09 - [ His Little Sister]

4.5K 414 27
                                    

_____Happy Reading _____

Taman yang dipenuhi oleh para muda-mudi ataupun orang-orang dewasa. Hari ini hari libur, wajar saja jika sekarang ini taman menjadi ramai, karena mereka semua mengisi liburannya dengan bermain di taman.

Tapi tidak dengan Alzio. Pemuda yang memakai kaos abu-abu polos dan celana jeans selutut itu tidak menikmati suasana taman ini. Ini semua karena ibunya yang menyuruh dia untuk mengasuh adiknya yang baru berumur tiga tahun.

Berkali-kali ia mengembuskan napas jengah. Bahkan kini wajahnya telah datar, mengalahkan triplek. Adik kecilnya itu sedang aktif-aktifnya hingga membuat dia kewalahan untuk menjaganya.

"Abang Icha mau itu." Mysha, adik kecil Alzio menunjuk pedagang permen kapas.

Alzio mengembuskan napas jengah. Entah sudah keberapa kalinya adiknya itu minta ini, minta itu. Dia bukan lelaki yang menyukai anak kecil.

"Beli sendiri." Karena malas ia menyuruh Mysha untuk berlari ke arah pedagang arum manis.

Sambil menunggu Mysha, Alzio duduk santai di kursi taman. Ia mainkan game yang ada di ponselnya, hingga lama-kelamaan ia pun hanyut dalam game itu dan melupakan Mysha yang tak kunjung kembali.

_____Dear Diary_____

Tubuh ringkih itu sangat menampakkan betapa lelahnya sang pemilik. Sofia merentangkan tubuhnya yang terasa pegal akibat mengerjakan semua pekerjaan rumah. Hari ini pekerjaannya tidak terlalu banyak. Karena kondisi tubuhnya yang sudah tidak sesehat sembilan tahun lalu, jadi dia mudah sekali kelelahan.

Rumah huniannya telah sepi. Yerry sudah berangkat ke rumah sakit, begitupun dengan Faikar yang sudah berangkat ke kantornya. Arabella? Gadis itu memang belum pulang dari malam.

Ia duduk lelah di kursi tempat biasa mereka makan, kecuali Sofia. Rumahnya sepi, jadi ia bisa bebas mau melakukan apa pun itu, kecuali dengan hal-hal yang sudah dilarang oleh sang tuan dan nyonya rumah ini.

"Bored, capek," keluhnya sesekali mengelap keringat di pelipis dan lehernya.

"Mau refreshing tapi kemana?" Otaknya memutar memikirkan tempat yang cocok untuk menenangkan diri.

Pagi ini ia tidak kerja karena shift pekerjaannya terdapat di waktu sore sampai malam hari. Berhubung ini juga bagian liburnya; meskipun setengah hari, ia ingin menghabiskan waktunya untuk refreshing, agar semua pikirannya enyah.

"Ke taman aja kali ya? Pasti seru." Akhirnya ia memutuskan untuk ke tempat yang selalu menemaninya di hari libur.

_____Dear Diary_____

Seorang anak kecil dengan arum manis di tangan mungilnya tengah menangis histeris karena kehilangan jejak sang pengasuh.

Tidak ada orang yang ada di sekitarnya, sebab wilayah yang ia tempati adalah wilayah taman yang jarang orang-orang datangi karena tempatnya yang tidak ada yang menarik. Sayangnya gadis bergaun ungu dan dikepang Paris  itu malah tersesat di tempat yang salah.

"Bunda!" Tangisannya kian mengeras kala ia tidak mendapati satu pun orang.

Tepat pada saat itu juga, gadis berpakaian sedikit lusuh menghampirinya. Dari tadi dia memang mendengar suara tangisan anak kecil. Ia ikuti arahnya dan ternyata tangisan anak kecil itu ada di tempat yang telah ia tuju.

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang