Chapter 3. Cinta Pertama Tidak Selalu Terwujud

113 17 14
                                    

"Kisah cinta yang kandas, bukan persoalan yang besar bagi anak muda. Setiap orang pernah jatuh cinta, dan jatuh cinta tentu saja akan mengalami luka."

-Keyra Vanillaisya


song : Mikha Tambayong - Cinta Pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

song : Mikha Tambayong - Cinta Pertama

️🌦️🌦️🌦️

Senyum Keyra merekah sepanjang perjalanannya menuju kelas. Di mana semua orang menatapnya di koridor sebab senyumnya yang tidak sama sekali menunjukkan bahwa Keyra sakit hati atas perbuatan Dipta.

Di seluruh penjuru sekolah, tentu saja tahu bahwa Keyra dan Dipta itu dekat. Dan juga, semua orang tahu bahwa Keyra punya rasa terhadap cowok yang jago basket tersebut. Awalnya, mereka kira Dipta pun menyukai Keyra seperti yang gadis itu rasakan, tapi ternyata saat pengakuan Dipta di lapangan utama cukup membuat mereka terkejut dengan apa yang cowok itu rasa.

Lagipula, tentang masalah itu Keyra sudah mulai berdamai. Toh, semua orang punya pilihan. Dan Keyra tidak begitu mengambil hati atas apa yang cowok itu lakukan.

Terlebih, semalam ada penghibur yang membuatnya benar-benar merasa di atas awan. Alunan gitar yang merdu, membuatnya perlahan lupa dengan masalah yang tengah menimpa.

Elang.

Namanya begitu indah dan kuat. Bahkan, dapat Keyra lihat dia memiliki wajah yang kuat selayaknya elang yang gagah. Sayangnya, tadi malam mereka tidak begitu banyak berbagi kata. Setelah nama itu terdengar, cowok bernama Elang tersebut langsung masuk tanpa mengatakan apapun lagi.

Dia misterius, dan ternyata dia juga tetangga baru Keyra.

"Eh kenapa kok kok lari-lari?" Keyra bertanya pada satu adik kelas yang tampak berlari ke arah utama sekolah, bahkan kini semua yang berada di koridor mulai berlarian.

"Itu, Kak, kayaknya ada yang berantem," sahut adik kelas tersebut.

Keyra mengernyit, ia tatap siswa-siswi yang berlarian tanpa keinginan mengajaknya juga. "Siapa yang berantem, woy?" tanya Keyra pada semua orang, namun tidak ada satupun yang mau menjawabnya.

Maka, dengan berat hati ia ikut berlari menghampiri di mana kerumunan itu berada. Padahal, ia tidak begitu suka dengan perkelahian. Namun, karena rasa penasaran yang besar, juga wajah-wajah aneh dari mereka yang pergi ke lapangan utama, membuat Keyra ikut penasaran atas apa yang terjadi.

"Brengsek! Cowok macam apa sih, lo?! Berani banget mainin perasaan sahabat gue?!"

Langkah Keyna melambat, dadanya berdegup kencang saat ini. "Vika?" panggilnya berbisik saat melihat sahabatnya itu menghantam rahang Dipta yang tampak sudah sangat bonyok di lapangan utama.

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang