YM | Kotak Hitam

1.4K 102 3
                                    

Happy reading!!

"Sif, istri abang kemana?." tanya Alex ketika dirinya ingin mengajak Alena makn rujak. Sudah mencari keseluruh ruangan tapi tidak menemukannya.

"ga sama Sifa bang, tadi Sifa abis dari kamar mandi." Alex kalang kabut hingga semua penghuni rumah ikut mencari.

"coba telfon bang." usul andri. Alex cepat mencari kontak istrinya dan suara deringan ponsel lainya berada didekat TV.

Mengacak rambut frustasi bingung harus melakukan apa. Papanya menepuk pelan bahu Alex, mencoba menenangkan dirinya. "kita cari keluar."

"misi tuan, tadi saya liat nyonya Alena keluar. Katanya mau ke supermarket."

Sudah mencari disekitaran supermarket, Alex, Andra, Andri, dan Karsa tidak menemukan tanda tanda Alena. Bahkan mereka menanyakan pada kasir yang berada disanah.

"tenang Lex, besok kita cari. Gue bakalan ajak perkumpulan gue juga." karsa menatap sedih adiknya, terlihat putus asa.

Sudah menjelang malam dan belum juga ditemukannya. Mereka menghubungi polisi setempat dan Pak RT untuk membantu.

"makasih yak bapak bapak, udah bantu cari menantu saya." ucap papih.

Mamih Alex sempat pingsan dan sekarang tengah dilarikan kerumah sakit karena tekanan darahnya lemah. Alex menguncikan diri dikamar, memandang fotonya dengan Alena.

"kamu kemana sih."

Ting.

Alex menggeram membaca pesan dari orang yang tidak dikenal.

****

Diruangan yang remang terdapat wanita hamil tengah pingsan dengan seorang pria yang menghisap rokok ditangannya.

"eugh." lenguh Alena. Membuka matanya perlahan, hal pertama yang ia lihat adalah suasana yang dingin dan lembab. Menggerakan badannya namun ikatan itu membuat dirinya sulit bergerak.

"BARA! Lepasin gue!." teriak Alena ketika kesadarannya pulih, menatap keseliling.

"hai ssstt! Jangan berisik nanti aku marah." Bara datang dari arah belakang sambil menyentuh pundak Alena.

"ish apan sih lo!." Bara mencengkram pipi besar Alena hingga wajah Alena memerah. "mmmm."

"lo cantik banget, nyesel gue pernah selingkuh. Mungkin kalo gue ga selingkuh, lo sekarang jadi istri gue. Dan anak ini." Alena menahan sakit saat tangan Bara yang memiliki kuku panjang mencekram perutnya.

"harusnya anak gue, bukan anak si brengsek!." melepas cengkramannya pada pipi Alena lalu berjalan menuju sofa hijau yang sudah kotor, duduk sambil meminum alkohol.

"ssshht." kembali mendekat sambil menghapus air mata Alena yang menetes.

"jangan nangis."

"le-pasin gue Bar!." wajah yang lembut itu berubah menjadi datar dengan kuratan didahi.

"gue? Lepasin lo? Gabakalan Len!."

Alex tolong!.

****

Sudah satu hari setelah Alena menghilang, semua terus mencari. Alex tampak lelah dan terlihat tidak terurus, dirinya tidak mau memakan apapun.

"mba liat, istri saya ga." Alex menunjukan foto istrinya dengan perut buncit.

"enggak mas."

Aku harus cari kamu kemana lagi sih, Alena....

Hendak masuk kedalam rumah, namun sebuah paket dari pak satpam rumahnya membuat dirinya penasaran. Membawanya kedalam kamar dan menguncinya.

Saat membuka kotak hitam itu, aroma darah tercium sangat menyengat. Disanah ada foto dirinya dengan Alena yang terobek dan sebuah coretan merah dibagian perut Alena.

Ada sepucuk surat kecil dengan tinta merah menyala.

Bro! Istri lo ada di gue.
Bingung mau gue apaain, enaknya dipake dulu apa bunuh calon anak lo ya?.

-B

Meremas kertas itu lalu mmebanting kotak hitam tersebut. Ia hafal dan tau siapa itu.

Mencari nomer sipengirim, nada dering tersambung namun kembali terputus karena orang itu tidak menjawab.

"bangsat! Mana Alena!." saat nomor tersambung hanya suara kipas yang terdengar disanah.

"A-Alex."

"hallo! Alena!." sambungan terputus, mencoba menelpon kembali nomer Alex namun hanya suara oprator yang menjawab.

"bajingan lo Bara!."

****

"gue ga mau!." Alena terus menolak suapan yang diberikan Bara hingga pria itu membanting piring itu hingga pecah.

"lo maunya apa?! Udah gue baikin malah ngelunjak lo!." Alena membalas tatapan mata Bara yang merah karena menahan amarah.

"gue mau pulang!." Bara tersenyum meremehkan ucapan Alena.

"mimpi dulu aja ya sayang." Bara mendekatkan wajah hendak mencium Alena, namun dirinya diludahi oleh Alena.

Amarahnya memuncang, menampar pipi Alena hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

"lo! Gue baik bukan berarti gue ga bisa lukain lo Len!. Wanita sialan!." mencekram erat pipi Alena yang merah, hingga dirinya bis merasakan kuku kuku tajam itu menancap di pipinya.

"Alex gabakalan nemuin lo." kini Alena lah yang memberikan senyuman mengejek pada Bara.

"Alex bakalan dateng."

TBC.

Young Merried [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang