Sebuah Pertemuan

13 6 0
                                    

Kay berjalan ke arah pintu ruang direktur utama. Ia mengintip seorang laki-laki setengah baya di balik kaca pintu. Laki-laki itu tertunduk, seperti sedang menuliskan sesuatu.

Kay memasukkan tangannya ke dalam tas kecil yang berisi pisau. Ia hendak mengambil pisau itu untuk membunuh Pak Moreno, Ayahnya.

Cklek. Pintu itu terbuka. Kay dan Pak Moreno bertatapan mata. Entah mengapa, Kay tak bisa bergerak. Badannya bergetar hebat. Ada kemarahan dan dendam yang tak dapat terungkap dari pandangan matanya. Ia ingin segera mengambil pisau itu dan menusuk Pak Moreno, tetapi kemarahannya dan rasa trauma yang menyerangnya, membuatnya hanya bisa berdiri tanpa bertindak.

Tiap kali ia bertemu dengan ayahnya, tiba-tiba bayangan ibunya yang mati tergantung menghampiri pikirannya. Ada sebuah luka di hatinya yang tidak bisa dijelaskan. Bahkan ia ingin menangis, tapi tak mampu.

Pak Moreno menatap lekat gadis di hadapannya. Ia seperti mengenal pemilik mata indah yang sedang berdiri dengan tubuh bergetar itu. Pikirannya melayang, mengingatkannya akan gadis kecil bernama Kayla Zee Moreno. Seorang gadis kecil cantik, yang keberadaannya tak diharapkan olehnya.

Pak Moreno dan ibu Kay pernah menjalin sebuah hubungan terlarang. Pak Moreno muda adalah seorang pria dengan banyak pengagum. Selain tampan, ia dilahirkan dalam sebuah keluarga yang kaya raya. Sayang, ia memiliki tabiat buruk, yaitu suka berganti pasangan.

Sudah tiga perempuan ia ambil keperawanannya dengan sukarela tanpa berakibat kehamilan. Setelah ia mendapatkan keperawanan, ia tinggalkan begitu saja gadis-gadis itu, meskipun mereka memohon.

Hingga ia bertemu dengan Meutia, seorang gadis bangsawan dari keluarga terpandang. Gadis itu adalah gadis cerdas, cantik, dan berprestasi. Karena kecerdasannya, ia didapuk sebagai pewaris perusahaan besar milik orang tuanya.

Moreno tahu, jika ia menikah dengan Meutia, maka kekayaannya akan bertambah banyak. Moreno pun mendekati Meutia, dan ia berhasil mendapatkan Meutia menjadi istrinya.

Sayang, rumah tangga mereka tak berjalan dengan baik. Setiap hari, Moreno melakukan kekerasan kepada Meutia. Moreno tak berubah, meski seorang anak laki-laki hadir di tengah-tengah mereka. Sejak kecil, anak laki-laki Moreno selalu melihat ibunya dipukuli dan diperlakukan dengan tidak baik. Anak laki-laki itu berjanji, akan membalaskan dendam untuk ibunya.

Suatu saat, Moreno bertemu dengan Clara. Clara bukan orang sembarangan. Tidak semua orang bisa mendekatinya. Akan tetapi, Clara langsung tunduk ketika Moreno menyatakan cintanya, tanpa ia tahu, bahwa Moreno telah memiliki istri dan anak. Hubungannya dengan Clara tak sebatas rekan kerja. Mereka mulai berkencan, dan pada akhirnya Clara hamil.

Moreno tak mau bertanggung jawab. Ia menyuruh Clara menggugurkan kandungannya. Tetapi Clara tak mau. Sampai anak itu lahir bersamaan dengan kematian Meutia karena depresi. Mau tak mau, Moreno akhirnya menikahi Clara karena Clara mengancam akan menyebarkan berita perselingkuhannya kepada media.

"Siapa kamu?" tanya Pak Moreno.

Kay memundurkan langkahnya. Lidahnya kelu. Sekuat tenaga, ia membuka pintu kaca ruangan. Dan berlari ke arah basement. Kay tak bisa menangis. Ia hanya bersandar di tembok dan merutuki dirinya sendiri.

Ponsel Kay berbunyi. "Halo."

"Halo, bagaimana? Sudah berhasil membunuh ayah kita?"

Kay mengembuskan nafasnya dengan kasar. "Entahlah. Tiap kali bertemu dengannya, aku menjadi sangat marah dan ingin menangis, tapi tak mampu. Badanku cuma bisa bergetar hebat kalau lihat dia. Aku harus bagaimana?"

"Kalau kamu nggak bisa, biar aku yang membunuhnya!"

"Tapi...."

"Serahkan padaku, Kay. Kamu diamlah saja!"

KAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang