01 - Dia Kembali

243 32 15
                                    

- Yang paling berharga di dunia ini bagimu hanyalah dirimu sendiri."

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Perth POV

Tidur berhargaku terusik karena dering telponku yang terus berdering.
Astaga ini masih jam 5 pagi.

Dan siapa orang yang tidak punya Adab untuk meneleponku sepagi ini.
Padahal aku baru saja tidur jam 3 pagi setelah bermain bersama Siwat.

"Hem siapa?" tanya ku galak.
"Kamu dimana?" tanya seorang yang sepertinya familiar suaranya.

Aku memaksakan membuka mata untuk sekedar melihat siapa yang sedang berbicara.

Mai Cerewet.

"Aku Title." suara dari seberang telepon.

Aku langsung beranjak duduk.
"Di rumah temen."  jawabku.
Sebelum P'Tle menjawab, Mark menarik pinggangku untuk ia peluk.
"Siapa?" tanya Mark dengan suara berat khas orang tidur.
"Ada apa Phi menelponku sepagi ini?" tanyaku sebelum Phi berbicara.

"Aku ada di Panti Asuhan berniat menjemputmu." jawab P'Tle membuatku bengong.

Apaan?

"Hah menjemput? Maksudnya?" tanyaku masih nggak paham.
"Pulanglah nanti, ada banyak hal yang harus kubicarakan, tidurlah dulu. Kamu pasti capek semalaman begadang bermain bersama pacarmu." sindir Phi Tle.
Membuatku malu.

Phi menutup teleponnya.
Dan Mark menyuruhku untuk tidur lagi.

"Tidurlah, atau kamu ingin bermain lagi?" tanya Mark sambil tetap memejamkan mata.
"Nggak." kataku menolak tapi ku mulai memeluknya.
Tidak memikirkan niat Phi Tle 'Menjemputku?' mungkin akan mengajakku bermain.

Perth POV end.

...

Panti Asuhan Rosemary

Title kecil berusia 4 tahun memandang gemas pada balita seusianya yang sangat manis dan cantik.

Balita itu kehilangan ingatannya dan susah untuk berbicara. Ia ditinggalkan begitu saja di jalanan dan ditemukan Mai.

"Namanya siapa?" tanya Tle pada Mai si Ibu Panti.
"Belum ibu kasih nama, kamu punya ide?" tanya Mai pada si kecil Tle.

Tle menatap Mai lalu pergi sebentar ke kamarnya. Mengambil Buku Catatan, Tle itu sangat cepat sekali belajar.
"Perth, seperti tempat ibu Tle sekarang sedang bekerja." kata Tle sambil tersenyum berharap Mai setuju.
"Baiklah nama si mungil ini Perth, kemudian panjangannya?" tanya Mai.

Ia ingin Tle mau berteman dengan si kecil Perth.
"Tanapon, Perth Tanapon mulai saat ini jadi temannya Tle." ucap Tle sambil tersenyum apalagi saat melihat tangannya dipegang Perth.

Perth itu lelaki.
Tapi bagi Title, Perth itu cantik seperti anak perempuan.

"Mulai sekarang kita berteman yah." ucap Tle yang mengusak rambut si Pendek.

Mereka tumbuh seperti kakak adik, mereka adalah sahabat yang saling melengkapi.

Perth adalah kesayangan Title.
Dan Title adalah Malaikatnya Perth.

Sampak di Usia 10 tahun Title mendapatkan Orang Tua Asuh, sedangkan Perth disuruh Tle tetap disana.
Menunggu Tle yang akan menjemputnya.
Title pindah ke Korea bersama Orang Tua asuhnya.

.

Kini 12 Tahun berlalu.

Dan Tle menjemput Perth untuk tinggal bersamanya.
"Dia sering menginap di Rumah Mark, kekasihnya sejak kelas 11." Mai menjelaskan pada Tle tentang keberadaan Perth.

Kini Perth maupun Title berusia 22 tahun, dan Title sudah mendaftar ke Universitas yang sama dengan Perth.
Fakultas Seni.

Keduanya menyukai Seni Gambar dari kecil.
"Adik kecilku ternyata sudah dewasa hingga berani menginap di rumah kekasihnya." ucap Tle yang dibalas tawa oleh Mai.

"Dia itu tetap si kecil yang suka merajuk, manja sekali dan tetap seperti anak kecil, yah untung Mark Siwat yang lebih tua satu tahun darinya sangat dewasa. Semenjak kamu pergi ke Korea, Perth lebih suka mengurung diri di Kamar dan sibuk melukis, saat SMA mengenal Mark, mulai lah Perth bisa ceria." cerita Mai barusan membuat Title tersenyum.

Title cukup senang karena Mark bisa membuat Perth terbuka.
Ia cukup khawatir juga karena selama 6 tahun mereka bersama, Perth hanya menjadikan Tle satu-satunya tempat bagi Perth.

Title tidak sabar menemui Perth secara langsung.

Apakah semakin tampan atau malah tetap cantik?

.

Title POV

Aku terbangun saat pintu kamar Perth dibuka dengan keras.
"Phi Tlee." teriak bocah yang kukenali sebagai Perth, ia menerjang tubuhku yang baru saja duduk.
Ia memelukku hingga kami bergulingan di Kasur.

Perth memelukku lebih erat bahkan ketika kita sudah sama terdiam.
Terdengar isak tangis perlahan dan bajuku terasa basah.
Anak ini menangis.

Aku mengelus kepala dan punggungnya.

"Ssst, aku sudah disini, Phi sudah kembali." kataku menenangkan dirinya.

Ia tetap cengeng.
Tetap pendek.
Tetap barbar dan teriak-teriak.
Kulitnya lebih hitam.

Dan makin tampan.
Tetapi, kecantikannya membuatku terkesima untuk beberapa saat tadi sebelum aku mengenalinya sebagai bocah ingusan yang cengeng.

"Aku sangat rindu sama Phi." 12 tahun kita terpisah jarak dan waktu.
Terkadang aku pun takut dia melupakanku.

Kami sudah duduk tapi masih saling memeluk.

"Phi juga sangat merindukanmu Perth. Mulai sekarang Phi tinggal di Thailand dan kuliah disini, Phi juga dibelikan Apartemen sama Papa Phi, kamu tinggal sama Phi mulai sekarang." kataku membuat dia mendongak.
Wajahnya sangat lucu.

"Apa boleh?" tanya Perth bingung.
"Hemb, orang tua Phi nggak masalah dengan itu." ucapku sambil mengusak rambutnya.

Dia tersenyum senang.

Siang ini aku membantunya berkemas, dia pamitan sama beberapa anak disini, ia terlihat sedih meninggalkan mereka.
Mai juga ikutan sedih.

Tapi aku merasa senang kembali bersama sahabat terbaikku. Apalagi kita akan tinggal bersama.

Title POV end

...

Tbc

...

Note : Karakter Perth disini tetep polos tapi udah dipolosin sama Kang Mesum Siwat.

04.00 AM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang