Hari ini, Rena berangkat sekolah tanpa Dafa.
Laki-laki itu sedang demam. Kemarin, ia kehujanan saat perjalanan pulang sehabis dari rumah Rena. Jadilah, hari ini Rena berangkat diantar Alfi, ayahnya.
"Nanti pulang Ayah nggak bisa jemput. Kamu bisa naik ojol?" tanya Alfi. Rena mengangguk, lalu mencium pipi ayahnya.
"Rena sekolah dulu, Ayah. Daaa!!!"
"Sekolah yang bener. Hati-hati pulangnya!" ucap Alfi sebelum Rena turun dari mobil. Gadis itu mengacungkan kedua jempolnya, lalu berjalan masuk ke dalam sekolah.
Jam istirahat, Rena memilih untuk duduk di tepi lapangan, menyaksikan kehebatan sang pujaan hati dalam memantulkan si oranye. Sesekali gadis itu berdecak melihat betapa hebat dan kerennya Gabriel di lapangan.
Gadis itu sibuk mengamati Gabriel sambil senyum-senyum sendiri, hingga tiba-tiba, Gabriel balas menatapnya, membuat darah Rena rasanya surut.
Entah Rena bermimpi atau tidak, ia bisa melihat Gabriel tersenyum kepadanya. Ia celingukan, mencari seseorang di sekitarnya. Kali saja, Gabriel tersenyum pada orang di belakangnya. Namun di sana tidak ada siapa-siapa. Hanya dirinya seorang.
OMG, Kak Gabriel barusan senyum ke gue, kan?
***
Rena berdiri di depan gerbang, tangannya sibuk mengotak-atik aplikasi ojol. Ia berdecak, saat menyadari kuotanya habis. Dan sialnya, pulsanya juga habis. Maklum, akhir bulan.
"Mampus, gue pulangnya gimana," gumamnya. Ia menoleh ke sekitar, barangkali ada yang bisa ia mintai bantuan. Namun nihil, tidak ada satupun yang ia kenal.
Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti tepat di depan Rena. Gadis itu langsung waspada, takut-takut si pemilik mobil adalah orang jahat.
Sang pengendara membuka kaca, dan ketika itu juga, Rena melongo. Ia mencubit pahanya keras-keras, lalu meringis kesakitan.
Ini bukan mimpi, itu Gabriel!
"Belum pulang?" tanya Gabriel. Rena menggeleng. Seharusnya, sekarang ia meminjam ponsel Gabriel untuk menghubungi Bundanya, minta diisikan pulsa. Namun tubuhnya kaku, lidahnya kelu. Rena gugup setengah mati.
"Dijemput siapa?" tanya Gabriel lagi. Rena diam, bergeming. Kesadarannya masih belum kembali rupanya.
"Hei?"
"Ha? Oh, sama abang ojol. Tapi kuota gue habis. Gue bisa pinjem hapenya nggak, Kak? Mau sms Bunda buat beliin pulsa." jawab Rena.
"Bareng gue aja, gue anterin."
Rena bak tersambar petir. Entah kebaikan apa yang ia lakukan sampai mendapat berkat berlimpah-limpah hari ini. Sudah disenyumi Gabriel, sekarang ditawari pulang bersama?
KAMU SEDANG MEMBACA
DAFA'S PRIORITY ✓
Historia Corta[SHORT STORY] Tentang Dafa yang selalu memprioritaskan Rena dalam hidupnya, bahkan melebihi dirinya sendiri.