07- [ Best Friends ]

4.9K 464 21
                                        

Sinar rembulan memantulkan dirinya di air kolam yang begitu jernih. Sesekali air kolam itu bergerak tatkala ada yang menyentuhnya. Suasana yang amat dingin di malam hari ini membuat tiga pemuda yang sedang menikmati malam ini mengharuskan diri mereka mengeratkan pakaiannya. Ada juga yang menghangatkan diri dengan sebatang rokok, seperti halnya dengan Candra, lelaki itu memang tidak bisa jauh dengan benda panjang kecil itu.

"Can, lo bisa matiin enggak rokoknya? Bau banget." Suruh Alzio sembari mengipas-ngipas wajahnya yang terkena asap rokok.

Alzio memang tidak merokok, hal itu disebabkan akan adanya penyakit paru-paru yang ia alami. Akan tetapi, semakin ia tidak ingin merokok membuatkan dirinya benci dengan asap rokok.

Candra mengepulkan asap rokoknya. "Enggak asik lo, Al, baru aja nyala rokok gue."

"Udah abis tiga batang juga lo," sahut Azra.

"Fitnah lo!" Candra mendelik tajam pada Azra.

Suasana menjadi hening seperti awal. Candra yang asik dengan rokoknya sambil menatap rembulan yang bersinar di langit sana, Azra yang iseng main-main dengan air kolam dan Alzio yang tidak bisa lepas dengan buku.

"Al." Azra bersuara tiba-tiba.

"Hmm."

"Gimana, sih, rasanya dikejar sama cewek?" Alzio mendongak, netranya menatap Azra dengan tanya. Emosinya mendadak bergejolak di sana. Ia selalu sensitive saat ada seseorang yang menyinggung tentang Sofia yang mengejarnya.

"Lo ngejek gue?" Ia merasa tersinggung dengan pertanyaan Azra.

Azra mengernyit. Ia merasa tidak mengejek Alzio, ia hanya benar-benar bertanya tidak ada maksud lain.

"Gue serius. Soalnya gue enggak pernah dikejar sama cewek normal, yang ada gue dikejar-kejar sama cewek...." Ia menegaskan di awal kalimatnya dan menggantung di akhir kalimatnya.

"Cewek gila yang ada di depan rumah lo itu, kan, Az? Ha ... ha ... ha! Gila sih! Tiap harinya nungguin lo mulu! Sekalinya lo keluar, ayang Azra wawange (Saranghae)! Ha ... ha." Candra menertawakan nasib malang Azra yang memang selalu ditunggu oleh perempuan tidak waras yang selalu membawa-bawa bunga bangkai layu.

Azra mendelik pada Candra yang belum menghentikan tawanya. "Diem lo!" ujarnya marah.

"Oke. Candra ganteng diem," sahut Candra lantas mengatupkan bibir.

Azra mengabaikan Candra. Ia kembali pada Alzio sebagai narasumber yang ditujunya. "Jadi?"

Alis sebelah kanan Alzio terangkat. "Apanya?"

Azra membuang muka sembari berdecak kesal. Otaknya mengumpati orang yang telah menjadi temannya beberapa waktu lalu. "Perasaan lo, pas Sofia ngejar-ngejar lo!" serunya memenuhi wilayah kolam.

"Ya malu lah, Surikem!" Bukan Alzio yang menjawab, melainkan Candra dengan suara yang tak kalah keras dari Azra.

"Gue enggak nanya sama lo!"

Candra hanya mengangkat bahunya acuh, ia kembali pada rokoknya.

"Al," panggilnya lagi pada Alzio.

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang