Chapter 8.Utakata mendapati Sasori yang melambaikan tangan padanya dan Hotaru, pemuda berambut merah itu membantu membawa barang bawaan mereka.
"Maaf merepotkanmu Sasori." Ucap Utakata, tentu saja Utakata merasa tak enak hati melihat pemuda desa itu bangun pukul 5 pagi dan menjemput mereka.
"Daijoubu." Ucap Sasori singkat, bibirnya tersenyum ketika melihat Utakata memberikan kue yang belum pernah ia makan, dia hanya pernah melihatnya di tv. Sasori mengucapkan kata terima kasih sambil menerima kotak berisi kue itu, pasti lezat pikirnya.
"Sasori, bagaimana kabar Baa-chan ?" Tanya Hotaru menenteng tasnya sambil masuk kedalam rumah.
Sasori menghela nafas.
"Kesehatannya menurun, Dia terus memikirkan kalian, terutama Utakata-nii." Sasori melirik Utakata yang mengangguk paham, di umur nenek Chiyo yang sudah 70-an tentu kondisinya semakin sulit."Utakata-nii, menjadi lebih tampan eh." Ucap Sasori jujur, Utakata hanya terkekeh.
Hotaru tersenyum senang.
"Hotaru-nee pasti selalu khawatir, karena banyak gadis dikota yang menyukai Utakata-nii." Ucapan Sasori membuat Hotaru sebal, Hotaru jadi mengingat wanita berambut biru tua yang membuat mereka kembali kemari.Utakata yang melihatnya hanya menyangkal.
"Tidak, banyak pria yang lebih tampan di kota." Ucap Utakata, berkerja sebagai bartender tentu saja Utakata selalu melihat para pria gaul dan keren di club.Hotaru menghela nafas lega.
"Dan di kota banyak wanita yang lebih cantik dari Hotaru-nee." Ucap Sasori bercanda, mendapat pukulan ringan Hotaru. Utakata tak menyangkal, pikirannya tertuju pada Hinata.
"Jika kau ke kota, tak ada gadis yang menyukaimu." Ucap Hotaru kesal. Hotaru jalan lebih dulu, masuk kedalam rumah meninggalkan Sasori yang tertawa dan Utakata yang terdiam.
Utakata melirik pintu kamar nenek Chiyo, tangannya ditarik oleh Hotaru ke dapur sambil mengatakan bahwa Sasori telah menghancurkan dapur. Dapur terlihat berantakan, dinding di dapur di penuhi oleh noda coklat dan hitam. Hotaru mengomel sembari menatap tajam Sasori yang sedang menggosok dinding dengan kain lap.
"Hotaru, lebih baik kau membantu Sasori. Mengomel terus tak akan membuat dinding itu menjadi lebih bersih." ucap Utakata mendapat cengiran Sasori, Hotaru lalu mengikat rambut pirangnya lalu mengambil lap lain dan membantu Sasori.
"Aku akan bereskan barang kita dulu." ucap Utakata membawa tas mereka ke kamar.
Namun saat melewati kamar nenek Chiyo, Utakata melihat nenek Chiyo melambaikan tangan menyuruhnya masuk kedalam kamar. Utakata lalu masuk ke dalam kamar nenek Chiyo.
...
...
...Siang ini, mereka berempat berkumpul lagi di ruangan milik Shino, pria berkacamata itu menghela nafas setelah mendengar penjelasan Yugao dan Hinata, rahang Izuna menjadi keras mendengarnya, Izuna tak bisa berkata-kata mendengar Sasuke sudah mempunyai istri dan tinggal di desa.
"Aku pergi kerumahnya kemarin, tapi rumah itu sudah kosong." ucap Yugao, Yugao ingat ketika dia pergi ke club milik Suigetsu dan meminta alamat Sasuke.
Hinata menghela nafas, ia sudah baikan, sejak kejadian 2 hari lalu.
"Setidaknya dia sudah bertemu Sumire dan Naoki, itu cukup meringankan hatiku." ucap Hinata, Izuna yang melirik Hinata lalu melirik Shino. "Apa dengan melihat anak-anaknya dia bisa ingat ?" tanya Izuna."Kurasa benturannya sangat keras saat kecelakaan, hingga benturan kecil saja hanya membuat beberapa ingatan kembali, dari cerita Hinata-san tadi bahwa Sasuke-san terbentur namun hanya ada ingatan kecil saja." jelas Shino, Yugao mengangguk lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back Home - SasuHina.
Fanfiction"Suamiku belum mati !" Itulah yang Hinata selalu pikirkan ketika 7 tahun lalu ia mendengar bahwa Uchiha Sasuke telah mati dalam kecelakaan, namun Hinata tidak percaya semua itu! Sampai ia bertemu seseorang yang mirip dengan mendiang suaminya.