie bertubi - tubi sehingga lamunan lelaki di depannya ini buyar.

Karena merasa bersalah telah mengabaikan wanita di depannya ini, lelaki itu dengan sedikit salah tingkah langsung membalas uluran tangan Jennie.

"A-ah mianhe, noona. Perkenalkan namaku Han. Han Jisung" ujar lelaki itu dengan senyum merekah dan mata berbinar. 

cast

Han Jisung as Han Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Han Jisung as Han Jisung

Jennie Kim as Jennie Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie Kim as Jennie Kim








tbc...








Gimana ni? Han x Jennie

INSECURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang