Happy reading!
Pagi sabtu di rumah keluarga besar Alex tengah melangsungkan masak masak besar untuk tujuh bulanan Alena pada hari minggu.
Semua berkumpul kecuali orang tua Alena karena masih sibuk diluar negri. Alena yang ingin membantu dilarang keras oleh mertua dan bibi bibinya.
"aaa mih Alena bosen." merengek pada mamih agar dibolehkan ikut memasak.
"udah duduk sanah, nih makan." menyuruh Alena untuk duduk dan memakan cemilan biskuit bumil.
Alena berjalan dengan cemberut, bertanya pada bibi pertama untuk membantu mengaduk sambel tidak diperbolehkan, pad bibi kedua juga sama dan terus menerus tidak diperbolehkan.
Alena mendatangi suaminya yang fokus mencuci karet bersama sepupu dan keponakan kecilnya yang asik main air.
"Sif sinih temenin kakak." Sifa adik sepupu Alex yang memiliki umur yang tidak terlalu jauh.
"gabut ya kak?." tanya Sifa sambil duduk dan nyemilin kue buat sepupunya sehabis nyuci karpet.
"iya lah anjrot, ga dibolehin bantuin." Sifa tertawa kencang. "yaiyalah cucu pertama mamih."
"sae." mengobrol ringan sambil melihat keponakan keponakan Alex yang bermain air. Nih kalo mak nye tau berabe ni.
"istirahat dulu bro." Alex mendekat pada Alena dan Sifa yang masih mengobrol dan tertawa. Memberikan teh pada Alex.
"andai gue yang dijodohin sama lo Len, pasti hidup lo jauh lebih bahagia." ucap Andra abang sepupu Alex.
"pala lo idup, yang ada kurus si Alena." ucap Andri saudara kembar Andra.
"nah betul." Alex menyetujuinya.
"aaaa." Lion keponakan bengis Alex berlari kearah Andra menghindari semprotan air dari Alpin keponakan Alex yang paling ganteng.
"Lion! Alpin bangkek kena gue." Andra mengejar kedua anak bocah itu sambil mberlaga seperti seorang harimau.
"kamu cape banget ya?." Alena memeluk perut kotak suaminya dan mengendus baunya.
"ga lah, seru malahan." Alena menatap wajah yang menunduk itu dengan wajah sedih.
"curang! Aku ga dibolehin." Alex terkikik geli pasti ulah mamihnya sampe Alena harus menanggung kekesalan.
"demi kamu sama anak kita juga, perut kamu juga udah besar." ucap Alex sambil mengelus perut besarnya Alena.
"helloo spada yuhuu Karsa is back!." teriak Karsa dari depan gerbang dengan membawa koper liburan kuliah.
"guys bubaran yuk." semua ada bubar melanjutkan kegiatannya lagi, sedangkan Alena dan Sifa masuk kedalam sesuai perintah Alex.
"anjir sialan lo semua."
****
Diruang tengah semua berkumpul untuk menikmati semangkok baso Bang Ajai terenak dikomplek rumah mamih Alex.
Diborong semua slur sama keluarga Mahesa.
"noo sambel!." Alex menukar mangkok miliknya dengan milik Alena yang dipenuhi sambel.
"ish mauuu."
"nurut dong biar ga botak anaknya." Alex mengelus rambut Alena agar mengerti.
"ukhu! Batuk Sif aer aer." Andra belaga batuk sambil menyuruh Sifa mengambil air.
"semua jadi nyamuk." ucap bibi keempat, semua tertawa dengan wajah malu Alena yang bersembunyi dipunggung Alena.
Alena bersyukur kedua orang tuanya memberikan jodoh dengan keluarga yang sangat asik diajak ngobrol. Mereka menikmati baso itu dengan sedikit obrolan.
"Karsa kapan nikah? Kok kalah sih." ucap bibi kedua diikuti yang lain termasuk kedua orang tuanya.
"okeh! Coret saya dari kartu keluarga ini." ucap Karsa mendramatis dengan menyentuh dadanya.
"najis lo bang." ucap Sifa.
"okeh sayang nanti Mamih coret." ucap Mamih dengan suara yang dibuat selicik mungkin.
"sip Kar nanti Papih urus sama mamih." Karsa melotot lalu kabur mendekati Mamih dan Papihnya.
"ampun!."
"hahahah."
****
Pagi hari terlihat ramai dengan banyaknya tetangga yang datang untuk mendoakan kehamilan Alena.
Bumil kita kali ini sudah memakai baju gamis putih dengan kerudung pasmina putih ditemani oleh suami tercinta yang juga memakai baju putih dengan peci hitam.
Disanah juga ada teman teman mereka yang membantu menaruh naruh makanan.
Berdoa dipimpin oleh ustad setelahnya dilakukan acar acar tujuh bulanan seperti biasanya. (maklum belum nikah jadi kagak tau acaranya kek gimana)
Setelah selesai mereka mengadakan acara bakar bakar khusus keluarga dan teman temannya. Kini temannya adalah outdoor sesuai keinginan bumil.
Mereka dibagi tugas, untuk pria dikhususkan untuk membakar ayam, ikan, daging, dll. Untuk perempuan kecuali Alena membuat lalapan dan nasi liwetan.
Karena bosan Alena berjalan keluar untuk membeli beberapa chiki untuk ia makan saat menunggu makanan matang.
"kita ketemu lagi." Alena reflek menoleh dan menjauh dari pria dengan penampilan acak acakan.
"Bar? Ini lo?." tanya Alena karena kini Bara terlihat seperti tidak terurus.
"iya! Ini gue! Bunda gue pergi ninggalin gue dan gue juga ga mau kehilangan lo!." Alena mundur hingga dirinya mentok pada ujung gang yang sepi dan gelap.
"slow baby."
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Merried [Selesai]
Teen Fiction[part di unpublis dulu. Silahkan menunggu jika mau membaca.] !males revisi, and ga jadi! Dilarang keras untuk plagiat⛔ Alena Marisa&Alexi Mahesa Itulah kartu undangan pernikahan sembunyi sembunyi mereka. Perjodohan gila yang merubah status mereka me...