DAFA | 6

1.8K 232 73
                                    

"Berapa kali aku bilang,  aku nggak suka kamu terlalu deket sama Dafa!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berapa kali aku bilang, aku nggak suka kamu terlalu deket sama Dafa!"

Rena yang tadi sibuk makan, langsung mendongak, menatap Gabriel yang sedang bersedekap di hadapannya.

"Maksud kamu? Aku harus jauhin dia, gitu?"

Gabriel mengangguk.

Dahi Rena berkerut. "Ya kali, El. Dia tuh sahabat aku. Bahkan sebelum aku kenal kamu, aku udah kenal dia duluan."

BRAK!

Gabriel menggebrak meja yang memisahkan Rena dan dirinya, membuat Rena terlonjak kaget. Ia berusaha bersabar, sambil menahan malu karena sekarang, mereka berhasil menjadi pusat perhatian satu restoran.

"Kamu dibilangin susah banget, sih! Kalo aku bilang jauhin, ya jauhin!"

Rena meletakkan garpunya kasar. "Kamu egois banget, sih! Kamu terlalu ngekang tau, nggak!"

"Aku kayak gini, karena aku sayang sama kamu, Rena! Aku cemburu! Kamu nggak ngerti! Aku nggak mau kehilangan kamu!"

Rena mengambil napas dalam-dalam, menghembuskannya perlahan. Ini bukan yang pertama. Mereka sudah sering berdebat karena sifat Gabriel yang terlalu posesif.

"Kamu malah bakal kehilangan aku kalo kamu kayak gini," ucap Rena, mencoba memberi pengertian pada Gabriel. Namun sayangnya, Gabriel terlalu batu.

"Aku nggak mau tau, Rena, kamu harus jauhin dia!" Gabriel melempar berlembar-lembar uang seratus-ribuan, menarik Rena keluar dari restoran.

"Aw! El, pelan-pelan!" Rena meringis kesakitan akibat cengkraman Gabriel di pergelangan tangannya. Gadis itu susah payah menyamakan langkahnya dengan langkah Gabriel.

Sesampainya di mobil, Gabriel mendorong Rena masuk ke dalam mobil, membanting pintu, lalu melajukan mobilnya kencang, membuat Rena ketakutan.

"El, pelan-pelan! Kamu mau bunuh kita?!" Gabriel bergeming.

"EL!"

"DIAM, RENA!" bentak Gabriel, membuat Rena berjengit kaget. Gadis itu menahan air matanya agar tak tumpah.

"El, pelan-pelan. Please," mohon Rena. "Aku bakal jauhin Dafa. Pelanin mobilnya."

Mendengar itu, Gabriel langsung melambatkan laju mobil. Ia mengusap rambut Rena lembut sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Aku suka kamu yang nurut gini," ucapnya, membuat Rena berdecih. Gadis itu memilih membuang muka ke luar jendela, enggan menatap Gabriel.

Setelah satu bulan berpacaran, sifat asli Gabriel mulai terlihat. Gabriel sangat posesif, pencemburu, pengatur, dan mudah marah. Bahkan tak jarang ia menyakiti Rena. Bukan sekali dua kali Rena menangis karena ulah Gabriel, padahal Rena bukan tipe orang yang cengeng. Bahkan bisa dibilang, Rena hampir tidak pernah menangis.

DAFA'S PRIORITY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang