Epilogue

5.8K 473 2
                                    

Author POV

Tampak kedua orang yang sedang tertawa bersama sembari menyantap makanan yang mereka sengaja bawa dari rumah. Mereka bercanda seperti mereka sudah saling mengenal sejak bertahun-tahun yang lalu. Melupakan tentang kejadian-kejadian belakangan.

Selang beberapa saat, tawa Lenox mereda. Gadis itu pun menghabiskan makanannya. Setelahnya, dia meminum sirup jeruk yang sengaja dia bawa dari rumah. Lenox menatap lurus kearah kolam yang berlokasi tepat disamping mereka.  Dia teringat sesuatu. Sesuatu yang sudah membuat rasa ingin tahunya memuncak.

“Can I ask you?” Tanya gadis itu ragu-ragu. Cameron memalingkan wajahnya ke arah gadis itu. Awalnya ia menatap gadis itu bingung tapi, pada akhirnya tetap saja menganggukkan kepalanya.

“Kenapa dulu kau sangat dingin dan selalu menjauhiku?”

Gadis itu berucap sembari menatap air danau yang terbilang cukup bersih. FYI, mereka berdua sedang piknik. Ya, hal yang selalu diinginkan gadis itu. Cameron-lah yang mengajak. Sebagai tanda minta maafnya. Dan taman yang dimana mereka berada sekarang adalah taman dimana Lenox piknik dengan keluarganya saat kecil. Kebetulan yang luar biasa.

“Ini memalukan. Sungguh!” Ucap Cameron pelan.Gadis itu menatap Cameron bingung. Tapi, dia mengalihkan pandangannya dari Cameron agar pemuda itu tidak merasa semakin malu ketika gadis itu menatapnya.

“Aku hanya takut Dad akan jauh memperhatikanmu. Ini memalukan untuk seorang pria berusia 20 tahun, kau tahu?”

Akunya dengan wajah yang memerah. Mengingat betapa memalukannya dia dulu. Gadis itu membuka mulutnya, ingin menanyakan tentang dua bingkai foto yang salah satunya dia pecahkan lusa lalu.

“Bingkai foto yang kemarin kau pecahkan adalah ibuku. Dan yang satunya kakakku, Siera” Lanjutnya. Lenox pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

“Kemana mereka?”  Tanya Lenox yang sukses membuat air wajah Cameron  berubah. Gadis itu menjadi merasa bersalah. Dia sudah salah bicara. Tapi, itu sudah terlanjur dia ucapkan. Gadis itu pun meneguk salivanya sendiri. Menyiapkan diri untuk mendengar ucapan pedas yang keluar dari mulut seorang Cameron.

Mom meninggal setelah melahirkanku dan Sierra, dia berkuliah dirusia dan dia belum kembali dua tahun belakangan. Tapi hei, kami masih sering berbicara melewati telepon tentunya.” Sahut Cameron panjang lebar diiringi senyuman yang sebenarnya dia paksakan. Pemuda itu tidak ingin membuat gadis yang duduk disampingnya itu merasa bersalah.

Lenox menganggukkan kepalanya diiringi senyum tipisnya. Dia tetap saja merasakan bersalah. Terjadilah keheningan diantara mereka. Kalau boleh jujur, Lenox sangat tidak nyaman dengan keadaan ini. Tapi, dia juga merasa tidak nyaman untuk berbicara dengan Cameron.

“Bagaimana kalian? Maksudku, kau dengan Kian?” Tanya Cameron diiringi tawa renyahnya yang tentu saja pasti sangat sukses untuk membuat beberapa gadis pingsan. Tidak sampai pingsan juga sih. Lenox tersenyum kecil. Pipinya memerah tanda dia sangat malu. Dia pun memalingkan wajahnya kearah lain agar Cameron tidak melihat wajahnya yang sedang memerah.

“Ya, kami baik.” Sahutnya setelah gadis itu dapat mengontrol dirinya. Cameron mengacak rambut gadis itu diiringi tawanya. Dan ya, Lenox dan Kian sudah berubah status dari sepasang sahabat menjadi sepasang kekasih semenjak 4 hari yang lalu. Tepat dua hari setelah kejadian dimana Cameron meminta maaf kepada Lenox.

“Kau ingin menaiki perahu itu?”

Lenox bertanya sembari menunjuk kearah perahu kayu yang sedang menganggur dipinggir danau buatan yang terbilang cukup besar itu. Belum sempat menjawab, tangan Cameron sudah ditarik Lenox menuju perahu kayu itu.

Detik itu juga, Cameron merasakan sesuatu yang aneh didalam dirinya. Sentuhan gadis itu menyengat seperti listrik. Membut Cameron menjadi salah tingkah sendiri. Cameron pun menggaruk tengkuknya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal lalu mengikuti kemauan Lenox untuk menaiki perahu kayu itu.

What’s wrong with me?

Auhor Note:

FINALLY! Step Brother tamat juga! Kalian ga tau gimana perjuanganku buat ngetik ini cerita! Makasih banyak karena udah baca cerita gaje ini! Dan aku juga ga nyangka kalau banyak yang suka sama Step Brother!

Buat kesekian kalinya, THANKS! THANKS! THANKS! xoxo

Love you all to the moon and back!

Sequel? mmm... we will talk about that at next chapter! and thanks a lot!

Step Brother ; C.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang