"Aku menemukanmu, bukan di bawah hujan, bukan juga di bawah gumpalan awan hitam."
Pluviophile
🌦🌦🌦
Awal hari yang cerah untuk Keyra hari ini. Selepas jam olahraga, kelas mereka kosong sebab Bu Via cuti kehamilan. Kelas mereka hanya di tinggalkan tugas saja, selepas itu bebas melakukan apa saja.
Pak Jay tidak piket harini, sehingga mereka bebas berkeliaran di penjuru sekolah tanpa takut di amuk oleh pria muda tersebut. Kelas hanya beberapa orang saja yang tersisa, selebihnya mereka memilih ke kantin.
Keyra, Nadin, dan Vika pun melakukan hal yang sama. Setelah berganti pakaian menjadi seragam, mereka memutuskan untuk ke kantin untuk menjanggal perut juga nongkrong saja. Lagipula, hanya murid rajin yang mau berdiam di kelas saat jam kosong seperti ini.
Ketiga perempuan ini tentu saja keluar dari list murid rajin.
"Enak banget sih kalau istirahat duluan gini. Meja nggak susah-susah cari yang kosong, nggak perlu antre, yang paling nikmatnya nggak liat kakel yang sok senioritas!" cerocos Nadin panjang lebar. Wajah perempuan bersurai panjang dan cokelat itu jauh lebih ceria dari biasanya saat memasuki kantin.
"Valid no debat," timpal Vika sambil terkekeh.
Keyra mengangguk menimpali, setuju dengan perkataan Nadin. Yang terpenting, mereka bisa duduk dan tidak susah-susah mengantre panjang. Untuk urusan kakak kelas, Keyra tidak masalah mereka bersikap senioritas. Toh, selagi mereka tidak mengganggu Keyra dan teman-temannya, semuanya akan aman saja.
"Nad, pesan sana," suruh Vika.
"Apa? Lo yang traktir? Okelahh!!" Nadin langsung berlari setelah mengatakan hal tersebut. Semua kos makanan dia singgahi, membuat Vika berdecih.
"Heran sama kelakuan Nadin," kata Keyra.
"Dari lahir udah gitu kali, ya?" Vika geleng-geleng kepala. "Tahan aja lo temenan sama dia dari TK," lanjutnya pada Keyra.
"Ya iyalah tahan! Nadin tuh sumber kebahagiaan gue. Cuman dia yang mau temenan sama gue waktu TK. Soalnya, Kak Nana tuh sering nakutin teman-teman gue, jadilah cuman Nadin yang nggak ada takut-takutnya sama kakak gue."
Berteman dua tahun bersama Vika, ini kali pertama Keyra menjelaskan mengenai pertemanannya dengan Nadin. Pun itu Vika yang berkata duluan.
Vika berdecak kagum sekaligus geli. "Kayaknya kakak lo lebih galak dari gue ya, Ra? Tapi, muka dia imut banget sih asli," seloroh Vika mengingat perempuan yang menjadi kakak Keyra adalah model-sering keluar masuk tivi.
Keyra menggebrak meja, siap menceritakan hal-hal absurd kakaknya. "Lo nggak tau aja gimana dia aslinya. Sumpah ya, cuman Kak Putra doang deh kayaknya yang mau sama Kak Nana. Jahilnya itu loh, mendarah daging." Keyra berdecak berkali-kali, tak mampu mengutarakan betapa spesialnya kakaknya satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
Genç KurguHappy Reading, Gezz!🧚💗 *** "Hujan akan selalu memberi kenangan di tiap genangan." Pertemuan pertama mereka kala itu, tidak begitu membekas dalam memori. Sehingga, saat mereka bertemu kembali, mereka bersikap selayaknya orang asing. Pertanyaan yang...