Part 5

337 48 1
                                    

Malam hari setelah acara benar-benar selesai. Mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Somi, alasannya Somi ingin tidur di kamarnya sebelum dia benar-benar pindah.

Somi langsung melangkah menuju kamarnya tanpa menghiraukan panggilan dari orangtuanya. Haechan hanya menatap punggung Somi yang semakin lama semakin hilang dari pandangannya. Gadis itu terlihat murung dan menangis setelah acara pernikahan selesai.

“Maafin Somi ya Haechan. Dia emang anaknya gitu”

“Enggak kok tante. Saya tau, Somi belum bisa menerima saya”

“Jangan tante dong, panggil saya mama” ucap Wendy tersenyum.

“Iya, Ma” jawab Haechan canggung.

“Kamu susul gih Sominya”

Haechan hanya menganggukkan kepala mengiyakan. Ia menaiki tangga dengan ragu-ragu, namun akhirnya meyakinkan diri dan melangkah menuju sebuah pintu bercat coklat yang ada di hadapannya. Pintunya tidak tertutup ia bisa melihat Somi yang duduk di depan meja rias sedang membersihkan make upnya. Sedangkan ia hanya berdiri mematung di depan pintu tanpa berniat masuk.

“Masuk aja” kata Somi dengan berat hati

Haechan melangkah masuk dan duduk di atas ranjang mengamati gadis yang hari ini baru saja sah menjadi istrinya. Cantik, ucapnya dalam hati.

Somi membalikkan badannya menghadap Haechan dan menatapnya dengan tatapan serius.

“Gue benar-benar gak suka lo sama sekali” tutur Somi tiba-tiba.

Haechan tersenyum tipis “Saya tau” mengingat bagaimana Somi menangis saat perjalanan pulang dan terus menyebutkan nama Guanlin, serta kata maaf berulang kali.

“Gue gak mau tidur seranjang sama lo” tegas Somi.

Haechan yang mendengarnya sedikit terkejut namun setelahnya tidak mengambil pusing dengan perkataan Somi.

“Oh baik” jawabnya.

“Dan satu lagi, pikirkan untung membeli rumah atau apartemen jika kita tinggal bersama. Gue gak mau terus-terus satu kamar sama lo”

“Orangtua kita sudah menyiapkan apartemen untuk kita” tukas Haechan.

“Bagus kalo gitu” namun Somi agak sedikit ragu dengan orangtua mereka.

Ia kemudian berdiri dan mengambil bedcover yang ada di dalam lemarinya untuk di jadikan alas tidur Haechan dan meletakkannya agak jauh dari ranjangnya.

“Ini buat alas lo tidur, jangan dekat-dekat gue” ujar Somi.

Haechan kemudian mengangguk dan berpindah ke tempat yang disediakan Somi untuknya. Membaringkan diri sesaat, namun merasa tak nyaman karena badannya yang sedikit lengket dan berkeringat.

“Boleh saya mandi?” tanya Haechan.

“Tunggu” ucap Somi

Ia kemudian membuka lemari mengambil handuk dan membuka laci lemari untuk mengambil sabun, sikat gigi, dan pasta gigi lalu menyodorkannya pada Haechan.

Setelahnya ia langsung merebahkan dirinya di atas ranjang, mengambil handphonenya dan mengetikkan pesan pada pacarnya

Guanlin

Guanlin?

Iya sayang, ada apa?

Aku kangen, kamu kenapa akhir-akhir ini gak ngabarin aku?

Maaf sayang, aku sibuk sekali. Papaku memintaku mengurus perusahaan untuk sementara.

Forced Marriage (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang