Prolog

3K 161 7
                                    

Alana menatap bangunan yang cukup megah itu dengan terheran-heran. "Ini rumah siapa Pa?" tanya Alana.

"Rumah baru kita sayang," jawab Reza.

"Rumah baru? Tapi kok Papa gak bilang sama aku sih, kalau kita punya rumah baru," kata Alana.

"Biar jadi surprise sayang. Yaudah yuk kita masuk, Papa udah siapin kejutan buat kamu," kata Reza sambil merangkul pundak Alana.

Mata Alana pun berbinar. "Yang benar Pa? Kalau gitu ayok kita masuk Pa, aku udah gak sabar mau lihat kejutannya," kata Alana yang di angguki oleh Reza. "Ayok," kata Reza sambil menarik tangan Alana untuk memasuki rumah barunya.

"Mas, akhirnya kamu datang juga," ucap seorang perempuan setengah baya yang datang menghampiri Alana dan juga Reza.

"Kejutan nya mana Pa? Terus dia siapa Pa?" tanya Alana yang masih bingung dengan semuanya.

"Kejutannya di depan kamu, dia Bunda baru kamu sayang," jawab Reza sambil tersenyum lembut.

"Maksud Papa apa? Aku masih gak ngerti Pa," kata Alana sambil menggelengkan kepalanya.

"Dia Fiona, istri baru Papa sekaligus menjadi Bunda kamu," jelas Reza.

"Apa! Papa pasti lagi bercanda kan Pa? Papa tahu, bercandaan Papa gak lucu loh Pa," ucap Alana terkejut.

"Papa gak lagi bercanda sayang, Papa serius. Ayok sekarang peluk Bunda mu nak," kata Reza.

"Gak, dia bukan Bunda ku, dia hanya orang asing yang masuk ke keluarga kita Pa. Mending kita pulang aja, aku gak betah di rumah ini," kata Alana sambil menarik tangan Reza.

"Sayang, kamu gak boleh bicara seperti itu Nak, bagaimana pun juga sekarang Bunda Fio adalah Bunda mu," kata Reza.

"Tapi Pa, bagaimana dengan Almarhumah Mama? Apa Papa udah gak sayang lagi sama Mama?" tanya Alana dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Reza yang tidak tega pun segera membawa Alana kedalam pelukan nya. "Papa sangat menyayangimu sayang, dan Papa gak mau kamu kehilangan kasih sayang sosok seorang Ibu," kata Reza seraya berusaha menenangkan Alana.

"Aku gak merasa kekurangan Pa, kasih sayang Papa aja udah cukup buat aku," lirih Alana.

"Sayang, dengerin Papa ya. Papa hanya yang terbaik untuk kamu, kamu tahu nak, setiap hari Bunda Fio selalu memikirkan mu dan selalu menanyakan kabarmu pada Papa. Papa harap kamu mau menerima Bunda Fio sebagai Bunda mu, kamu mau kan Nak?" tanya Reza sambil meleraikan pelukan nya.

Alana pun menatap Fiona sebentar. Fiona yang di tatap pun tersenyum lembut ke arah Alana. Dengan ragu, Alana pun mengangukkan kepalanya pelan.

Fiona yang melihat itu pun langsung tersenyum bahagia, tak lupa juga disertai air mata bahagia nya. "Sini peluk Bunda nak," kata Fiona sambil merencanakan kedua tangannya.

Dengan segera, Alana pun langsung memeluk Fiona erat, dan Alana pun kembali terisak di pelukan Fiona.

"Hei, Princess nya Bunda kenapa menangis hm?" tanya Fiona sambil menghapus air mata Alana. Alana pun menggelengkan kepalanya pelan.

"BUNDA, KAMI DATANG!"

Alana pun menatap ke arah bergantian ke arah Reza dan juga Fiona seolah bertanya 'siapa mereka?'

"Mereka adalah anak-anak Bunda, sekaligus abang-abang kamu sayang," jawab Fiona sambil mengelus rambut Alana.

'Abang?' batin Alana.

--o0o--

Tbc...
Hai, Lya kembali membawa cerita baru nih^^
Semoga suka yaa^^

My Possessive Stepbrothers [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang